Bab 18: Corro Huzeer Crawler

Suara bergemuruh dan suara dentingan pedang yang saling menabrak terdengar seperti sedang saling menyahut satu sama lain.

Di atap sebuah gedung yang tua dan tampak rentan, terdapat makhluk besar dan kecil sedang bertarung nampak sengit.

“Semakin lama bertarung dan semakin terluka, emakin kuat monster ini.” Rai berdiri di tepi atap sambil memandangi monster besar yang berada di tengah-tengah atap.

Monster ini berdiri dengan ketiga kakinya, dua kakinya telah Rai hilangkan saat bertarung tadi.

Selama bertarung, Rai dengan jelas merasa bahwa monster di depannya semakin kuat. Kekuatan dan cairan asam yang berasal dari dalam tubuhnya terus meningkat.

Akan tetapi, karena keterbatasan kaki yang telah hilang gerakan dia menjadi lambat tidak secepat sebelumnya.

Sebagai gantinya, kecepatan saat menyerang dari jarak dekat itu melonjak beberapa tingkat. Rai hampir kewalahan saat menangkis serangan yang diluncurkan dari ketiga kaki bercakar ini.

Graahh!

Mulut monster itu terbuka lebar, cairan berwarna hijau keluar deras menuju Rai.

Rai tersenyum sebelum dia menghindari cairan asam yang bersifat korosif.

Cairan asam itu menghantam tempat Rai berdiri, dan melelehkannya seperti coklat yang dilelehkan.

Atap tempat mereka bertarung ini sebentar lagi akan runtuh karena tiang yang menopang atap ini semakin lama semakin sedikit. Ini dihancurkan oleh ulah monster besar ini.

Serangan cairan asam itu terus disemburkan ke arah Rai, setiap Rai berdiri dan berhenti di area atap gedung.

Dalam beberapa menit, atap gedung itu telah memiliki banyak lubang yang meleleh. Bangunan atap ini semakin rentan, dan mudah untuk dirobohkan.

Senyum di wajah Rai semakin lebar, rencana yang telah dia pikirkan itu berjalan sukses.

“Hanya satu langkah lagi.“

Kedua mata Rai terpaku pada sosok monster ini, dia bersiap untuk meluncurkan serangan terakhirnya.

'Buka jendela status,' Rai berkata dalam hatinya.

Segera layar transparan melayang di depan Rai, kemudian Rai menjangkau layar itu dengan tangan kanannya.

Ia menambahkan satu poin atribut untuk meningkatkan kekuatan dan satu poin lagi untuk meningkatkan kecepatannya, dua poin tersisa untuk meningkatkan kekuatan mentalnya. Keempat poin atribut gratis yang tersisa telah dipakai semuanya.

Seketika Rai merasakan tubuhnya menjadi lebih kuat, kelelahannya menghilang perlahan.

Sengaja ia pakai poin atributnya pada tiga atribut ini, karena Rai butuhkan ketiga atribut untuk melakukan serangan selanjutnya.

Kemungkinan serangan yang diluncurkan akan berhasil dan membuat berakhir pertandingan.

Pandangan Rai beralih dengan cepat, dia memandangi permukaan yang dipijak oleh monster besar ini.

Sambil melihat, Rai mengaktifkan kekuatan telekinesisnya untuk meruntuhkan pijakan yang sudah sangat rentan pada ketiga kaki monster.

Bongkahan beton keras yang telah rapuh, bergetar, retakan tercipta satu demi satu saling berkaitan, hingga akhirnya permukaan atap yang dipijak monster hancur dan membuat seluruh tubuh monster jatuh ke lantai bawah.

Retakan merambat dan juga menghancurkan tempat pijakan Rai berdiri, namun Rai sudah merencanakannya, dan dia segera meloncat sebelum pijakannya jatuh.

Berputar di udara sesaat, Rai langsung menukik ke bawah mengikuti monster besar ini jatuh.

