Sosok Rai berubah menjadi bayang-bayang sebelum menghilang di tempatnya. Seketika, Rai muncul di depan salah satu Huuzer Crawler yang paling dekat dengannya.
Melambaikan pedangnya beberapa kali dalam satu tarikan nafas, dan Huuzer Crawler itu pun langsung terbelah menjadi potongan daging yang banyak berbentuk kotak.
Dalam satu kedipan mata, Rai menghilang lagi dari tempatnya, dan muncul tiba-tiba di hadapan Huuzer Crawler terdekat.
Serangan tersebut berulang tanpa jeda sedikitpun. Rai nampak menikmati perasaan ini dengan wajah yang gembira.
Kedua pedangnya terus memotong dengan lembut beberapa bagian tubuh Huuzer Crawler. Darah yang keluar dan menyemprot secara otomatis menempel pada bilah pedangnya, dan membuat penampilan pedang Rai menjadi lebih garang.
Kini, tampilan Rai bagaikan seorang pembantai yang haus akan nyawa Huuzer Crawler.
Whoosh!
Hembusan angin terdengar, tubuh Rai berubah menjadi samar-samar tak terlihat. Ia berlari dengan kecepatan yang sangat cepat.
Huuzer Crawler yang terakhir tersisa terlihat bingung dan menoleh ke segala arah untuk mencari sosok Rai.
Namun, saat sibuk mencari di mana posisi Rai, sebuah untaian cahaya tipis seperti benang melintas di depan kepala Huuzer Crawler.
Di detik berikutnya cahaya tipis itu mengencang dan dengan kilatan mata, cahaya itu membelah tubuh Huuzer Crawler itu menjadi empat bagian.
“Semua pengalaman sudah didapatkan.“
Sosok Rai muncul kembali di tempat awal dia dan Kuro berdiri, sambil menatap mayat-mayat monster yang berserakan.
Ding!
[Bunuh 28 Huuzer Crawler (F-). Dapatkan +28 Exp, +28 Koin!]
Rai mengabaikan notifikasi sistem. Ia berjalan maju melewati dan menghindari potongan mayat monster dan pergi ke tengah atap gedung.
Kuro yang tidak bergerak dan masih di tempatnya, akhirnya bergerak ikut berjalan dan mendekati Rai.
'Miaw?' Kuro mengangkat kepalanya dan memandang Rai dengan tatapan yang seolah bertanya.
“Bukan apa-apa. Hanya sekumpulan monster yang masih hidup dan sekarang sedang menuju ke sini.“ Rai menundukkan kepalanya dan berkata kepada Kuro.
Alasan kenapa Rai berpindah tempat ke tengah-tengah atap adalah untuk Rai lebih leluasa dalam bergerak ketika mengeluarkan serangan, dan supaya tidak terhambat oleh tempat dan lingkungan.
Tidaklah lucu apabila dia sedang fokus membunuh para monster tanpa sengaja terjatuh dan terjun dari lantai paling atas gedung, karena tidak memperhatikan pijakan, lalu dia mati dengan sebab kematian yang dapat dikatakan konyol.
Mendengar jawaban Rai, Kuro tidak mengeong lagi dan dia duduk dengan kaki belakangnya ditekuk.
Rai memfokuskan pendengaran untuk mendengarkan lingkungan di sekelilingnya, dengan pandangan mata yang tertuju pada pinggir atap gedung.
Beberapa detik Rai menunggu, terdengar suara gemuruh yang samar-samar dari bawah lantai, dan suara itu semakin keras dan jelas.
Tak lama kemudian, satu per satu Huuzer Crawler muncul di pandangan Rai dan mulai berjalan mendekati Rai. Mereka muncul dari luar dan bukan dari pintu tempat Rai masuk ke sini.
Empat kaki yang dimiliki oleh setiap Huuzer Crawler dapat digunakan untuk merangkak bahkan di bidang yang mempunyai sudut sembilan puluh derajat sekalipun, contohnya dinding tembok.
Pada setiap kakinya memiliki cairan lengket yang busuk dan lengket, karena teksturnya yang lengket itulah membuat mereka dapat memanjat tembok sangat miring sekalipun.
Bum …!
Sesuatu berat dan besar terdengar seperti terjatuh tidak jauh dari tempat Rai berada. Membuat pijakan pada kaki Rai bergetar, bukan pijakan. Tetapi, alas pada permukaan lantai atap ini bergetar.
“Big Huuzer Crawler?“ Rai menoleh dan mendapati monster Huuzer Crawler yang memiliki ukuran yang sangat besar dan wujud yang berbeda dengan Huuzer Crawler biasanya.
Memperhatikan sosok ini sebentar, lalu ia berkata, “Bukan, ini bukan Big Huuzer Crawler ….“
“…Ini adalah jenis baru.“ Di pinggir atap arah selatan, Rai bisa melihat monster dengan perawakan yang sangat besar dengan bagian tubuh yang berbeda dari Huuzer Crawler dan bahkan Big Huuzer Crawler yang pernah ditemui oleh Rai selama ini.
