[Bunuh 8 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +8 Exp, +8 Koin!]
[Bunuh 21 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +21 Exp, +21 Koin!]
[Bunuh 11 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +11 Exp, +11 Koin!]
[Bunuh 17 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +17 Exp, +17 Koin!]
[….]
[Selamat Anda Naik Level!]
[Body of ??? Naik ke Level 2!]
[Bunuh 5 Big Huuzer Crawler (E-). Dapatkan +25 Exp, +25 Koin!]
[Bunuh 63 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +63 Exp, +63 Koin!]
[…]
[Selamat Anda Naik Level!]
[Bunuh 19 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +19 Exp, +19 Koin!]
[….]
Hari ini adalah hari ketujuh atau seminggu Rai hidup di dunia yang tak dikenal ini.
Rai menjelajahi kota sudah cukup jauh, sekitar 22 kilometer jauhnya.
Sepanjang jalan Rai memeriksa, dia hanya menemukan tiga kertas lembar tidak utuh yang berisikan informasi mengenai kota ini, meski tidak terlalu penting, Rai tetap menyimpannya.
Tidak terasa, dia membunuh ratusan Huuzer Crawler dan membuatnya naik dua level menjadi level delapan. Dari level enam sampai level delapan.
Pada level tujuh dia meningkatkan kemampuan pertamanya ke level dua, dan Rai mendapatkan resistensi terhadap penyakit. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Sistem, resistensi terhadap penyakit ini sifatnya universal atau keseluruhan, jadi Rai tidak akan pernah sakit.
Kabar ini membuat Rai senang dan tidak khawatir lagi akan kehidupannya.
Terkadang dia bertanya-tanya, kenapa dia yang harus seperti ini. Apakah dia pantas mendapatkan semua ini, terlepas dari suka dan duka kehidupannya.
Bahkan Rai belum tahu jawaban atas pertanyaannya yang kadang-kadang muncul di dalam benaknya.
“Bagaimana keempat atributku sekarang? Aku penasaran.“ Berdiri di dekat jendela kamar hotel yang rusak, Rai memandangi langit yang terang.
Beberapa jam sebelumnya Rai mendapatkan peningkatan ke level delapan, dan dia merasakan aliran hangat di tubuhnya.
Setiap hari dia sibuk untuk mencari informasi dan membunuh para Huuzer Crawler yang berkeliaran di dalam gedung. Oleh karena itu dia jarang sekali melihat atributnya.
“Tolong buka jendela status, Sistem.“ ujar Rai pada Sistem.
[Sistem Kebangkitan]
[Nama: Rai Caelan]
[Umur: 20 tahun]
[Level: 8] [19/300 Exp]
[Kekuatan: 38 (+19) (+)]
[Kecepatan: 36 (+18) (+)]
[Ketahanan: 32 (+16) (+)]
[Mental: 46 (+23) (+)]
[Kemampuan yang Terbuka: 2]
[Kemampuan]
[1. Body of ??? Level 2]
[2. Majestic of Mind]
[3. ??? (Dibuka saat Host mencapai Level tertentu ]
[Item: Tenda kemah, Persediaan Makanan, Gambar dan Catatan]
[Koin Pembelian: 641] [Poin Atribut: 9 ] [Mall System]
Terlintas rasa senang di mata Rai, ekspresinya menjadi bersemangat setelah melihat atributnya di jendela status.
“Keempat atribut lumayan tinggi sekarang,” gumam Rai sambil memperhatikan keempat atributnya.
Lalu kedua matanya tertuju pada Poin Atribut yang telah ia dapatkan sekarang.
“9 Poin? Sebaiknya aku meningkatkan keempat atributku dan menyisakan beberapa poin atribut untuk disimpan.“
Tangan Rai kemudian menekan dua kali tanda tambah di samping atribut mental dan satu kali pada atribut ketahanan, kekuatan, dan kecepatan.
Aliran hangat kembali lagi melanda tubuhnya, dan itu membawa kekuatan untuknya. Bersamaan dengan itu, kepala Rai menjadi lebih segar dan cerah, ini adalah efek ketika mental ditingkatkan.
Bicara tentang huruf dari pengingat Sistem ketika membunuh monster, itu adalah tingkatan yang sistem ukur dari kekuatan dan kemampuan monster.