Duar!

Atap lantai paling atas runtuh sedemikian rupa, puing-puing atap bangunan jatuh berhamburan menghantam keras lantai di bawahnya.

Monster besar jelek itu ikut jatuh dan menghantam cukup keras ke lantai, namun sebelum dia bisa bergerak, sesuatu datang menabrak tubuhnya.

Bam!

Suara teredam terdengar keras, siluet seperti manusia terlihat menginjak punggung merangkak monster besar ini.

“Lumpuhlah sekarang!“

Rai berteriak, lalu bergegas dengan cepat, mengayunkan kedua pedangnya memotong ketiga kaki monster besar ini dengan waktu yang singkat.

Raaaahh!

Monster itu menjerit nyaring seperti suara tangisan yang keras.

Akan tetapi, mulut itu tiba-tiba menutup dan suara teriakan diberhentikan secara paksa.

“Suaramu berisik sekali, Sialan!“ Rai mengumpat karena kesal.

Telinganya sakit karena mendengar jeritan kasar dan keras yang dikeluarkan oleh monster besar dan jelek ini.

Rai menutup paksa mulut itu dengan kekuatan telekinesisnya. Kekuatan telekinesisnya sudah terlalu sering dipakai selama pertarungan dengan ratusan Huuzer Crawler, itu membuat tubuhnya lemah.

Rai menginjak tubuh monster besar ini, lalu menendangnya ke bawah hingga menempel dengan lantai, agar monster ini tidak bisa bangkit lagi.

Kemudian ia berjalan mendekati kedua kepala yang terus menggeliat. Kepala itu berusaha untuk membuka mulutnya akan tetapi tidak bisa. Itu karena kekuatan telekinesis Rai membungkus kuat untuk menahan rahang mulut monster tidak lagi bisa terbuka.

“Kamu sudah selesai sekaraang,” kata Rai sambil menempelkan pedang di tangan kanannya di leher kepala kanan monster. “Selamat tinggal!“

Rai mengayunkan kedua pedangnya, memotong kedua leher monster dan mengakhiri pertandingan.

Darah merah menyemprot keluar sangat deras, menggenangi sebagian besar lantai.

Ding!

[Bunuh 132 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +132 Exp, +132 Koin!]

[Bunuh 1 Corro Huuzer Crawler (E+). Dapatkan +70 Exp, +70 Koin!]

Rangkaian pengingat yang dikeluarkan oleh Sistem terdengar di benak Rai.

“Monster besar ini bernama Corro Huzeer Crawler?“ Rai terheran sesaat setelah mendengar nama monster besar yang telah dia lenyapkan, menurutnya nama itu terdengar keren.

Namun, mengingat level Corro Huzeer Crawler yang disebutkan oleh Sistem ini, Rai mengangguk setuju, karena daya hancur yang dikeluarkan monster besar itu sangat kuat. Bayangkan saja tubuh Rai yang berkali-kali lipat dari manusia normal masih bisa terluka berat saat terkena cairan hijau seperti muntahan sayur itu.

Dengan kejujurannya Rai mengakui monster yang dia lawan adalah yang paling kuat.

Sekarang ini Rai memanen banyak poin pengalaman atau exp, ini lebih banyak dibandingkan dengan hari kemarin dan sebelumnya.

“Sayangnya belum bisa menaikkan levelku ke level berikutnya,” gumam Rai sambil menggelengkan kepalanya sedikit kecewa.

Dia melompat dan turun dari tubuh mayat monster besar, menginjak genangan darah yang meluas.

Mengambil langkah perlahan, ia mencari tangga darurat yang tersembunyi akibat reruntuhan atap.

Tak lama Rai menemukannya dan bergegas cepat menuruni tangga meninggalkan tempat ini.

Saat mencari tangga darurat, Rai sempat melihat retakan kasar yang menjalar ke segala area di lantai paling atas, ini menandakan gedung akan runtuh tidak lama lagi.