Bagian tubuh yang sedikit berbeda, karena ada tambahan sepasang tangan dan juga dua kepala yang hancur. Monster ini mengeluarkan tekanan aura yang menakutkan dari tubuhnya.
Jarak Rai dengan Monster ini tidak jauh. Sebab, Rai berada di poros gedung ini, sedangkan para monster bermunculan di sekitar tepi atap gedung.
Aura yang menekan dapat dirasakan oleh Rai, membuat Rai memasang waspada terhadap monster besar dan jelek ini.
"Kuro, bisakah kau pergi dari sini dahulu, aku akan membukakan jalan untukmu ...." Rai mendesak Kuro untuk meninggalkan tempat ini. "Aku janji, aku akan menemuimu di gedung berikutnya, setelah aku menghabiskan monster ini."
'Miaw ....' Kuro memasang mimik wajah yang sedih setelah mendengar perkataan Rai. Kuro tidak rela meninggalkan Rai sendirian di sini.
"Kuro ikuti ucapanku, jangan sedih seperti itu. Percayalah padaku." Kedua mata Rai memandangi dengan lekat mata besar Kuro yang imut ini. Pada mata Rai samar-samar terdapat rasa ketegasan dan percaya diri.
'Miaw~' Kali ini Kuro memandang Rai dengan tatapan berbeda, matanya penuh harap.
"Benar, Kuro. Kamu tunggu aku setelah kabur dari gedung ini," kata Rai dengan senyuman lembutnya dan berjongkok untuk bisa mengelus bulu kepala Kuro yang lembut.
'Miaw!' Kuro mengeong keras, terdengar lucu. Kemudian menganggukkan kepalanya, tanda dirinya mengerti.
"Bagus ...." Rai tersenyum dengan tangannya masih menggosok pelan kepala dan leher Kuro. "Anak kucing yang baik."
Tangan Rai berhenti membelai Kuro dan dia bangkit berdiri. "Kuro, dalam hitungan ketiga kamu harus berlari menuju pintu masuk tadi, aku akan membuat jalan untukmu."
'Miaw!' Kuro mengeong, menatapi monster merangkak yang menghalangi pintu keluar dan masuk.
"Bagus kalau kau mengerti," kata Rai tersenyum. "Aku akan mulai menghitung sekarang. Satu ...."
"...."
"Dua ...."
"...."
"Tiga ...."
"Sekarang, Kuro!"
Kaki kecilnya langsung berakselerasi cepat, dan berlari dengan kecepatan melaju yang cukup cepat.
Disusul oleh Rai yang mengerahkan kecepatan penuhnya. Ia mulai membunuh dan menyingkirkan beberapa Huuzer Crawler yang menghalangi jalan.
Dalam beberapa nafas Rai berhasil membasmi monster yang menutupi jalan.
Kuro pun mengikuti permintaan Rai, dia langsung pergi menuruni tangga. Tapi, sebelum dia melanjutkan turun, dia menyempatkan untuk menatap sosok Rai yang kini sedang menebas banyak monster.
'Miaw~'
Kuro melihat Rai, rasa sedih terlihat jelas di mata bulatnya.
Lalu dia melanjutkan lagi berlari menuruni tangga untuk pergi dari gedung ini.
Rai dapat merasakan ketika Kuro berhenti dan memandanginya, senyum manis tanpa sadar muncul di wajah Rai.
"Anak kucing ini ...."
Rai berkata sambil menggelengkan kepala.
Posisi Rai saat ini sedang bertarung dengan puluhan monster yang berdatangan. Namun, dia menggunakan kekuatan telekinesisnya untuk menebas dan memotong para Huuzer Crawler yang datang, sesekali tangannya bergerak untuk ikut membunuh Huuzer Crawler yang belum mati. Dia masih memunggungi pintu masuk.
Dari awal Rai terheran dengan tingkah laku anak kucing ini, karena Kuro sangat terlihat seperti manusia yang memiliki perasaan, juga Kuro dengan mudah mengekspresikan perasaannya. Sangat manusiawi.
Merasakan Kuro telah pergi, otomatis beban Rai telah terangkat, setidaknya dia tidak perlu berusaha lebih untuk melindungi Kuro. Rai tidak ingin Kuro terluka oleh serangan mereka karena ketidakmampuannya untuk melindungi Kuro.
"Baiklah, saatnya untuk berpesta!"
Seketika Rai mengubah wajahnya menjadi serius, Tatapan mata yang tajam semakin menusuk. Tangan kanannya mencengkeram satu pedang. Ia siap untuk menyerang dan beralih dari mode bertahan ke mode penyerangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
~Kepala Kampung~
nimbun dulu akhir ny dah Mayan banyak chp ny
2022-11-08
2