Pelan-pelan Rai menginjak anak tangga, pegangan tangga yang berdebu dan penuh oleh karat, suasana sepi dan cahaya yang redup, bangunan berlumut ini terlihat menyeramkan, seperti bangunan di film horror.
Rai menuruni tangga hingga dia tidak tahu dirinya telah sampai di lantai berapa.
Kakinya melangkah menjadi lebih pelan, Rai samar-samar mendengar sesuatu yang bergerak dari bawah.
Suara ini terdengar aneh, tapi sepertinya dia pernah mendengar suara ini.
“Crawler?“ Rai menebak pemilik suara itu.
Memastikan apakah itu Crawler atau bukan, dia lanjut menuruni tangga sambil memegang pedang yang telah dibagi menjadi dua olehnya.
Langkah demi langkah dia menuruni anak tangga, suara dengkuran monster terdengar semakin jelas dan keras ketika dia melangkah turun.
Mendadak Rai berhenti melangkah, karena tidak jauh di bawahnya, tepat di atas tangga yang akan dia lewati, terdapat gerombolan Crawler yang sedang merangkak.
“Harusnya aku bisa mengalahkan mereka dengan kekuatanku sekarang,” gumam Rai pelan sambil mengintip mengawasi para Huuzer Crawler di bawahnya.
Karena pencahayaan yang kurang dan posisi Rai yang ada di balik pagar tangga atas, Rai belum ditemukan oleh mereka.
Salah satu Crawler mulai merangkak ke atas dan menuju ke arahnya, tapi masih tidak sadar bahwa ada Rai di sana.
Tatapan Rai tertuju pada Crawler ini, dia bersiap untuk memulai penyerangannya. “Aku mulai dari dirimu dulu.“
Segera Rai meloncati pagar tangga, dan jatuh ke bawah.
Krak!
Rai mendarat tepat di atas tubuh Crawler itu, kedua kakinya menginjak dengan keras tulang Huuzer Crawler yang kurus itu sambil menancapkan kedua pedangnya di tubuh Crawler.
Kraaahhh!
Tangisan keras keluar dari mulut monster jelek, membuat Crawler yang lainnya mengetahui keberadaan Rai.
Menarik satu pedangnya dari tubuh Crawler, dan Rai langsung memotong leher Crawler untuk menghentikan jeritan yang membuat kupingnya terasa sakit.
Setelah melakukan itu, Rai dengan cepat bergerak menuju gerombolan Huuzer Crawler.
Ruang yang agak sempit membuat Rai sedikit kerepotan, dia harus ekstra hati-hati dalam menyerang dan bertahan di situasi ini.
Tak disadari olehnya, tubuhnya secara lihai berakrobat ketika dia menghindar atau pun menyerang.
Swooshh!
Dalam satu tebasan, Rai dapat membunuh satu ekor Huuzer Crawler, dan dia terus bergerak cepat sambil memanfaatkan lingkungan di sekitarnya.
Pegangan tangga dia gunakan untuk tempat membuat momentum ketika menebas sambil meloncat.
Siluet cahaya putih terus bermunculan di beberapa sisi ruangan, diiringi dengan suara jeritan Crawler di dalam ruang yang remang ini.
Beberapa menit kemudian, ruangan tangga darurat menjadi sunyi. Sementara waktu bau darah busuk tercium di dalam ruangan ini.
"Haa ... haa ...."
Bunyi napas seseorang dapat terdengar saat ini, itu berasal dari Rai yang berdiri bersandar pada bagian tembok yang tidak berlumut.
Membantai belasan Crawler sedikit melelahkan baginya.
“Lumayan sulit membunuh gerombolan monster tadi. Aku tidak bisa leluasa membunuh mereka, jadi itu tidak begitu mudah.“
Rai mengangkat kepalanya melihat mayat Huuzer Crawler yang telah terpotong beberapa bagian, tergeletak di tangga lantai atas.
[Ding!]
[Bunuh 16 Huuzer Crawler, Dapatkan +16 Exp, +16 Koin!]
Pengingat Sistem kembali muncul, ini artinya semua monster di sini telah mati sepenuhnya.
Pengalaman untuk meningkatkan ke level selanjutnya masih kurang, membutuhkan belasan pengalaman lagi untuk naik ke level berikutnya.
Rai menyeka darah pada pedangnya di tubuh Crawler, dengan begitu dia melanjutkan lagi berjalan menuruni tangga.
Namun sayang, di tangga darurat ini masih banyak Crawler yang berkeliaran naik turun pada tangga. Dia harus membantai mereka untuk mencapai lantai paling bawah dan berhasil keluar dari apartemen ini.
