Di Lamar

Happy Reading.

Seharian ini perusahaan menerima banyak tamu, sedikit sibuk sih, tapi gak apa-apa. Waktu makan siang jadi gak bisa makan di kantin, bahkan sedikit terlambat makan siang karena sibuk.

Terakhir kemarin aku makan siang di kantin bersama Keill dan mbak Lidia, setelah awalnya aku merasa ada kecanggungan diantara kami, tapi akhirnya suasana mencair setelah mbak Lidia bercerita tentang masa lalunya bersama Keill di Amerika.

Bahkan ku lihat Keill juga nampak tidak keberatan saat mbak Lidia menceritakan tentang kebersamaan mereka. Hemm, ku rasa memang dulu mereka sempat dekat, tapi ya itu kan bukan urusan ku, yang jadi urusan ku adalah ketika banyak karyawan yang memandang horor ke arahku, mungkin mereka merasa kaget Keill makan siang di kantin dan duduk di meja kami.

Tapi setelah mereke mendengar sendiri bahwa mbak Lidia dan Keill ini sahabat masa kuliah, para karyawan akhirnya bisa memaklumi. Ya, mereka juga tahu kalau jabatan mbak Lidia bukan jabatan biasa, jadi mana ada yang berani julid.

Mereka juga tidak berani mengusik ku lagi setelah makan siang kemarin, mungkin mereka juga tahu kalau Keill duduk di sana karena mbak Lidia, dan bukan karena aku. Ya, mana mungkin sang CEO baru kita mendekati seorang resepsionis.

"Fara, gue punya cerita seru deh!" ucap mbak Yuni.

Aku menatap mbak Yuni dengan tatapan yang ku buat-buat seakan aku penasaran, padahal ya aslinya aku memang penasaran. hehe.

"Berita seru apa, mbak?"

"Tadi tuh, ada ibu-ibu yang badannya gede," mbak Yuni merentangkan kedua tangannya menggambarkan sosok ibu-ibu itu. "Nah dia bareng sama cowok cakep, kan, kedua orang itu bikin gue stres tau gak sih!"

"Owh, yang pas tadi gue ke pantry, mbak?" Mbak Yuni mengangguk.

"Dia maksa banget buat ketemu sama pak Keill, padahal gak ada janji temu, si cowok cakep itu juga maksa, ya gue gak bisa donk ngebiarin mereka langsung naik ke atas gitu aja, pak Keill sendiri yang nyuruh gue buat ngusir dua orang itu," aku mengangguk paham, sudah mulai keluar julid nya mbak Yuni.

"Terus?"

"Ibu-ibu itu lari ke arah lift, ya gue kejar donk, eh ini si cowok cakep malah menghalangi gue, ya gue gak terima lah, kalau cowok itu seumuran gue, udah gue minta nomor telepon nya!"

"Terus!"

"Gue dorong tuh cowok, terus gue seret tuh ibu-ibu!"

"Terus!"

"Terus, terus ya nabrak donk!!"

"Hahaha, nasib lo tuh mbak, si cecep dipanggil donk," Cecep ini satpam depan perusahaan.

"Udah, si Cecep sama Dodo sampe manggil di Jepri, mereka kualahan buat ngusir ibu-ibu itu!"

Kita berdua tertawa lirih, tidak berani keras-keras karena nanti di marahi sama atasan.

"Ya udah, yuk kita siap-siap pulang, gue mau mampir ke Alpamaret beli skin care, stok gue udah hampir abis, lo ikut nggak, Ra?" tanya Mbak Yuni.

"Gue nanti langsung pulang, Mbak. Sorry ya?"

"Aelah, lo tuh ya, emang nggak suka pakai skin care kayak gue, kulit lo udah mulus dari sononya! Iri deh gue sama lo!"

"Apaan sih mbak, lebay!" sewotku. Memang aku gak suka skin care alias perawatan. Kulitku memang sudah putih tapi gak mulus-mulus amat. Cuma pakai bedak tabur dan liptin yang terkadang tak pake buat pemerah pipi sekalian.

Mbak Yuni terlihat bersiap-siap untuk pulang, ya jam kantor memang sudah berakhir. Aku pun juga sudah bersiap, namun tiba-tiba Keill dan Dion datang ke meja resepsionis.