Tingkatan berbahaya atau kekuatan monster di sini sangat bervariasi. Dibedakan menjadi enam tingkatan untuk sementara ini. Tingkatannya yaitu F, E, D, C, B, dan A, ini tingkatan dari yang terlemah hingga terkuat.
Sistem menilai kekuatan monster Huuzer Crawler di tingkatan F sampai E.
Mereka monster di tingkat paling bawah dengan kekuatan yang paling lemah. Walau begitu, manusia akan kalah jika diserang oleh mereka, karena mereka memilik kecepatan dan aura menyeramkan yang memungkinkan untuk bisa mengalahkan manusia tanpa bersenjatakan apa-apa.
Rai berbalik memunggungi jendela, dan pergi ke lantai paling bawah.
Saat menuruni tangga, Rai merasakan kesepian. Perasaan kesendirian karena sepi ini sangatlah berbeda.
Bayangkan saja, jika dirimu hidup sendiri sebagai seorang manusia di tempat yang sangat luas tanpa satu manusia pun yang hidup. Pastinya merasakan kesepian yang teramat dalam, bisa saja tidak kuat dan menjadi orang yang tidak waras.
Walaupun dia tidak memiliki teman atau pun orang yang dekat dengannya saat di kehidupan sebelumnya. Tapi di sosial media, dia berinteraksi dengan beberapa orang, tapi itu tidak dihitung sebagai seorang teman.
Sekarang ini, dia benar-benar tidak berinteraksi dengan manusia sama sekali, sangat kesepian.
Apalagi telepon seluler yang dia beli di Mall System tidak dapat berkomunikasi dengan orang di kehidupan sebelumnya.
Sendiri itu tenang, selebihnya terasa kesepian.
….
Sesampainya di lantai bawah, Rai bergegas keluar dari gedung apartemen bertingkat ini, dan berlari dengan cepat menuju bangunan tinggi di sebelahnya.
Melakukan parkour, Rai meloncat dari pagar rusak dan naik ke atas jendela salah satu ruangan.
Gedung sebelumnya adalah sebuah hotel penginapan yang berbintang rendah, itu asumsi Rai. Lantai hotel yang tidak terlalu banyak juga ruang kamar yang sempit, membuat Rai berasumsi seperti itu.
Di ruangan ini sangat rusak, tembok dinding banyak sekali yang hancur, seperti bangunan yang tidak jadi karena anggaran yang tidak cukup.
Ruangan yang kosong, tidak ada perabot maupun bangkainya di sini, sangat kosong hanya ada debu, tanaman kecil, dan tanah.
Melangkah maju ke depan Rai dan mulai menjelajahi lantai gedung ini.
Setiap lantai memiliki lorong dan lift, itu artinya ini gedung apartemen atau hotel. Karena banyaknya kamar dan ruangan Rai hanya memeriksanya sekilas, tidak secara rinci atau teliti. Selain itu, Rai juga hanya memeriksa beberapa lantai, dan melanjutkan penjelajahan ke gedung sebelahnya.
Cara Rai pergi untuk bisa keluar dari kota ini adalah dari gedung ke gedung lainnya.
Dia tidak ingin berlarian di jalan besar, karena terlalu berbahaya dan terbuka. Makhluk yang ada di bangunan kanan dan kiri jalan bisa melihat dirinya, itu terlalu beresiko.
Tap … Tap … Tap …
Whooshhh …!
Rai berlari dari lorong dan meloncat melewati jendela di depannya.
Hembusan angin terdengar di telinganya saat berada di udara tipis. Detik selanjutnya dia bergelantungan di tepi jendela dan mengangkat dirinya untuk masuk ke dalam gedung.
Gedung kali ini berbeda dengan dua gedung sebelumnya yang telah Rai lewati.
Di sini memiliki ruangan yang lembab dan berair. Penasaran kenapa bisa seperti ini, Rai keluar dari ruangan yang dia masuki ini, dan segera dia melihat sesuatu di luar.
Sebuah lubang yang besar, menghancurkan lantai di atasnya hingga menembus lantai paling atas. Membuat Rai bisa melihat langit biru dengan jelas dari tempat dia berdiri.
