Panggilan masuk di ponsel Ratu, Lilis menanyakan keberadaan yang tidak ada kabar berita. Seharusnya Ratu sudah sampai di rumah papinya, tapi dari kediaman utama meminta Ratu segera datang.
"Malam ini kita makan bersama sebelum aku pergi," pinta Rain yang menatap ponsel Ratu berbunyi bekali-kali.
"Maaf Tua Rain, saya tidak biasa makan malam, Tuan tidak perlu menunggu saya bisa tinggal di sini dengan fasilitas mewah sudah lebih dari cukup." Ratu memejamkan matanya memilih tidur sehingga Rain segera keluar.
Pintu kamar dikunci, Ratu berlari keluar lewat balkon agar bisa segera pergi kekediaman keluarga Albert.
"Aw, sakitnya." Ratu meringis kesakitan karena perutnya mengeluarkan darah kembali.
"Nona baik-baik saja?"
"Cepatlah naik, aku harus segera pergi." Ratu bergegas pergi.
Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar, Rain memutuskan turun lewat tangga tidak seperti biasanya menggunakan lift.
"Darah siapa ini?" Rin melihat ada tetesan darah.
Kepala Rain mendongak ke atas melihat ke arah kaca yaang banyak bekas jejak mencoba menepis pikirannya yang berlebihan.
Ratu masih bersembunyi dibalik tangga, melihat sosok Rain yang sebenarnya sangat cerdas, memiliki perasa yang peka hanya saja buruknya dia selalu menepis apapun yang dipikirkan oleh otaknya jika tidak benar.
"Dia sepertinya memiliki trauma besar dengan sebuah perkiraan sehingga hanya memikirkan hal baik dan tidak ingin beresiko." Ratu menatap Rain yang turun menggunakan lift barulah Ratu meninggal Apartemen.
Sepanjang jalan, Ratu memikirkan pelaku yang menyerang adiknya, mencoba menebak siapa orang yang terdekat dengan Putri.
Sampai di rumah keluarga Albert, Ratu langsung dipersilahkan menemui Tuan Albert yang sudah berjam-jam menunggunya.
"Kenapa kamu lama sekali?" tanya Papi Albert dengan tatapan dingin.
"Tidak ada alasan aku harus terburu-buru, ada apa aku diminta datang?" Ratu berdiri di depan Albert tidak memberi salam sedikitpun.
"Kamu belum mendapatkan kabar apapun?"
Kening Ratu berkerut, dia tidak mengerti ucapan tuan Albert hal yang harus dia ketahui.
"Aku tidak tahu," balas Ratu singkat karena dia memang tidak ingin tahu.
Albert menceritakan jika Elisha hilang dari tempat rehabilitasi, dia dibawa oleh sekelompok orang tidak dikenali dan gagal dihentikan.
Ratu diam saja, mendengar kemarahan Tuan Albert bersangkutan dengan Elisha, sudah dibesarkan sampai melakukan perawatan dengan penjagaan ketat, tapi masih saja kecolongan.
"Kamu yang membawa Elisha?"
"Kenapa Tuan Albert bertanya, jika pada akhirnya saya yang disudutkan?" Ratu mengerutkan keningnya, tidak suka dengan cara bicara Papinya yang menuduhnya.
"Papi tahu siapa kamu dan kenal baik tindakan kamu, bukan hal yang sulit bagi kamu menaklukkan puluhan orang."
Tawa Ratu terdengar, merasa lucu dengan ucapan Papinya. Tujuan Ratu datang karena diminta kembali menemukan pelaku yang sudah melecehkan adiknya.
Tidak ada alasan bagi Ratu menculik Elisha, apalagi dengan kondisinya yang tidak baik juga membutuhkan perawatan medis secara khusus.
"Kamu yakin tidak tahu keberadaan Elisha?"
"Menurut Tuan Albert?"
"Panggil Aryani sekarang, dia asisten pribadi Elisha dan orang yang melihat langsung proses penculikan Elisha." Papi menghubungi seseorang agar membiarkan Aryani masuk.
Ekspresi Ratu tenang, rasa curiganya terarah kepada Aryani orang yang paling dekat dengan Elisha juga bertanggungjawab mengurusi segala kebutuhan.
Suara langkah kaki Aryani terdengar, berdiri di belakang Ratu memberikan hormat kepada Tuan Albert.
"Coba kamu ceritakan apa yang terjadi pada Elisha?"
"Saya mohon izin menceritakan kejadian tadi malam," ujar Aryani yang melihat ke arah Ratu.
Mata Ratu memincing tajam, Aryani melihat ada beberapa orang berbadan besar yang datang dan menyerangnya.
