Badan Ratu demam tinggi, terlalu banyak pikiran sehingga dan mengalami luka menbuat tumbuhnya juga ikutan tumbang.
Infus terpasang, Ratu bahkan kesulitan membuka matanya. Lilis duduk menatap Putri yang nampak sedih dan prihatin melihat kondisi Ratu.
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, hanya sesekali mengusap matanya yang mengeluarkan air mata.
"Putri jangan sedih, Kakak Ratu akan segera sembuh. Putri juga harus sembuh agar bisa membantu Kakak Ratu." Senyuman Lilis terlihat karena Ratu juga ternyata manusia dan dia memiliki batas kemampuan sehingga ada masanya dia lelah.
Baru Lilis ketahui jika Ratu tidak sembarangan menyingkirkan orang, dia mencari tahu terlebih dahulu soal keluarga apa kemungkinan targetnya memiliki anak istri, apa dia orang baik atau jahat.
Jika sudah memastikan targetnya orang jahat, barulah Ratu bertindak dan melenyapkan siapapun.
"Ratu," panggil Putri pelan.
Suara ponsel Ratu terus berbunyi, Putri hanya menatap layar tanpa mengerti apa yang sedang berbunyi.
Mata Ratu terbuka, mengambil ponselnya langsung menjawab. Cacian dan makian terdengar dari bos kantor tempat Ratu bekerja.
"Perempuan sialan, sudah lebih dari lima kali dihubungi tidak dijawab juga. Kamu sudah libur kerja berapa hari, kerja sekarang atau saya pecat." Suara atasan Ratu marah-marah melalui panggilan telepon.
"Saya masih sakit Bu, bisa saja kirimkan buktinya." Ratu tidak bisa berkerja, bahkan Rain juga sudah memberikan izin secara langsung.
"Memangnya kamu siapa Rain? lagian perusahaan ini milik Tuan Krisna bukan Rain." Panggilan langsung mati.
Ratu ingin sekali melempar ponsel, tapi melihat keberadaan Putri dirinya tidak bisa bersikap kasar.
"Kenapa Putri ada di sini?"
Tangan Putri menunjuk ke arah pintu, Lilis yang memintanya menjaga Ratu sampai bangun karena Lilis memiliki tugas penting untuk menyiksa seseorang.
"Putri istirahat saja, sudah minum obat belum"? Ratu mengusap lembut kepala Adiknya.
Putri mengambil obat di atas meja, langsung meminumnya. Ratu merasa sedih melihat Putri yang penurut, padahal dulu adiknya sangat keras kepala dan suka membantah.
"Kakak minum obat." Putri memberikan obatnya kepada Ratu yang tertawa kecil.
Putri juga langsung tertawa saat melihat Ratu tertawa, keduanya tertawa padahal tidak ada yang lucu.
Kedua tangan Putri tepuk tangan karena mereka berdua sama-sama sakit, membutuhkan obat dan suntikan setiap hari.
"Tahan sebentar," pinta Ratu menyuntik Putri.
Kepala Putri mengangguk, langsung menangis karena rasa sakit ditangannya yang membuat tubuhnya lemas.
Infus di tangan Ratu terlepas, memeluk adiknya yang menangis sesenggukan karena rasa sakit. Perlahan mata Putri terpejam karena pengaruh obat.
"Aku harus ke kantor sekarang, apalagi Rain sedang tugas di luar negeri." Ratu melihat luka yang mulai kering.
"Kamu ingin pergi ke mana Ratu?"
"Kantor," balas Ratu meminta Lilis mengawasi Putri.
"Bagaimana kondisi kamu, satu jam yang lalu demam tinggi." Lilis mencoba menahan Ratu karena kondisinya yang tidak baik.
"Aku tidak akan mati hanya karena demam." Ratu bergegas ke kamar mandi mengabaikan nasihat Lilis.
Akhirnya Lilis pasrah, membiarkan Ratu pergi bekerja untuk melanjutkan penyamarannya demi mendapatkan informasi para pelaku yang menyakiti Putri.
Tanpa Ratu ketahui, di kantor ada banyak pengawal yang menjaga ketat Krisna. Dia datang ke kantor setelah hampir mati karena penyerangan.
Pelaku penyerang juga belum ditemukan, sehingga Krisna menyewa penjaga terbaik. Bahkan pengawal yang terkenal kuat.
Sampai di kantor, Ratu sedikit binggung karena banyak sekali orang berbadan besar. Sampai di ruangannya Ratu hanya bisa menatap staf yang saling berbisik karena seluruh staf di perusahaan datanya dicek ulang.