“Apakah karena lapuk dan rapuh, membuat bangunan roboh dan hancur ke bawah?“ Rai mendongak ke atas melihat sisi lubang yang terdapat beberapa tanaman yang tumbuh.
Ada tetesan air yang jatuh dari atas lantai, itu jatuh ke bawah lantai yang di pijak Rai.
Melihat ke bawah Rai bisa melihat bongkahan beton atau dinding yang hancur di lantai paling dasar, tetapi sedikit tergenangi air.
“Air hujan atau air apa ini? Setahuku, tidak pernah turun hujan dalam seminggu di kota ini,” gumam Rai sambil mengingat cuaca hari-hari kemarin.
“Entahlah. Lebih baik aku makan siang seperti biasanya.“ Rai kembali ke ruangan awal, tempat pertama kali dia masuk ke gedung ini.
Duduk di atas kasur yang sedikit rusak dan kotor, dia mengeluarkan bungkusan makanan kertas, dan meletakkannya di atas meja lipat yang dia beli di Mall System dua hari kemarin.
Setelah makanan dikeluarkan, dia mengeluarkan satu kotak susu dan menaruhnya di samping bungkusan makanan.
Membuka bungkusan makanan, dia langsung mencium aroma kuah rendang dan sayur nangka khas daerah Padang.
“Sebelum makan, sebaiknya aku cuci tangan agar tidak sakit.“ Kemudian dia mengeluarkan satu botol air putih dari tasnya, dan kemudian menuangkan air untuk membasuh tangannya.
Rai lupa bahwa dirinya tidak akan terkena penyakit apapun, bahkan jika ada virus dia tidak akan terjangkit. Karena kebiasaannya sehari-hari, jadi tanpa sadar dia melakukan itu.
Kebiasaan baik, tapi tidak berguna untuk diri Rai sekarang dalam segi kesehatan, tapi untuk kebersihan itu bagus-bagus saja.
Sebetulnya Rai tidak membutuhkan makanan, karena dia selalu penuh energi kekuatan.
Dengan tangannya yang sudah bersih, Rai mulai menyantap makanannya dengan penuh hayat.
Sungguh lezat dan enak!
Wajah Rai terlihat menikmati sekali makanan kali ini.
Tapi …
Tiba-tiba wajah Rai berubah, dia diam membeku dengan tatapannya yang melihat ke depan, tepat pada pintu keluar masuk kamar.
Di depan pintu itu berdiri seekor kucing kecil berwarna hitam yang sedang memandangi dia dengan matanya yang bulat dan lucu.
“Anak kucing?“ Rai berkata dengan wajah bingung, dia dengan sigap berwaspada.
Dia segera mengambil pedangnya di tangan kiri, dan berdiri menghadap kucing kecil ini.
'Meong~'
Suara susu dari sahutan kucing terdengar di telinganya.
Kucing itu mengeong sambil memiringkan kepalanya. Terlihat seperti bertanya kenapa Rai berdiri dan bergerak seperti itu.
Melihat ini, Rai langsung menurunkan kewaspadaannya. Kucing lucu ini tidak terlihat menakutkan saat dipandang.
Karena penasaran, Rai menunda makannya dan berjalan menuju kucing kecil itu dengan langkah perlahan.
Seakan kucing ini juga penasaran dengan makhluk tinggi dan besar seperti Rai, dia juga berjalan mendekati Rai, sambil mengeong kecil.
Dalam beberapa detik, Rai berhenti di jarak satu langkah dari kucing ini.
Kucing ini masih menatapnya penasaran, dan tidak ada tanda-tanda akan menyerang.
Rai memberanikan diri untuk lebih dekat dengan kucing ini, dan berjongkok di hadapan anak kucing.
'Meong~'
Anak kucing itu mengeong lagi, sangat lucu dan imut.
'Sial! Terlalu menggemaskan!' batin Rai ketika melihat perilaku kucing ini.
Tidak tahan untuk tidak menyentuhnya, Rai segera mengulurkan tangan kirinya untuk mengelus bulu anak kucing ini.
Tangan kiri tidak dipakai untuk makan, masih bersih dan tidak kotor.
Namun, saat tangan Rai mendekati anak kucing itu, anak kucing langsung menggeram.