Bangunan tua pasti tidak akan lama untuk hancur setelah terkena benturan keras dari atap paling atas.

Rai keluar dari lantai dasar bangunan ini, terus berlari menjauhi area sekitar bangunan.

Tepat pada saat Rai berada di dalam gedung sebelah, gedung tempat monster besar itu mati langsung roboh.

Suara gemuruh diiringi getaran yang kuat dapat dirasakan dan didengar oleh Rai, dia melihat ke belakang dan memandangi proses kehancuran gedung tua itu.

“Fyuhh …. Benar dengan perasaanku, gedung itu pasti akan ambruk tidak akan lama lagi.“ Rai menghela nafas lega, dia berhasil keluar dan selamat dari gedung itu.

“Di mana Kuro?“

Rai ingat dirinya menyuruh Kuro untuk pergi ke gedung berikutnya, semestinya adalah gedung ini yang telah dia injak pintu keluar masuk gedung.

Berbalik arah, Rai melangkah kakinya ke dalam gedung untuk mencari Kuro 'si Anak Kucing Hitam'.

Berjalan di lantai pertama, Rai tidak menemukan sosok Kuro bahkan ekor kecil dari Kuro pun.

Rai terus berjalan melewati beberapa ruangan yang hancur berantakan, barang-barang di dalamnya Rai indikasikan bahwa ini adalah barang milik perkantoran. Rai mengabaikan barang-barang dan terus memeriksa tempat kemungkinan Kuro bersembunyi, sesekali dia mencari informasi penting di sini.

Nemun setelah beberapa menit mencari Kuro di lantai pertama ini, Rai tidak menemukan Kuro.

Ia berdiri di tengah area lapang di dalam lantai pertama sambil memperhatikan sekelilingnya. Rai takut dia tidak teliti dalam mencari Kuro, dan sesuatu telah ia lewatkan begitu saja.

“Di mana kamu, Kuro?“ Rai bergumam kecil sambil mengawasi area sekitar. “Aku harus memeriksanya di lantai atas.“

Rai berlarian menuju tangga darurat yang ada di dalam ruangan, namun ketika dia memasuki ruang tangga darurat, ia mendengar sebuah suara lain.

“Kuro?“ Rai menebak suara siapa itu.

Itu sangat mirip dengan suara Kuro ketika mengeong.

Rai melihat ke atas, dan dia mendengar suara itu berasal dari lantai atas.

“Tunggu, Kuro aku akan menyelamatkanmu!“

Kaki Rai melesat, dia menaiki tangga dengan kecepatan yang cepat, melebihi orang normal ketika menaiki anak tangga.

Rai berhenti di setiap lantai dan berdiam diri untuk mendengarkan dari mana asal suara Kuro.

Suara Kuro sesekali terdengar, jadi Rai cukup mudah untuk menemukannya.

Ketika di lantai empat bangunan ini, Rai mendengar bahwa suara semakin dekat, dan itu asalnya di balik pintu yang menutup ruang tangga ini.

Rai membuka pintu besi itu, dan keluar dari ruang tangga darurat, dan bersamaan dengan itu suara Kuro muncul kembali.

Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, Rai berlari cepat mendekati suara Kuro.

“Kuro di mana kamu?!“ Rai mencoba memanggil Kuro, dia kehilangan jejak suara dari Kuro.

'Miaw!'

Suara Kuro langsung terdengar dari arah tenggara di lorong utama lantai ini. Rai segera berlari menuju tempat suara Kuro berasal.

Rai bergerak dengan cekatan dan terburu-buru, dia benar-benar khawatir dengan anak kucing satu ini.

Kuro terus membunyikan suara imutnya sehingga Rai dengan mudah mencarinya.

Sekian lama Rai mengikuti jejak suara Kuro, dia tiba di sebuah ruangan yang depannya di tutupi oleh kaca.