Krisna sengaja memperkerjakan orang dari luar untuk mencari penyusup yang mungkin berada di sekitarnya, dia tidak ingin lengah lagi sehingga akan diserang kedua kalinya.
"Punya kaki kamu untuk datang, lihat saja kamu nanti aku kasih pelajaran." Ketua di bagian Ratu mendorong kepala Ratu kuat agar berdiri di pojokan.
"Perempuan gendut brengsek, terlalu mudah bagi aku melenyapkan kamu," batin Ratu dengan tatapan matanya yang sinis.
"Kenapa secara tiba-tiba ada pemeriksaan identitas, apa benar jika ada penyusup?" Staf berbisik di depan Ratu karena takut jika ada penjahat yang bersembunyi di antara mereka.
Kepala Ratu geleng-geleng, dia masuk perusahaan dengan menyingkirkan seseorang yang memiliki nama Anggia Ratu, mengambil identitasnya. Jika sampai dilakukan penyelidikan ulang maka dirinya bisa saja ketahuan.
Wanita yang bernama Anggia memiliki wajah yang berbeda dengan Ratu yang mengambil alih posisinya.
"Aku tidak bisa berbuat apapun, kecuali pasrah." Ratu pelan-pelan menyingkir keluar ruangan.
Dari kejauhan Ratu melihat Rain datang ke ruangan Krisna, kepulangannya dipercepat karena secara tiba-tiba Krisna meminta kembali.
"Kenapa banyak orang di luar Tuan Kris?"
"Aku memeriksa ulang identitas staf yang bekerja di sini, terutama staf baru dari dua tahun ke belakang." Krisna melihat layar yang sedang melakukan investigasi.
Beberapa foto staf mulai terdeteksi, ratusan staf dinyatakan sesuai sampai staf bagian lantai atas yang bekerja satu lantai dengan Krisna.
Suara alarm berbunyi, konsentrasi banyak orang yang sedang mengawasi melihat ke luar, hanya Rain yang masih fokus di depan layar.
"Apa yang mereka lakukan sampai alarm berbunyi?" Krisna meminta dilanjutkan pengecekan identitas.
Sampai akhir tidak ada satupun staf yang diperkirakan penyusup karena semua staf dinyatakan benar.
"Berarti pelaku bukan dari kantor ini?" Krisna menatap Rain yang hanya diam saja tanpa mengedipkan matanya.
Pintu ruangan terbuka, Rain melihat Ratu yang berdiri di depan pintu ruangannya. Seorang pemuda yang dikenal sebagai pengawal yang kuat dan tangguh akan bertugas menjaga ketat Krisna.
"Selamat siang Tuan Krisna, saya Miko yang akan bekerja di samping Tuan."
"Bagus, akhirnya kamu datang, perkenalkan dia Rain asisten pribadi aku, juga tangan kananku." Krisna memperkenalkan Rain kepada Miko yang terkenal sebagai petarung hebat.
"Saya permisi Tuan Krisna," pamit Rain yang harus kembali ke ruangannya.
Kepala Ratu tertunduk karena dirinya pasti ketahuan apalagi kedatangan Miko. Ratu mengenal siapa Miko, meskipun Miko tidak mengenali siapa Ratu.
Langkah Rain terhenti meminta Ratu mengikutinya apalagi wajah Ratu terlihat sangat pucat.
Cepat Ratu mengikuti ke ruangan Rain, duduk setelah dipersilahkan untuk duduk karena perasaan Ratu masih was-was.
"Kenapa kamu pergi bekerja padahal aku tidak mengizinkan?"
"Ratu baik-baik saja Tuan Rain," balas Ratu tidak menatap wajah Rain sama sekali.
Tarikan napas Rain panjang, dia melihat jelas jika wajah Ratu tidak sesuai dan tidak teridentifikasi. Dia orang yang berbeda dari staf yang sebelumnya mengikuti tes.
Kepala Rain geleng-geleng, sangat penasaran siapa Ratu sebenarnya dan apa tujuannya masuk perusahaan.
"Kenapa Tuan Rain meminta saya datang ke sini?"
"Kamu istirahat saja di sini, jangan khawatirkan soal pengecekan identitas karena sudah selesai." Rain tidak tahu apa alasan mencoba membantu Ratu padahal dia tahu jika Ratu orang yang berbeda.
***
follow Ig Vhiaazaira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nur Hayati
suka dengan teka teki ya... tapi blom ada titik terang... apa terlalu lambatkah alurnya
2024-03-20
0
chodhyl boys
kaya rain mulai ada rasa x
2023-07-26
0
Suky Anjalina
Rain punya tujuan apa nolongin ratu
2022-11-26
0