Dengan gerakan lincah dan cepat, dia memotong setiap Crawler yang ada di dekatnya, tentu itu tidak se-mulus di dalam kamar apartemen sebelumnya.
Di ruang ini menghambat pergerakannya dalam menghunuskan pedangnya kepada monster-monster. Meski begitu, Rai masih bisa menghabisi semua Crawler.
[Ding! Bunuh 13 Huuzer Crawler, Dapatkan +13, +13 Koin!]
Rai mengabaikan notifikasi sistem dan terus berjalan.
Tidak lama kemudian, Rai sampai di ujung tangga darurat, kemungkinan besar dia telah sampai di lantai dasar apartemen.
Pintu yang menutup ruangan tangga darurat telah copot dan hancur, pintu itu tergeletak begitu saja di lantai yang ditumbuhi tanaman merambat.
Menghampiri pintu perlahan, setiap Rai menginjak rongsokan pintu pasti menimbulkan suara. Namun, telinga Rai tanpa sengaja mendengar suara yang lain, dan itu berasal dari lobi apartemen di depannya.
“Tersisa satu lagi, apakah itu Crawler lagi?“ Rai berhenti untuk bisa mendengar lebih jelas suara itu.
Rai menebak gerakan itu berasal dari Crawler lagi. Dia memutuskan untuk memeriksanya.
Mengintip ke luar pintu, dia bisa melihat ruangan yang mewah kini telah menjadi sebuah tempat dipenuhi tumbuhan dan juga retakan di setiap dinding temboknya.
Tetapi dia tidak melihat siapa pun di sana. Karena tidak ada apa-apa, dia melangkah keluar dan berdiri menghadap lobi apartemen.
Mata Rai menelusuri ke sekeliling ruangan ini, dan dia sekali lagi tidak menemukan apapun.
“Dari mana sumber suara itu?“
Rai masih mendengar suara gerakan seperti makhluk yang sedang menggerus atau menggesek sesuatu yang keras. Tetapi dia tidak melihat wujud dari suaranya.
“Apakah itu di luar?“ Rai berspekulasi tentang sumber suara itu, jika tidak ada di sini berarti kemungkinannya ada di luar apartemen. “Bukan! Suara itu bukan dari luar, tetapi ….“
“Suara itu dari atas!.“
Bum …!
Benda berat jatuh tepat di tempat Rai berdiri, Rai dengan cepat bereaksi dan meloncat menghindarinya.
“Sial! Apa itu?!“
Rai berhenti berguling-guling di atas lantai dan segera bangkit melihat benda yang jatuh itu.
Debu berterbangan menutupi sosok yang jatuh, beberapa detik kemudian sosok makhluk yang besar terlihat di balik debu.
“Huuzer Crawler? Kenapa yang ini lebih besar dari yang lain? Ada kelainan?“ ucap Rai sambil memperhatikan sosok besar yang merangkak di atas lantai.
Kraaaahhhh ….!
Huuzer Crawler itu berteriak pada Rai, seolah dia memprotes ucapan Rai.
Selanjutnya…
Monster itu meloncat sangat cepat dengan keempat kakinya terbuka lebar di udara, tampak ingin menangkap tubuh Rai.
Melihat hal ini, Rai segera beraksi lebih cepat, dia berlari maju dan menghunus pedangnya memotong vertikal tubuh Huuzer Crawler.
Swoosshhh!
Tubuh Huuzer Crawler terpotong menjadi dua dan jatuh bersimbah darah di atas lantai.
Sedikit percikan darah encer agak kehitaman menyentuh pipi kanan Rai. Wajah Rai terlihat semakin tegas saat terdapat tetesan darah yang menempel di pipinya.
Rai berbalik melihat potongan tubuh Huuzer Crawler. Ternyata tubuh itu masih bergerak, tidak mati.
“Belum mati?“ Rai terheran, dan matanya menatap tidak percaya pada tubuh Huuzer Crawler.
Kedua tubuh Huuzer Crawler yang telah terpotong bergerak mendekati satu sama lain. Saat sudah sangat dekat sesuatu seperti benang yang terbuat dari jaringan tubuh itu keluar saling terjalin, dan dalam beberapa waktu kedua potongan tubuh itu menyatu seperti semula.
Kraaaahhhh!
“Apa-apaan ini?!“
Rai terkejut, dan tanpa sadar mundur beberapa langkah, menjauhi monster ini.
'Sial! Aku kurang beruntung bertemu monster seperti ini,' Rai berkata di dalam hati sambil menatap terpaku pada sosok Huuzer ini.
