Bab 17: Duel Pertama

Sebuah cahaya dingin yang terang terlihat di kegelapan. Garis lurus dan rata membelah sesuatu yang gelap, dan sekilas menampilkan sebuah gambar sebelum akhirnya sesuatu yang gelap dan terbelah itu jatuh ke bawah lantai.

Seorang pemuda berpose sedang memegang kedua pedang di tangannya yang diarahkan lurus ke bawah.

Noda darah yang mengental melekat pada kedua bilah, dan darah baru mengalir menetes ke lantai. Darah itu berasal dari makhluk yang baru saja dipotong oleh pemuda dengan pedangnya.

Sudah bisa ditebak, pemuda itu adalah Rai. Sesuatu yang gelap dan terpotong adalah Huuzer Crawler yang telah dia kuliti dan dia potong di akhir sesi pembunuhan.

Huuzer Crawler ini bukanlah tanda pertarungan berakhir. Masih ada satu monster yang sejak awal pertempuran tidak melakukan apa-apa kepada Rai dan hanya menyaksikan, bagai Raja yang menonton prajuritnya tewas di medan perang.

“Hanya tersisa makhluk besar ini.“ Rai menatap sosok monster yang ukuran tubuh yang sangat besar.

Monster ini memiliki penampilan dengan tingginya lebih dari dua meter, mungkin dua meter lebih 50 sentimeter. Tinggi tersebut adalah tinggi pada saat monster ini merangkak, sementara panjang ke belakang sekitar empat meter.

Gambaran atau visualnya sama seperti Huuzer Crawler yang biasa yaitu seperti laba-laba, namun berkaki enam dan memiliki dua kepala manusia yang tidak bisa disebut lagi sebagai kepala manusia. Sebab kepalanya telah kehilangan anggota bagian wajahnya, hanya tersisa rongga mata yang kosong dan mulut yang lebar hingga sudut mulut sampai ke telinga.

Setiap jengkal tubuhnya yang sedikit berisi terdapat luka goresan yang mengeluarkan nanah dan darah, serta aroma tidak sedap.

Jujur, Rai dapat mencium bau busuk ini dari belasan meter jauhnya. Sedari tadi ia menahan bau yang menyengat tidak enak ini.

“Bau badanmu sangat busuk, itu membuat udara di sini tercemar.“ Rai berkata dengan lantang dan jelas, terdengar sedang mengejek monster di depannya. “Aku tidak tahan lagi, aku harus melenyapkanmu dari sini.“

Monster itu seakan memahami apa yang dikatakan, dia marah dan meraung dengan keras, suaranya membuat bising telinga.

Graaahh!

Semburan angin kencang yang keluar dari kedua mulut itu menerbangkan rambut Rai ke belakang. Raungan yang sangat kuat, bahkan dapat menghasilkan angin.

Akan tetapi, Rai melihat yang lebih dahsyat dan kuat dari efek angin ini, yaitu air liur yang tak sengaja keluar dari kedua mulut monster di depannya.

Ketika raungan itu ditujukan padanya, Rai memperhatikan air liur yang jatuh pada lantai, dan air itu tidak langsung menghilang dan mengering begitu saja. Tetapi, air liur itu merembes seperti melelehkan lantai beton sehingga membuat lubang yang cukup dalam. Juga tidak sampai menembus lantai.

Mata Rai ketika menatap bekas lubang di bawah tanah itu terlihat ngeri, dia tidak bisa membayangkan apabila air liur itu menetes dan mengenai tubuhnya.

“Sial kesulitan menambah lagi. Sudah pasti aku harus menghindari air liur itu, jangan sampai terkena.“

Pandangan Rai tertuju pada beberapa lubang di lantai, bekas terkena cipratan air liur. Di lubang-lubang kecil itu mengeluarkan asap tipis ketika proses lelehan terjadi, bahkan setelahnya masih bisa dilihat.

Rai menduga air liur ini mengandung zat asam yang sangat tinggi.

