TINGGAL BERSAMA

Tarikan napas Ratu sangat panjang, merasa lega setelah berputar-putar akhirnya tiba di rumahnya.

Bukannya hanya Ratu yang pusing mencari rumah, tapi Rain juga sama pusingnya karena pertama kalinya pemilik rumah tidak tahu alamat rumah.

"Ayo turun." Rain membantu Ratu untuk berjalan ke rumah.

Kening Rain berkerut karena tempat tinggal Ratu seperti tinggal karena berada di tempat terpencil, tidak ada banyak rumah di kanan dan kiri.

Bahkan Rain tidak melihat satupun orang yang lewat, hanya ada banyak perkebunan di sekitar rumah.

"Tidak punya otak, mana ada manusia yang tinggal di tempat seperti ini?" Ratu mengumpat Lilis yang membuat dirinya nampak seperti orang gila karena tinggal di perkebunan.

"Kamu tinggal bersama siapa?"

"Sendiri," balas Ratu sambil memegang kayu dinding rumah.

Melihat Ratu yang berantakan tidak membuat Rain kaget lagi, dia juga tinggal di tempat yang jauh, tapi semangatnya bekerja cukup tinggi.

"Carilah rumah di sekitar kantor, jangan tinggal sendirian di tempat seperti ini," pinta Rain yang merasa kasihan.

"Ratu belum bisa pergi tuan, gaji yang dihasilkan dari kerja harus melunasi hutang keluarga Ratu meksipun mereka sudah tiada." Kepala Ratu tertunduk, dia tidak tahu cara membuka pintu.

Kepala Rain hanya bisa mengangguk, Rain langsung pamit karena dia memiliki pekerjaan lain, tidak ingin banyak tanya dengan kehidupan pribadi Ratu.

Mobil Rain tidak terlihat lagi, Ratu langsung meraba seluruh dinding karena tidak melihat adanya pintu.

"Bagaimana cara masuk rumah ini, kenapa yang membuat rumah ini aneh sekali, apa dia masuk rumah dari atas?" Ratu mengintip dari balik dinding yang tidak bisa melihat apapun.

"Nona Ratu," panggil Lilis dari balik jendela kecil.

"Manusia tolol, apa kamu tidak bisa mencari rumah yang lebih layak lagi? harga diri aku sangat terhina." Ratu memukul kepala Lilis sambil menutup jendela kuat.

Ratu meringis kesakitan terdengar, kayu jendela sangat kuat sampai melukai tangannya.

Suara mobil balik lagi terdengar, Lilis yang keluar langsung lompat lagi masuk. Ratu duduk di depan rumah dengan wajah memelas.

"Kenapa dia balik lagi?" Ratu menatap Rain yang keluar dari mobilnya melangkah mendekat.

"Kamu tinggal sendirian di sini?"

Kepala Ratu mengangguk, dia sudah menjawab sebelumnya tidak mungkin Rain sudah hilang ingatan karena belum sampai sepuluh menit sudah lupa.

Jika Rain tidak pergi, maka Ratu juga akan lama pergi. Dia tidak ingin berlama-lama di tempat yang sepi, pengap dan jelek.

Ratu membutuhkan bathtub untuk mandi, menyegarkan tubuhnya lalu tidur di ranjang yang nyaman.

"Kamu bisa tinggal di apartemen aku, jika mau?" Rain tidak memaksa dia hanya tidak tega melihat Ratu yang terluka dan tidak ada yang menemaninya.

Sesaat Ratu diam, dia sangat menyukai usul Rain, dengan begitu Ratu bisa menyelidiki siapa Rain sebenarnya.

"Yakin tuan, Ratu takut merepotkan," ujar Ratu yang merasa ragu.

"Tidak perlu sungkan, kamu bisa beristirahat di sana, aku akan menghubungi dokter untuk mengecek kondisi kamu setiap hari." Keputusan Rain meminta Ratu tinggal bersamanya karena dirinya tidak yang membuat Ratu terluka.

Senyuman Ratu terlihat, menganggukkan kepala mengucapkan terima kasih atas kebaikan Rain.

Akhirnya Ratu bisa bernapas lega karena Rain tidak bertanya banyak hal, mungkin kebiasaan dia yang tidak ingin tahu kehidupan orang lain.

"Apa kamu merasa ada yang tertinggal?"