Ia dapat melihat jelas terdapat Kuro penuh luka yang sedang ketakutan sambil berjalan mundur di jendela, di sekelilingnya terdapat enam Big Huuzer Crawler yang selangkah demi selangkah mendekati Kuro.

Rai khawatir jika Kuro mundur selangkah lagi dia akan terjun ke bawah.

“Hei monster jelek!“ Suara lantang keluar dari mulut Rai.

Sontak keenam Big Huuzer Crawler menoleh melihat ke arah Rai.

“Lawanmu adalah aku, bajingan!“

Rai memegang kedua pedangnya yang telah bersih dari noda darah, dia siap untuk bertarung sekali lagi.

Wajah Rai terlihat marah besar, dengan tatapan tajamnya.

Kuro, teman satu-satunya yang dia punya, sedang dirugikan saat ini.

Rai benar-benar tidak terima ini.

Akan ia pastikan, mereka semua mati di tangannya.

Episodes
1 Bab 1: Mimpi yang Sama
2 Bab 2: Menunggak
3 Bab 3: Menyebrang Diam-Diam
4 Bab 4: Sistem?
5 Bab 5: Pembantaian Pertama
6 Bab 6: Huuzer Crawler Berbeda
7 Bab 7: Gedung Seberang
8 Bab 8: Luka Pertama
9 Bab 9: Satu Koran
10 Bab 10: Eksplorasi Cepat
11 Bab 11: Petunjuk Baru
12 Bab 12: Empat Informasi
13 Bab 13: Tujuh Hari di Dunia
14 Bab 14: Teman Baru
15 Bab 15: Memakan Daging Monster
16 Bab 16: Monster Baru
17 Bab 17: Duel Pertama
18 Bab 18: Corro Huzeer Crawler
19 Bab 19: Kuro yang Aneh
20 Bab 20: Kuro Resmi Menjadi Tim
21 Bab 21: Huuzer Crawler Jenis Aneh
22 Bab 22: Jejak Sepatu
23 Bab 23: Jalan Rahasia
24 Bab 24: Menemukan Beberapa Informasi
25 Bab 25: Ras Kuro?
26 Bab 26: Gerombolan Huuzer Crawler
27 Bab 27: Penyelesaian Kumpulan Monster
28 Bab 28: Perubahan Senjata
29 Bab 29: Kuro Tambah Besar
30 Bab 30: Salah Jalan
31 Bab 31: Monster Huuzer Berekor
32 Bab 32: Huuzer Crawler Hail
33 Bab 33: Informasi Tiga Pemuda
34 Bab 34: Jalan Besar
35 Bab 35: Dijadikan Mainan
36 Bab 36: Pembantaian Huszerdawg
37 Bab 37: Kembali Ke Jalan
38 Bab 38: Bertemu Orang Asing
39 Bab 39: Penjelasan Loret
40 Bab 40: Beristirahat
41 Bab 41: Begadang Semalam
42 Bab 42: Mulai Perjalanan bersama
43 Bab 43: Kembali Berjalan
44 Bab 44: Melewati Terowongan
45 Bab 45: Tidur di Pohon
46 Bab 46: Mengganggu Tidur
47 Bab 47: Boss Huuzer Crawler
48 Bab 48: Memberi Makan Kuro
49 Bab 49: Sampai di Lhee Utara
50 Bab 50: Menginap
51 Bab 51: Dua Pria Pengkhianat
52 Bab 52: Eksekusi Loret
53 Bab 53: Bertarung Santai Licker
54 Bab 54: Senjata Methuragon
55 Bab 55: Monster Kecoak
56 Bab 56: Membantai Roachzer
57 Bab 57: Methuragon Tipe 3
58 Bab 58: Penjilat Besar
59 Bab 59: Tiga Anggota the Bunmuri