Dion ini sekretaris pribadi Keill merangkap sebagai asisten nya. Sebenarnya aku tuh bingung, apa sih bedanya sekretaris sama asisten pribadi, kan sama-sama membantu keperluan atasannya.dan juga bisa disuruh-suruh. Jadi kalau menurut ku pekerjaan nya hampir sama. Hehe. Bener gak sih aku?

Dion berdehem setelah kedua pria itu berdiri di hadapan meja resepsionis. Dua cowok tampan yang tiba-tiba muncul ini bisa bikin meleleh hati para wanita. Lihatlah ketampanan mereka yang luar biasa, benar-benar mahluk ciptaan Tuhan yang paling seksi, apalagi Keill. Ups! Jangan sampai dia tahu kalau aku masih menyimpan rasa untuk nya.

"Fara, kamu sudah mau pulang?" Keill bertanya. Terlihat mbak Yuni langsung menegakkan badan sambil tersenyum. Kok yang di tanya cuma aku, kan ada mbak Yuni juga.

"I-iya, pak," jawabku agak gugup, sepertinya ini karena efek aku masih suka sama dia, atau karena dia CEO di perusahaan ini. Entahlah, tapi jujur aku memang segugup itu.

"Kalau begitu apakah kamu bersedia pulang bersama saya, biar nanti motormu diambil anak buah ku!"

Mulutku menganga tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Ku melirik mbak Yuni yang pasti akan lebih terkejut daripada aku. Dan benar saja, mbak Yuni melotot sempurna, mulutnya membentuk huruf O, tapi beberapa saat kemudian langsung berhasil menguasai diri lagi.

Ingin ku menolak, tapi tahu kan kalau ajakan Keill tidak bisa dibantah.

Alhasil saat ini aku sudah berada di dalam mobilnya, seperti kemarin. Ku lihat wajahnya yang dingin itu sedikit berbinar. Entah apa yang membuatmu seperti itu.

Keill benar-benar mengantarkan ku pulang ke rumah, bahkan dia bilang ingin bertemu dengan ibuku. Tapi aku mengatakan bahwa ibu sedang berada di rumah saudara karena akan ada acara hajatan.

"Baiklah, kalau begitu besok lagi aku mampir pas ibumu ada di rumah, besok pagi aku jemput, ya?"

APA!! aku tidak salah dengar kan? kenapa tiba-tiba Keill SKSD, sok kenal sok dekat! atau memang dia sudah ingat siapa aku??

Seminggu setelahnya, tiba-tiba pria itu menjadi semakin mendekat kepadaku. Keill sengaja menjemput dan mengantar ku, awalnya ku tolak, tapi dia selalu tidak mau dibantah, jadinya aku hanya nurut. Dia juga tiba-tiba tahu nomer HP ku, entah dari siapa dia mendapatkan nya. Aku tanya Mbak Lidia, wanita cantik itu menggeleng. Mbak Yuni juga tidak tahu. Ya, mungkin saja dia mendapatkan nomerku dari identitas diriku di kantorku.

Duh, kok aku mulai baper ya? apa aku boleh merasa spesial di perlakukan seperti ini oleh Keill? dia tuh menganggap aku seperti bukan karyawan, tapi melebihi temannya.

Takutnya aku nanti jadi salah paham dengan apa yang dia lakukan padaku. Lihatlah bagaimana aku tidak bisa salah paham kalau sejak tadi dia selalu tersenyum menatap ku, bahkan tatapannya terlihat sangat lembut.

Kami sedang makan siang di kantin kantor, ya, memang hanya saat jam makan siang kami bisa bertemu.

Keill mengajak ku makan siang sebelum mbak Lidia datang, dia bilang ingin mengatakan sesuatu padaku. Duh, kok aku jadi salah tingkah begini sih.

"Fara, sebenarnya saya ingin mengatakan sesuatu padamu," Keill menjeda ucapannya.

Aku pun menelan ludah susah payah saat kulihat Keill mengambil tanganku dan dia menggenggamnya.

"Apa kamu mau menikah dengan ku?"

DUAAARRR!!

Rasanya seperti ada yang melempar bom atom di dadaku saat ini.

Bersambung.

Gimana nih, udah bisa nebak-nebak belum alurnya 🤭🤭

Terpopuler

Comments

Naviah

Naviah

pasti ada udang dibalik bakwan nih

2022-10-31

1

biya

biya

pasti ada udang dibalik bakwan nih Keill

2022-10-31

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

wow...klo bom atom dilempar ke dadamu meledak donk fara....

2022-10-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!