Kabar yang tersebar sampai ditampilkan di sosial media sangat mengejutkan Krisna, teman mengalami penyerangan padahal memiliki keamanan yang sangat ketat.
"Ada apa Tuan memanggil saya?" Rain melangkah masuk kamar pribadi Krisna.
"Apa yang kamu pertanyakan, sudah tahu kabar yang begitu heboh jika Roy diserang sampai koma?" tanya Krisna dengan nada marah.
Kepala Rain mengangguk, dia sudah mendengar kabar yang tidak menggenakan. Rain juga tidak tahu penyebab ketakutan Krisna hanya karena Roy diserang.
Terlahir sebagai seseorang yang hidup mewah, bukan hal yang baru jika ada beberapa orang tidak menyukai kemunculan Roy yang sombong dan angkuh.
"Apa yang harus aku lakukan Rain?" kepala Krisna menggeleng kemungkinan besar dirinya yang akan menjadi terget selanjutnya.
"Aku rasa ketakutan kamu tidak beralasan, tidak ada yang akan terjadi. Roy hanya korban kesalahpahaman." Rain melangkah mundur saat Krisna menarik kerah bajunya.
Kedua tangan Rain memegang pergelangan tangan agar dirinya dilepas, tidak ada gunanya Krisna marah karena bukan solusi.
"Aku akan menyelidiki kasusnya, kamu cukup diam dan tidak membuat masalah semakin buruk." Rain menepis tangan Krisna dengan kuat.
Pintu kamar tertutup kuat, Rain langsung melangkah pergi dengan ekspresi dingin, belum sempat Rain pergi jauh teriakkan Krisna terdengar mengatakan jika Roy meninggal.
Mimik wajah Rain terlihat sangat tenang, tidak ada keterkejutan sama sekali karena dia sudah terbiasa dengan berita duka.
"Pergilah ke rumah sakit, temukan penyebab kematiannya," ujar Krisna memberikan perintah.
Satu kali anggukan terlihat langsung melangkah pergi tidak ingin bertanya lagi. Rain yakin kasusnya Roy tidak sederhana, pasti ada banyak hal yang tersembunyi.
Berkali-kali Rain menghela napas karena dirinya harus menyelidiki sesuatu yang bukan pekerjaannya.
Sesampainya di rumah sakit, Rain berjabatan tangan dengan kepolisian yang sedang menyelidiki. Suara tangisan dan teriakan histeris terdengar dari kamar jenazah.
"Apa saja cederanya, dan penyebab kematian?" Rain berbicara langsung dengan temannya dari kepolisian yang sedang menyelidiki.
Dokter mengatakan jika Roy mengalami pendarahan dibagian kepala, dia diserang secara membabi buta, terlihat dari luka pukulan di kepalanya yang menggunakan benda tumpul, tubuhnya banyak lebam bekas cambukan dan pukulan besi.
"Perkiraan berapa orang yang menyerang?"
"Belum tahu Rain, pelaku tidak meninggalkan jejak sama sekali. Tubuh Roy hancur, dia tidak memiliki cara untuk melakukan perlawanan." Penyelidikan akan terus dilakukan karena keluarga korban menuntut keadilan atas putra semata wayangnya yang meregang nyawa.
Suara Mami Roy terdengar teriak-teriak memanggil anaknya, tidak rela anak meninggal dengan cara yang begitu tragis.
Dokter mengizinkan pihak kepolisian untuk masuk, Rain juga ikut masuk untuk melihat kondisi korban.
Tangan Rain menyentuh kaki ada banyak luka lebam, bercak merah bekas cambukan. Mata Rain terpejam saat melihat luka di perut yang biru menghitam bekas pukulan, ada pembengkakan dia area sensitif.
"Pelakunya seorang psikopat, bagaiman mungkin dia melukai tanpa menyisakan sedikitpun area tubuh yang tidak mengalami luka, hanya wajah saja yang masih utuh." Kepala polisi geleng-geleng .
"Kamu mengatakan jika dia tidak melakukan perlawanan?" tanya Rain sambil menunjuk ke arah pergelangan tangan yang melingkar.
Polisi bergegas ke arah pergelangan kaki, kaget melihat ada bekas merah yang diyakini ikatan tali bukan cambuk.
"Roy dalam keadaan terikat,' ujar polisi yang semakin kaget.
"Masalahnya, tidak mungkin dia secara sukarela diikat kecuali ...." Rain menghentikan ucapan tidak ingin salah mengartikan.