Seketika Rai menarik kembali tangannya, dan tidak jadi menyentuh anak kucing ini.
Rai menjadi sedih melihat kucing ini takut kepadanya, jadi dia mengurungkan niatnya untuk mengelus dan menyentuh bulu anak kucing itu.
Saat dirinya sedih, sebuah kilatan cahaya muncul di matanya.
“Aku tahu bagaimana membuat tidak takut anak kucing ini.“ Rai berkata sambil menatap anak kucing yang masih menggeram padanya.
Berdiri, lalu dia kembali berjalan ke meja lipat tempat dia makan.
“Seharusnya kucing suka dengan daging, semoga saja dia suka dan memakan daging ini.“ Rai mengambil sepotong daging rendang, dan membawakannya ke depan anak kucing itu.
Ketika daging sapi itu di letakkan di lantai yang tidak basah tepat di depan anak kucing, mendadak anak kucing itu berhenti menggeram.
Anak kucing itu perlahan mendekati daging dan mengendus-endus daging.
Mata Rai terpaku saat melihat ini, di dalam hatinya dia berharap kucing ini suka dengan daging makanannya.
Adegan berikutnya, anak kucing itu menjilati daging ini dan menggigit kecil daging.
Ekspresi Rai menjadi senang melihat ini, harapannya terwujud.
Rai memandangi anak kucing ini makan dengan penuh minat, dia kembali ke kasur dan melanjutkan makannya. Dia tidak ingin mengganggu anak kucing ini sedang makan.
Tiga menit berlalu, Rai menyelesaikan makannya dan membuang bungkusannya ke dalam lubang hitam yang disediakan oleh Sistem setiap dia selesai makan.
'Miaw~'
Bunyi kucing muncul lagi.
Rai segera menunduk ke bawah, dan langsung melihat anak kucing ini mengeong sambil menatap Rai.
“Apakah kamu sudah kenyang?“ Rai bertanya kepada anak kucing di depannya.
'Meong!'
Seolah mengerti apa yang dikatakan Rai, anak kucing itu mengeong sambil menganggukkan kepalanya satu kali.
“???“
Rai tersentak, matanya terbuka lebar, tanda tidak percaya.
'Meong?'
Anak kucing ini mengeong lagi sambil memiringkan kepalanya kepada Rai.
“Eh …. Aku tidak apa-apa,” kata Rai tersenyum canggung, menggaruk kepalanya.
'Anak kucing apa ini? Kenapa sangat pintar?' Di dalam hatinya Rai bertanya-tanya kenapa ada anak kucing sepintar ini.
Dipikir lagi, ini hal aneh, dari mana anak kucing ini berasal dan kenapa ada anak kucing di tempat yang menyeramkan ini.
Sungguh aneh.
Tapi ketika melihat lagi anak kucing ini, dia tidak merasakan bahaya darinya.
Anak kucing itu bergerak, dia meloncat ke kasur dan berjalan kepada Rai hingga dia berhenti di atas paha Rai.
“Ada apa, anak kecil?“ Rai bertanya menggunakan Bahasa Indonesia, karena kucing ini mengerti jadi dia bicara dengan Bahasa Indonesia.
'Meow~'
Anak kucing menjawab sambil menoleh ke arah kotak susu di atas meja.
Sadar dengan ini, Rai segera bertanya, “Kau mau susu?“
Anak kucing itu segera menganggukkan kepalanya yang kecil.
“Tunggu, aku tuangkan susu untukmu.“ Rai memindahkan kucing itu dari pahanya ke atas kasur.
Dia segera membeli mangkuk kecil dari Mall System, kemudian menuangkan susu ke mangkuk itu.
Duduk kembali di atas kasur, Rai menaruh mangkuk kecil berisi air susu di depan anak kucing.
Setelah melihat susu pada mangkuk di depannya, anak kucing menjulurkan kepalanya dan meminum susu.
Melihat aksi si kecil ini, Rai membiarkannya minum.
Sambil menunggu anak kucing ini selesai, Rai juga meminum susu dari kotak susunya.
Melihat dari jauh, pemandangan ini sungguh indah dan bermakna, sebuah keharmonisan tercipta di dunia yang aneh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Gaia
semangat Thor
2023-01-07
1