“Tidak mungkin kalau aku menyerang Monster ini menggunakan tangan kosong ….“ Rai terdiam lalu memandang kedua pedangnya yang telah ternodai warna merah. “Aku tidak tahu pedang ini tahan terhadap air liur itu atau tidak.“

Rai menatap kembali untuk melihat monster besar di depannya dan bergumam, “Sepertinya aku harus mencobanya.“

Dalam sekejap, aura Rai menjadi berbeda, urat otot tangan dan kaki menegang, Rai berancang-ancang untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya pada serangan-serangannya.

Rai tidak berani menganggap remeh monster di depannya. Monster ini pastinya lebih menyeramkan ketimbang Big Huuzer Crawler, terlebih dia tidak tahu pada tingkatan mana Huuzer Crawler satu ini.

Ia berniat untuk berhasil mengalahkan monster ini dalam sekali percobaan.

“Ayo kita mulai percobaan!“

Mulut Rai melengkung menampilkan senyuman yang terlihat menyenangkan.

Setelah mengatakan itu, sosok Rai melesat menuju monster, Dan langsung memotong jarak antara keduanya.

Kemudian Rai muncul di kaki kanan paling depan milik monster sebelum monster itu bisa bereaksi, lalu mengayunkan kedua pedangnya secara bersilangan.

Swooshh! Swooshh!

Cahaya tajam timbul, dan dua buah garis yang menyilang muncul di kaki monster itu.

Dengan suara cipratan air, darah merah menyembur keluar dengan kuat, bersamaan dengan terpisahnya kaki itu dari badannya.

Rai meloncat mundur menghindari percikan darah cair ini. Ia berhenti tidak jauh dari tempat monster itu, dan berdiri mengawasi pergerakan monster yang akan dilakukan selanjutnya.

Monster itu melolong nyaring keluar, kesakitan dan juga menjadi marah oleh Rai. Teriakan kencang keluar dari kedua kepala tanpa mata. Suaranya membuat sakit gendang telinga.

Rai tanpa sadar menutupi lubang telinganya dengan jarinya, itu cukup meredam suara yang masuk ke dalam telinganya, jika tidak seperti itu Rai khawatir dia tidak lagi bisa mendengar.

Tidak lama jeritan keras itu berhenti. Lalu monster bergerak mencari Rai.

Melihat kesempatan ini, Rai bergerak cepat menghindari sudut pandang dari mata monster.

Posisinya ia pertahankan di luar sudut pandang monster ini sambil perlahan memperpendek jarak untuk siap meluncurkan serangan kedua.

'Kepala adalah titik lemah Huuzer Crawler, namun aku tidak tahu apakah itu berlaku dengan jenis Huuzer Crawler yang satu ini.' Rai bergerak dan terus mengikuti bagian belakang monster ini agar tidak kelihatan posisi dia berada.

'Aku harus mencobanya!'

Rai memutuskan untuk serangan pada bagian kepala monster besar di depannya, dia berharap dia dapat menebas dua kepala itu sekaligus.

Mata Rai terfokus pada dua kepala yang ada di depan itu, sambil dia menunggu momentum yang tepat.

'Saatnya!'

Momen yang ditunggu datang, dan dengan cekatan Rai melompat mengarah dua kepala monster ini.

“Kamu telah sele ….“

Sebelum Rai menyelesaikan kalimatnya, sesuatu yang tidak diinginkan oleh Rai terjadi.

Dua kepala monster itu berputar hingga sudut 180 derajat saling berlawan membelakangi. Monster ini dapat melihat 360 derajat secara logika.

Dalam sekejap dua kepala menghadap Rai yang sedang ada di udara sambil mengayunkan kedua pedangnya.

Graahhh!

Mulut monster ini terbuka, bertepatan dengan raungannya, semburan cairan berwarna hijau menyemprot kencang membidik Rai.

Mata Rai membesar, hawa dingin terasa di balik punggungnya, dia merasakan aura berbahaya dari dua semburan cairan hijau ini.