Bukan tugas Rain untuk mengungkap dirinya cukup tahu penyebab kematian, Rain tidak ingin terlibat lebih jauh, namun dia juga sangat penasaran.
"Apa akan dilakukan otopsi?" tanya Rain karena hanya dengan otopsi bisa menemukan detail penyebab kematian.
Rain yakin pasti ada penyebab lain yang mengakibatkan Roy tidak bisa berkutik setelah dilakukan penyiksaan.
Dari jauh tatapan mata Ratu tajam melihat Rain yang juag ikut menyelidiki penyebab kematian Roy.
"Siapa lelaki itu?" Lilis menatap ke arah Rain yang nampak begitu cerdas.
"Dia sekretaris pribadi Krisna, juga tangan kanannya. Aku rasa dia juga bukan orang sembarangan." Ratu merasa Rain jauh lebih hebat daripada Krisna yang hanya bersembunyi di balik tubuh Rain.
Kepala Lilis mengangguk, dia sependapat dengan Ratu, melihat wajah Rain juga sudah bisa menduga jika dia bukan orang sembarangan.
Suara cacian terdengar, keluarga Roy akan mencari pelaku sampai ke akarnya, memastikan membusuk di penjara.
"Keluarga tidak tahu diri, anak kalian mencelakai gadis kecil, tapi tidak ada pertanggungjawabannya. Kalian salah jika mencari musuh, tidak akan ada yang bisa menghentikan aku." Senyuman Ratu terlihat karena puas melihat Roy mati secara mengenaskan.
Tangan Lilis menarik tubuh Ratu saat Rain melihat ke arah mereka, Ratu melangkah pergi bersama Lilis menuju apartemen Roy, mereka harus menemukan sesuatu sebelum kejaksaan menyita seluruh barang bukti.
"Kamu yakin jika belum ada barang yang dipindahkan?" tanya Ratu karena Lilis tidak sempat mendapatkan apapun karena pihak keamanan datang.
Di apartemen ada banyak kepolisian, penjagaan juga sangat ketat belum mengizikan siapapun yang datang untuk menyelidiki krena keluarga korban memiliki tim khusus.
Ratu dan Lilis berbagi tugas, Ratu akan masuk sedangkan Lilis yang memancing kepolisian untuk keluar area.
Dari gedung yang berseberangan, Ratu mengukur jarak agar dia tidak jatuh, dengan mudah Ratu melemparkan tali keamanan, saat alarm di jalan berbunyi pertanda adanya kecelakaan.
Hanya hitungan menit, Ratu berhasil masuk ke dalam apartemen, melihat banyak tanda yang ditinggalkan penyidik.
Barang-barang Roy dibongkar habis, Ratu yakin pasti ada hubungan antara Roy dan adiknya yang mengalami pelecehan.
Ratu membobol laptop, mencari data penting dan menyalinnya, perhatian Ratu terlihat menatap folder tersembunyi.
"Elisha, Roy mengenalnya. Habis kalian semua aku akan melenyapkan satu persatu." Ratu melihat foto Krisna juga ada bersama adiknya, namun mengatakan tidak mengenal.
Tangan Raatu tergempal saat melihat cuplikan video dari grup pesan, saat beberapa pemuda dan para gadis bercanda sampa akhirnya ada rekaman saat Elisha tidak sadarkan diri.
Cuplikan video tidak semuanya ditayangkan karena sudah habis, panggilan dari Lilis terlihat meminta Ratu segera meninggalkan apartemen.
"Semuanya tidak akan berakhir di sini, tapi kenapa di rekaman video tidak ada Krisna" Ratu menyalin dan memformat data komputer secara permanen dan tidak mungkin bisa dipulihkan lagi.
Suara lari terdengar, tim yang berjaga lari semua untuk menangkap penyusup yang akan merusak barang bukti.
Senyuman Ratu terlihat, masih nampak tenang menghidupkan api lalu membakar kamar.
Pintu terbuka, ada banyak orang yang berlarian ingin mematikan api, Ratu masih berdiri dengan santainya melihat banyak orang mengarahkan senjata kepadanya.
"Dia pantas mati!" teriak Ratu yang menggunakan suara samaran, tubuh Ratu langsung jatuh dari ketinggian membuat orang-orang berlarian melihat ke lantai bawah.
***
follow Ig Vhiaazaira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Siti Masitah
aq suka wanita kuat tdk lemah
2024-12-13
0
Oi Min
keren......
2023-09-01
0
Sri Astuti
wow
2023-08-05
0