60 Bab 60: Perjalanan Menuju Kota Talu Utara
61 Bab 61: Paling Dibenci Rai
62 Bab 62: Bertemu Seorang Wanita
63 Bab 63: Wanita Bernama Lara
64 Bab 64: Transaksi Informasi
65 Bab 65: Lara Lahir di Kota Talu
66 Bab 66: Sapi di Dunia
67 Bab 67: Lara Mentzer
68 Bab 68: Kuro yang Berbeda
69 Bab 69: Kehangatan Pelukan
70 Bab 70: Komandan-Komandan
71 Bab 71: Lara yang Malu
72 Bab 72: Duel Garol
73 Bab 73: Melawan Dua Musuh
74 Bab 74: Kesalahpahaman Memalukan
75 Bab 75: Rai Bingung
76 Bab 76: Tidak Boleh Rai Lihat
77 Bab 77: Tembok Kedua
78 Bab 78: Desa Kosong
79 Bab 79: Penjelasan Barang Rai
80 Bab 80: Koleksi Foto Lara
81 Bab 81: Tidur Satu Kasur
82 Bab 82: Jus Semangka
83 Bab 83: Huuzer Tanaman
84 Bab 84: Lara Seorang Petualang
85 Bab 85: Berlian Licker
86 Bab 86: Rai Terlihat Sedih
87 Bab 87: Tertidur
88 Bab 88: Monster Dua Ekor
89 Bab 89: Melawan Kera Besar
90 Bab 90: Kera Besar Berakhir
91 Bab 91: Ada Pengungsian?
92 Bab 92: Kemajuan Keduanya
93 Bab 93: Berenang di Sungai
94 Bab 94: Selesai Mencuci Tubuh
95 Bab 95: Beruang Raksasa
96 Bab 96: Markas Ratcrow Seven
97 Bab 97: Membantai Weak Lizeer
98 Bab 98: Mandi Darah
99 Bab 99: Orang yang Beruntung
100 Bab 100: Monster Ikan Hias
101 Bab 101: Monster Masalah Wallace
102 Bab 102: Berpesta Sore Hari
103 Bab 103: Menggendong Lara
104 Bab 104: Monster Tikus Tanah
105 Bab 105: Panas Kota Mopulu
106 Bab 106: Mopulu yang Gersang
107 Bab 107: Lara Menangis
108 Bab 108: Semuanya Tidak Menjadi Monster
109 Bab 109: Hasil yang Sudah Biasa
110 Bab 110: Santai Sebelum Pergi
111 Bab 111: Berjalan Konstan
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1: Mimpi yang Sama
2
Bab 2: Menunggak
3
Bab 3: Menyebrang Diam-Diam
4
Bab 4: Sistem?
5
Bab 5: Pembantaian Pertama
6
Bab 6: Huuzer Crawler Berbeda
7
Bab 7: Gedung Seberang
8
Bab 8: Luka Pertama
9
Bab 9: Satu Koran
10
Bab 10: Eksplorasi Cepat
11
Bab 11: Petunjuk Baru
12
Bab 12: Empat Informasi
13
Bab 13: Tujuh Hari di Dunia
14
Bab 14: Teman Baru
15
Bab 15: Memakan Daging Monster
16
Bab 16: Monster Baru
17
Bab 17: Duel Pertama
18
Bab 18: Corro Huzeer Crawler
19
Bab 19: Kuro yang Aneh
20
Bab 20: Kuro Resmi Menjadi Tim
21
Bab 21: Huuzer Crawler Jenis Aneh
22
Bab 22: Jejak Sepatu
23
Bab 23: Jalan Rahasia
24
Bab 24: Menemukan Beberapa Informasi
25
Bab 25: Ras Kuro?
26
Bab 26: Gerombolan Huuzer Crawler
27
Bab 27: Penyelesaian Kumpulan Monster
28
Bab 28: Perubahan Senjata
29
Bab 29: Kuro Tambah Besar
30
Bab 30: Salah Jalan
31
Bab 31: Monster Huuzer Berekor