Rai segera bereaksi cepat, dia memaksa melakukan manuver di udara untuk menghindari cairan ini.

Akan tetapi, Rai terlambat menghindar dan bahu serta lengan kirinya terkena cairan itu ketika dia membelokkan tubuhnya ke samping kanan.

“Argghhh!“

Rai terjatuh, berguling-guling di lantai tidak jauh dari tempat monster.

Pedang yang dipegang oleh tangan kirinya terlepas, dan terpental jauh dari Rai.

Tubuh Rai beberapa kali putaran berguling dan akhirnya dia berhenti, berlutut satu kaki menghadap monster ini.

“Ughh!“ Wajah Rai terlihat sangat kesakitan, mulutnya yang berkedut dia paksa tutup untuk menahan untuk tidak berteriak akibat rasa perih dan sakit yang dia rasakan sekarang.

Bahu dan lengan kiri Rai yang terkena cairan itu menjadi melepuh, daging merah dan tulang putih sebagian terekspos. Hoodie dan kain yang membalut lengan kirinya sudah menghilang, hanya menyisakan lengan Rai yang terluka sangat parah.

Sekarang, Rai tidak dapat merasakan keberadaan tangan kirinya, seakan telah hilang entah ke mana.

Tangan yang hancur, bahkan daging yang menempel pada tulang mulai terlepas dan jatuh ke lantai, tangan itu tergantung begitu saja tanpa bisa digerakkan.

'Sangat bodoh! Sangat ceroboh! Mestinya aku tidak melakukan itu! Sial!' Rai mengutuk dirinya sendiri di dalan hati.

Seharusnya dia tidak bertindak seperti itu. Tadi dia tidak mendapatkan informasi lengkap dari monster ini terlebih dahulu. Kemudian dia asal menduga dan memutuskan untuk menyerang titik vital.

Normalnya titik vital adalah sesuatu yang penting dan memiliki sesuatu yang berbahaya. Secara logika titik vital tidak akan terbuka begitu saja. Pasti ada sesuatu yang melindunginya.

Sama halnya dengan dua kepala monster ini, Rai menduga bahwa itu adalah titik vital dan mencoba menyerang tanpa persiapan yang matang.

“Sistem, beli cairan penyembuh dasar.“ Rai berbisik sambil matanya terus terpaku pada monster di depannya.

[Disarankan untuk membeli cairan penyembuhan sedang. Dikarenakan cairan penyembuhan dasar tidak akan bisa menyembuhkan luka yang sekarang alami secara cepat, diperkirakan butuh tiga hari untuk sembuh total dan meminum cairan penyembuhan dasar setiap hari.]

Tanpa berpikir lagi, Rai berkata, “Oke. Aku beli cairan penyembuh sedang sekarang, aku sangat membutuhkannya.“

Ding!

[Selamat Kepada Tuan Rumah Transaksi Pertukaran Berhasil!]

Botol berwarna merah pekat muncul di depan Rai. Melepaskan pedang di tangan kanannya dia segera mengambil botol itu dan langsung meminumnya.

Setelah itu, cahaya merah gelap membungkus bahu dan lengan kiri Rai. Di dalamnya seluruh darah mulai memadat dan membeku berhenti keluar. Daging, kulit, dan saraf beregenerasi dengan kecepatan yang cepat, semua itu berlangsung secara bertahap.

Tidak sampai lebih dari satu menit, cahaya merah menghilang dan menampilkan tangan kiri Rai yang sembuh total tanpa ada bekas luka satu pun.

Selama penyembuhan itu, monster ini tidak bergerak dan terus menatap Rai dengan tatapan main-main bagaikan Rai adalah seorang mainan baru baginya.

Rai cukup kesal dengan ini, dia ingin sekali untuk menghabisi monster besar ini.

“Aku belum terbiasa menggunakan kekuatan telekinesis saat bertempur, apalagi pada saat kejadian mendadak seperti tadi. Aku masih harus terus belajar.“

Dalam pertempuran tadi Rai mengevaluasi kekurangannya. Dia menemukan bahwa dirinya masih jauh dari kata cakap dalam menggunakan kekuatannya dengan efesien.