Saat penyerangan Elisha sedang tidur di kamarnya, Aryani juga menujukkan luka di wajahnya karena mendapatkan pukulan.
"Kamu melihat wajah mereka, kira-kira ada berapa orang yang datang?" Ratu melihat secara langsung kebohongan yang Aryani lakukan.
Ratu tidak melihat satu orang di dalam kamar Elisha, hanya ada beberapa penjaga yang patroli.
Cerita yang Aryani tuturkan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dia berbohong juga menunjukkan bukti palsu.
"Terkena apa wajah kamu?"
"Pukulan, dia menyerang saya secara bertubi-tubi." Aryani menunjukkan wajahnya.
"Kamu yakin luka ini karena pertarungan? aku rasa ini pukulan satu kali tanpa perlawanan." Ratu menyentuh wajah Aryani sambil tertawa kecil.
Aryani diizinkan keluar, Albert menatap Ratu yang geleng-geleng kepala. Dia merasa ucapan Aryani sangat penuh drama.
"Sudah berapa lama dia bekerja dengan Elisha?"
"Sejak Elis berusia sepuluh tahun, dia asisten pribadi Elisha setelah mengantikan pengasuh lama." Tuan Albert berharap Ratu memang tidak terlibat dengan penculikan Elisha.
Kepala Ratu mengangguk, dia menginginkan identitas pribadi Aryani. Pasti ada sangkut-pautnya dengan hilangnya Elisha.
"Kenapa kamu mencurigai Aryani?"
"Dia bukan siapa-siapa, bisa saja dia dimanfaatkan oleh musuh dari luar. Bukannya alasan Papi meminta aku kembali bukan mencari pelaku yang mencelakai elisha, tapi agar Ratu menyingkirkan penerus Petro?" senyuman Ratu terlihat, dia sudah memikirkan kelicikan keluarga Albert.
"Apa yang kamu katakan, Papi tidak mengerti?"
Ratu tidak menimpali, langsung pamit pergi karena dia akan menemukan pelaku yang menculik Elisha. Aryani juga akan menjadi salah satu orang yang akan diselidiki.
Di depan gerbang, Ratu menghidupkan tablet mengarahkan sebuah alat mendengarkan pembicaraan Aryani dengan beberapa penjaga yang bertugas di tempat pengobatan Elisha.
"Ratu, ada di sini. Dia pasti di tugasnya menyelidiki kasus Elisha, berhati-hati dengannya karena Ratu bukan orang sembarangan." Aryani meminta semua orang tutup mulut.
"Nona, kemungkinan besar Ratu yang mengambil Nona Elisha, dia tahu soal penyebaran rumor Elisha." Penjaga menyindir Aryani karena dia yang tahu betul soal penyebaran aib Elisha.
Senyuman Ratu terlihat, berdiri tepat di sekitar Aryani. Penjaga takut melihat ekspresi dingin Ratu.
"Ternyata kamu yang menyebarkan rumor?"
Kepala Aryani menoleh ke arah Ratu, mengerutkan keningnya tidak mengerti apa yang Ratu tanyakan.
Senyuman Ratu terlihat, dia hanya meminta Aryani mengatakan siapa yang menyebarkan rumor soal Elisha sampai dia menghilang.
"Aku tidak tahu, saat melihat sosial media berita Elisha sudah heboh. Sungguh saya tidak tahu siapa yang menyebarkan," ucap Aryani dengan wajah serius tidak ada ketakutan sama sekali.
Ratu mengambil perekam suara, menunjukkan kepada Aryani jika dia mendengar jelas jika asisten pribadi Elisha sendiri yang menyebarkannya.
Tidak ada alasan bagi Aryani untuk mengelak, dia akhirnya tersenyum sinis mendekati Ratu sambil menantangnya.
"Kenapa jika memang aku, kamu harus cari tahu dulu siapa aku baru mulai berlaga hebat. Siapa kamu sehingga begitu penting bagi Tuan Albert, lebih baik menjauh sebelum bernasib sama dengan Elisha." Ancaman Aryani terdengar jelas, dia bisa menyingkirkan Ratu sama seperti Elisha.
Senyuman Ratu terlihat, hanya bisa tepuk tangan karena Aryani begitu berani dan lawan yang menyenangkan. Ratu suka orang-orang yang berani seperti Aryani.
***
follow Ig Vhiaazaira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Pradiv
wahhh si lampir cari mati nih 🤣
2023-08-06
0
Bunda Keisha
wuih.. musuh dlm selimut..
2023-08-05
0
Novita Sari
bukannya si Elis emang dicuri oleh ratu y
2023-08-02
0