Kepala Ratu geleng-geleng, dia tidak merasa ada yang tertinggal. Bahkan Ratu tidak memikirkan perkejaan di kantor.

Tidak ingin bertanya lagi, Rain fokus menyetir. Terbesit pertanyaan soal pakaian Ratu, tapi jika dia bertanya takut terdengar tidak sopan.

Kaca jendela mobil terbuka, Ratu melihat keamanan di apartemen Rain tidak diperketat sama sekali setelah satu kali Ratu masuk.

"Apartemennya bagus, di sini pasti aman sekali?" Ratu memancing pembicaraan.

"Tidak ada tempat aman di dunia ini," balas Rain dengan nada dingin.

Mobil berhenti diparkiran, Rain membukakan pintu mempersilahkan Ratu keluar, membantunya berjalan ke arah lift.

Di dalam apartemen Ratu sudah tidak asing lagi, dia pernah masuk dan melenyapkan batang bukti.

"Ini kamar kamu, aku harus pergi sekarang karena ada urusan." Rain mengecek ponselnya yang mendapatkan kiriman dari orang kepercayaan.

Berita putri konglomerat Elisha di publik, Elisha dikabarkan mengalami pelecehan dan menghilang setelah rekaman Elisha bersama teman-temannya sedang berpesta.

Persaingan bisnis keluarga Elisha dan Krisna memang sedang bersaing, baru saja Krisna diserang, sekarang berita tidak mengenakkan dari Elisha juga muncul.

Melihat Rain pergi terburu-buru membuat Ratu curiga, dia langsung mengambil ponselnya dan langsung tersentak kaget saat foto adiknya tersebar.

Banyak orang yang menghujat Elisha, menjatuhkan namanya agar saham keluarga Elisha jatuh.

"Apa ini, siapa yang menyebarkan video ini, bukannya video ini sudah terhapus dan lenyap?" Ratu mengerutkan keningnya karena ada orang lain selain Rain dan Krisna yang harus dilenyapkan.

Komentar buruk soal Elisha wanita murahan, dan yang paling mengejutkan, ada video jika Elisha dilecehkan meksipun hanya gambar pecah dan suara teriakkan.

"Kalian semua mencari perkara, mengusik hidup Elisha sama saja mengusik hidup Ratu." Mata Ratu menatap tajam, menyingkap bajunya melihat luka tusuk yang dibalut menggunakan kain tebal.

Ratu menghubungi bawahannya yang sudah menunggu perintah, meminta mobil menjemputnya dari apartemen meminta semua CCTV pengawas di buat eror saat Ratu melangkah keluar.

"Apa yang sebenarnya terjadi? apa mungkin ini perbuatan Rain?" Lilis mengikuti Ratu yang masuk ke dalam mobil.

"Tidak mungkin, Rain seharian bersamaku. Ini pasti ulah orang lain, dan bisa jadi juga pesaing keluarga Elisha." Ratu menjalankan mobilnya untuk kembali ke hotel karena ada banyak hal yang harus dirinya lakukan.

"Bagaimana jika Rain pulang?" Lilis langsung menutup mulutnya karena Ratu sudah mengirim seseorang yang akan menggantikannya di dalam kamar.

Sementara waktu mereka harus menemukan pelaku yang mencemarkan nama Elisha, dia kunci dari masalah dan penyebab kacaunya penyelidikan.

"Mungkin orang dalam rumah," ujar Lilis yang sangat yakin pasti orang dekat dengan Elisha.

"Jangan sampai ada yang tahu aku pulang, tidak ada yang boleh tahu identitas aku. Cukup kamu, Elisha, dan kedua orang tua kami." Ratu menatap Lilis yang tidak boleh membocorkan kepada siapapun.

Senyuman Lilis terlihat, dia sudah menemani Ratu selama sepuluh tahun dan menjadi budak Ratu lima tahun. Lima belas tahun cukup baik Lilis mengenal Felisha Ratu yang terkenal kejam dengan kepemimpinan yang tangguh, memiliki ratusan anak buah dengan bisnisnya yang sukses.

"Kita harus segera menyelesaikan masalah di sini lalu kembali di mana seharusnya kita berada." Ratu tidak nyaman hidup berdampingan dengan banyak manusia serakah.

Kehidupannya memang penuh kegelapan, tapi tidak ada orang-orang baik yang hatinya busuk.

***

follow Ig Vhiaazaira

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***