Semestinya hal tadi bisa dihindari jika dia menggunakan kekuatan telekinesisnya untuk menahan cairan asam tersebut.

“Aku sudah pulih. Ayo kita mulai ronde kedua pertandingan ini.“ Rai menatap sosok monster besar di depannya dengan wajah yang penuh keseriusan dan mata yang penuh tekad.

Graahhh …!

Huuzer Crawler ini semacam memiliki kebijaksanaan, tapi Rai tidak dapat memastikan apakah itu kebijaksanaan atau memang hanya sebuah stimulus.

Pedang yang terlempar jauh ternyata masih dalam jangkauan kekuatan telekinesisnya. Rai mengambil pedangnya memakai kekuatan telekinesisnya.

Dalam beberapa detik Rai kembali seperti semula, namun dengan kondisi tangan kirinya yang terbuka tanpa ditutupi oleh hoodie dan kain putihnya.

“Ayo sekarang kita mulai!“

Terpopuler

Comments

~Kepala Kampung~

~Kepala Kampung~

statistik dari monster ny gak bisa di liat ya ... hmm ok ok

2022-11-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Mimpi yang Sama
2 Bab 2: Menunggak
3 Bab 3: Menyebrang Diam-Diam
4 Bab 4: Sistem?
5 Bab 5: Pembantaian Pertama
6 Bab 6: Huuzer Crawler Berbeda
7 Bab 7: Gedung Seberang
8 Bab 8: Luka Pertama
9 Bab 9: Satu Koran
10 Bab 10: Eksplorasi Cepat
11 Bab 11: Petunjuk Baru
12 Bab 12: Empat Informasi
13 Bab 13: Tujuh Hari di Dunia
14 Bab 14: Teman Baru
15 Bab 15: Memakan Daging Monster
16 Bab 16: Monster Baru
17 Bab 17: Duel Pertama
18 Bab 18: Corro Huzeer Crawler
19 Bab 19: Kuro yang Aneh
20 Bab 20: Kuro Resmi Menjadi Tim
21 Bab 21: Huuzer Crawler Jenis Aneh
22 Bab 22: Jejak Sepatu
23 Bab 23: Jalan Rahasia
24 Bab 24: Menemukan Beberapa Informasi
25 Bab 25: Ras Kuro?
26 Bab 26: Gerombolan Huuzer Crawler
27 Bab 27: Penyelesaian Kumpulan Monster
28 Bab 28: Perubahan Senjata
29 Bab 29: Kuro Tambah Besar
30 Bab 30: Salah Jalan
31 Bab 31: Monster Huuzer Berekor
32 Bab 32: Huuzer Crawler Hail
33 Bab 33: Informasi Tiga Pemuda
34 Bab 34: Jalan Besar
35 Bab 35: Dijadikan Mainan
36 Bab 36: Pembantaian Huszerdawg
37 Bab 37: Kembali Ke Jalan
38 Bab 38: Bertemu Orang Asing
39 Bab 39: Penjelasan Loret
40 Bab 40: Beristirahat
41 Bab 41: Begadang Semalam
42 Bab 42: Mulai Perjalanan bersama
43 Bab 43: Kembali Berjalan
44 Bab 44: Melewati Terowongan
45 Bab 45: Tidur di Pohon
46 Bab 46: Mengganggu Tidur
47 Bab 47: Boss Huuzer Crawler
48 Bab 48: Memberi Makan Kuro
49 Bab 49: Sampai di Lhee Utara
50 Bab 50: Menginap
51 Bab 51: Dua Pria Pengkhianat
52 Bab 52: Eksekusi Loret
53 Bab 53: Bertarung Santai Licker
54 Bab 54: Senjata Methuragon
55 Bab 55: Monster Kecoak