32
Bab 32: Huuzer Crawler Hail
33
Bab 33: Informasi Tiga Pemuda
34
Bab 34: Jalan Besar
35
Bab 35: Dijadikan Mainan
36
Bab 36: Pembantaian Huszerdawg
37
Bab 37: Kembali Ke Jalan
38
Bab 38: Bertemu Orang Asing
39
Bab 39: Penjelasan Loret
40
Bab 40: Beristirahat
41
Bab 41: Begadang Semalam
42
Bab 42: Mulai Perjalanan bersama
43
Bab 43: Kembali Berjalan
44
Bab 44: Melewati Terowongan
45
Bab 45: Tidur di Pohon
46
Bab 46: Mengganggu Tidur
47
Bab 47: Boss Huuzer Crawler
48
Bab 48: Memberi Makan Kuro
49
Bab 49: Sampai di Lhee Utara
50
Bab 50: Menginap
51
Bab 51: Dua Pria Pengkhianat
52
Bab 52: Eksekusi Loret
53
Bab 53: Bertarung Santai Licker
54
Bab 54: Senjata Methuragon
55
Bab 55: Monster Kecoak
56
Bab 56: Membantai Roachzer
57
Bab 57: Methuragon Tipe 3
58
Bab 58: Penjilat Besar
59
Bab 59: Tiga Anggota the Bunmuri
60
Bab 60: Perjalanan Menuju Kota Talu Utara
61
Bab 61: Paling Dibenci Rai
62
Bab 62: Bertemu Seorang Wanita
63
Bab 63: Wanita Bernama Lara
64
Bab 64: Transaksi Informasi
65
Bab 65: Lara Lahir di Kota Talu
66
Bab 66: Sapi di Dunia
67
Bab 67: Lara Mentzer
68
Bab 68: Kuro yang Berbeda
69
Bab 69: Kehangatan Pelukan
70
Bab 70: Komandan-Komandan
71
Bab 71: Lara yang Malu
72
Bab 72: Duel Garol
73
Bab 73: Melawan Dua Musuh
74
Bab 74: Kesalahpahaman Memalukan
75
Bab 75: Rai Bingung
76
Bab 76: Tidak Boleh Rai Lihat
77
Bab 77: Tembok Kedua
78
Bab 78: Desa Kosong
79
Bab 79: Penjelasan Barang Rai
80
Bab 80: Koleksi Foto Lara
81
Bab 81: Tidur Satu Kasur
82
Bab 82: Jus Semangka
83
Bab 83: Huuzer Tanaman
84
Bab 84: Lara Seorang Petualang
85
Bab 85: Berlian Licker
86
Bab 86: Rai Terlihat Sedih
87
Bab 87: Tertidur
88
Bab 88: Monster Dua Ekor
89
Bab 89: Melawan Kera Besar
90
Bab 90: Kera Besar Berakhir
91
Bab 91: Ada Pengungsian?
92
Bab 92: Kemajuan Keduanya
93
Bab 93: Berenang di Sungai
94
Bab 94: Selesai Mencuci Tubuh
95
Bab 95: Beruang Raksasa
96
Bab 96: Markas Ratcrow Seven
97
Bab 97: Membantai Weak Lizeer
98
Bab 98: Mandi Darah
99
Bab 99: Orang yang Beruntung
100
Bab 100: Monster Ikan Hias
101
Bab 101: Monster Masalah Wallace
102
Bab 102: Berpesta Sore Hari
103
Bab 103: Menggendong Lara
104
Bab 104: Monster Tikus Tanah
105
Bab 105: Panas Kota Mopulu
106
Bab 106: Mopulu yang Gersang
107
Bab 107: Lara Menangis
108
Bab 108: Semuanya Tidak Menjadi Monster
109
Bab 109: Hasil yang Sudah Biasa
110
Bab 110: Santai Sebelum Pergi
111
Bab 111: Berjalan Konstan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!