56 Bab 56: Membantai Roachzer
57 Bab 57: Methuragon Tipe 3
58 Bab 58: Penjilat Besar
59 Bab 59: Tiga Anggota the Bunmuri
60 Bab 60: Perjalanan Menuju Kota Talu Utara
61 Bab 61: Paling Dibenci Rai
62 Bab 62: Bertemu Seorang Wanita
63 Bab 63: Wanita Bernama Lara
64 Bab 64: Transaksi Informasi
65 Bab 65: Lara Lahir di Kota Talu
66 Bab 66: Sapi di Dunia
67 Bab 67: Lara Mentzer
68 Bab 68: Kuro yang Berbeda
69 Bab 69: Kehangatan Pelukan
70 Bab 70: Komandan-Komandan
71 Bab 71: Lara yang Malu
72 Bab 72: Duel Garol
73 Bab 73: Melawan Dua Musuh
74 Bab 74: Kesalahpahaman Memalukan
75 Bab 75: Rai Bingung
76 Bab 76: Tidak Boleh Rai Lihat
77 Bab 77: Tembok Kedua
78 Bab 78: Desa Kosong
79 Bab 79: Penjelasan Barang Rai
80 Bab 80: Koleksi Foto Lara
81 Bab 81: Tidur Satu Kasur
82 Bab 82: Jus Semangka
83 Bab 83: Huuzer Tanaman
84 Bab 84: Lara Seorang Petualang
85 Bab 85: Berlian Licker
86 Bab 86: Rai Terlihat Sedih
87 Bab 87: Tertidur
88 Bab 88: Monster Dua Ekor
89 Bab 89: Melawan Kera Besar
90 Bab 90: Kera Besar Berakhir
91 Bab 91: Ada Pengungsian?
92 Bab 92: Kemajuan Keduanya
93 Bab 93: Berenang di Sungai
94 Bab 94: Selesai Mencuci Tubuh
95 Bab 95: Beruang Raksasa
96 Bab 96: Markas Ratcrow Seven
97 Bab 97: Membantai Weak Lizeer
98 Bab 98: Mandi Darah
99 Bab 99: Orang yang Beruntung
100 Bab 100: Monster Ikan Hias
101 Bab 101: Monster Masalah Wallace
102 Bab 102: Berpesta Sore Hari
103 Bab 103: Menggendong Lara
104 Bab 104: Monster Tikus Tanah
105 Bab 105: Panas Kota Mopulu
106 Bab 106: Mopulu yang Gersang
107 Bab 107: Lara Menangis
108 Bab 108: Semuanya Tidak Menjadi Monster
109 Bab 109: Hasil yang Sudah Biasa
110 Bab 110: Santai Sebelum Pergi
111 Bab 111: Berjalan Konstan
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1: Mimpi yang Sama
2
Bab 2: Menunggak
3
Bab 3: Menyebrang Diam-Diam
4
Bab 4: Sistem?
5
Bab 5: Pembantaian Pertama
6
Bab 6: Huuzer Crawler Berbeda
7
Bab 7: Gedung Seberang
8
Bab 8: Luka Pertama
9
Bab 9: Satu Koran
10
Bab 10: Eksplorasi Cepat
11
Bab 11: Petunjuk Baru
12
Bab 12: Empat Informasi
13
Bab 13: Tujuh Hari di Dunia
14
Bab 14: Teman Baru
15
Bab 15: Memakan Daging Monster
16
Bab 16: Monster Baru
17
Bab 17: Duel Pertama
18
Bab 18: Corro Huzeer Crawler
19
Bab 19: Kuro yang Aneh
20
Bab 20: Kuro Resmi Menjadi Tim
21
Bab 21: Huuzer Crawler Jenis Aneh
22
Bab 22: Jejak Sepatu
23
Bab 23: Jalan Rahasia
24
Bab 24: Menemukan Beberapa Informasi
25
Bab 25: Ras Kuro?
26
Bab 26: Gerombolan Huuzer Crawler
27
Bab 27: Penyelesaian Kumpulan Monster
28
Bab 28: Perubahan Senjata
29
Bab 29: Kuro Tambah Besar
30
Bab 30: Salah Jalan
31
Bab 31: Monster Huuzer Berekor
32
Bab 32: Huuzer Crawler Hail
33
Bab 33: Informasi Tiga Pemuda
34
Bab 34: Jalan Besar
35
Bab 35: Dijadikan Mainan
36
Bab 36: Pembantaian Huszerdawg
37
Bab 37: Kembali Ke Jalan
38
Bab 38: Bertemu Orang Asing
39
Bab 39: Penjelasan Loret
40
Bab 40: Beristirahat
41
Bab 41: Begadang Semalam
42
Bab 42: Mulai Perjalanan bersama
43
Bab 43: Kembali Berjalan
44
Bab 44: Melewati Terowongan
45
Bab 45: Tidur di Pohon
46
Bab 46: Mengganggu Tidur
47
Bab 47: Boss Huuzer Crawler
48
Bab 48: Memberi Makan Kuro
49
Bab 49: Sampai di Lhee Utara
50
Bab 50: Menginap
51
Bab 51: Dua Pria Pengkhianat
52
Bab 52: Eksekusi Loret
53
Bab 53: Bertarung Santai Licker
54
Bab 54: Senjata Methuragon
55
Bab 55: Monster Kecoak
56
Bab 56: Membantai Roachzer
57
Bab 57: Methuragon Tipe 3
58
Bab 58: Penjilat Besar
59
Bab 59: Tiga Anggota the Bunmuri
60
Bab 60: Perjalanan Menuju Kota Talu Utara
61
Bab 61: Paling Dibenci Rai
62
Bab 62: Bertemu Seorang Wanita
63
Bab 63: Wanita Bernama Lara
64
Bab 64: Transaksi Informasi
65
Bab 65: Lara Lahir di Kota Talu
66
Bab 66: Sapi di Dunia
67
Bab 67: Lara Mentzer
68
Bab 68: Kuro yang Berbeda
69
Bab 69: Kehangatan Pelukan
70
Bab 70: Komandan-Komandan
71
Bab 71: Lara yang Malu
72
Bab 72: Duel Garol
73
Bab 73: Melawan Dua Musuh
74
Bab 74: Kesalahpahaman Memalukan
75
Bab 75: Rai Bingung
76
Bab 76: Tidak Boleh Rai Lihat
77
Bab 77: Tembok Kedua
78
Bab 78: Desa Kosong
79
Bab 79: Penjelasan Barang Rai
80
Bab 80: Koleksi Foto Lara
81
Bab 81: Tidur Satu Kasur
82
Bab 82: Jus Semangka
83
Bab 83: Huuzer Tanaman
84
Bab 84: Lara Seorang Petualang
85
Bab 85: Berlian Licker
86
Bab 86: Rai Terlihat Sedih
87
Bab 87: Tertidur
88
Bab 88: Monster Dua Ekor
89
Bab 89: Melawan Kera Besar
90
Bab 90: Kera Besar Berakhir
91
Bab 91: Ada Pengungsian?
92
Bab 92: Kemajuan Keduanya
93
Bab 93: Berenang di Sungai
94
Bab 94: Selesai Mencuci Tubuh
95
Bab 95: Beruang Raksasa
96
Bab 96: Markas Ratcrow Seven
97
Bab 97: Membantai Weak Lizeer
98
Bab 98: Mandi Darah
99
Bab 99: Orang yang Beruntung
100
Bab 100: Monster Ikan Hias
101
Bab 101: Monster Masalah Wallace
102
Bab 102: Berpesta Sore Hari
103
Bab 103: Menggendong Lara
104
Bab 104: Monster Tikus Tanah
105
Bab 105: Panas Kota Mopulu
106
Bab 106: Mopulu yang Gersang
107
Bab 107: Lara Menangis
108
Bab 108: Semuanya Tidak Menjadi Monster
109
Bab 109: Hasil yang Sudah Biasa
110
Bab 110: Santai Sebelum Pergi
111
Bab 111: Berjalan Konstan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!