Huuzer Crawler merangkak maju sedikit demi sedikit menghampiri Rai, wajah yang hancur itu seperti sedang menatap Rai.
“Jika aku memotong tubuhnya menjadi lebih banyak, apakah dia masih bisa menyatu kembali?“ pikir Rai dengan spontan.
“Aku harus mencobanya jika ingin tahu hasilnya.“
Tubuh Rai berhenti mundur, dia berancang-ancang untuk melepaskan serangan lagi.
“Saatnya mencoba!“
Tatapan Rai menjadi tajam saat melihat monster di depannya.
Detik berikutnya, tubuh Rai menghilang seperti kilat hanya menyisakan debu beterbangan di tempat tadi dia berdiri.
Rai dengan cepat muncul di depan Huzeer Crawler dengan tangannya yang siap untuk menebas.
Slash! Slash! Slash …!
Beberapa garis putih muncul di sekitar tubuh Huuzer Crawler.
Kemudian, tubuh Huuzer Crawler sekali lagi terpotong, kali ini menjadi beberapa potongan.
Rai berdiri tidak jauh dari tubuh Huuzer, tatapannya terus mengawasi potongan tubuh monster Huuzer.
Genangan darah merendam sebagian lantai, dan itu sama sekali tidak membuat gerakan, juga potongan daging monster tidak bereaksi apa-apa.
“Nampaknya sekarang telah mati,” ucap Rai setelah menatap setiap potongan bagian tubuh monster besar ini.
[Ding!]
“Ya, itu telah mati,” tambah Rai ketika mendengar bunyi dari Sistem.
[Bunuh 1 Big Huuzer Crawler, Dapatkan +5 Exp, +5 Koin]
[Selamat Anda Telah Naik Level!]
“Yeah, menjadi lebih kuat lagi!“ kata Rai dengan wajah yang senang.
“Tampilkan jendela status.“
[Sistem Kebangkitan]
[Nama: Rai Caelan]
[Umur: 20 tahun]
[Kemampuan Terbuka : 1]
[Level: 3] [4/50 Exp]
[Kekuatan: 14 (+7) (+)]
[Kecepatan: 14 (+7) (+)]
[Ketahanan: 10 (+5) (+)]
[Mental: 16 (+8) (+)]
[Kemampuan]
[1. Body of ??? Level 1]
[2. ??? (Dibuka saat Host mencapai Level tertentu ]
[Item: Double Bladed Sword]
[Koin Pembelian: 45] [Poin Atribut: 3 ] [Mall System]
“Menambah lagi? Aku belum menambahkan poin atribut apapun.“
Keempat atributnya menambah sendirinya, dia tidak tahu dari mana asalnya penambahan itu. Juga … jika dia ingat lagi atribut sebelumnya sama seperti sekarang ada penambahan yang di luar dari efek kemampuan kebangkitannya.
Lebih baik dia bertanya kepada Sistem, daripada menebak-nebak.
“Tambahan dari mana atributku, Sistem?“ tanya Rai.
[Tambahan angka atribut itu berasal dari kenaikan setiap level.]
[Setiap naik level, keempat atribut dasar Anda akan ditambahkan secara otomatis, ini tentunya berbeda dengan poin atribut gratis.]
“Oh, aku mengerti. Pantas saja atributku naik dengan sendirinya setelah naik level, ternyata itu juga hadiah dari kenaikan level, tapi sifatnya mutlak dan universal tidak bisa sesuka hati aku tambahkan ke bagian atribut mana saja.“
Sistem memberikan peningkatan angka pada keempat atribut Rai ketika levelnya naik, hal ini cukup membantu Rai.
“Semua Atribut bertambah empat poin, artinya sistem memberi dua poin ke semua atributku, dan bertambah menjadi empat karena efek dari peningkatan dua kali lipat kemampuan kebangkitan,” Rai bergumam sambil menghitung peningkatan atributnya.
“Hmm, ada tiga poin untuk ditambahkan ke atribut ….“
“…Sesuai rencana aku menambahkan atribut ketahanan, juga mental dan kekuatan.“
Rai menggunakan poin atribut gratis untuk menambahkan ketiga atribut yang dia pilih.
Seketika tubuh Rai dialiri sepotong kekuatan dan membuatnya menjadi kuat lagi, sensasi nyaman terasa di seluruh tubuhnya, dia ingin merasakannya lebih lama lagi.
'Kruk! Kruk!'
Sebuah suara aneh timbul dari perutnya, itu adalah suara perut Rai yang keroncongan.
Tatapan Rai jatuh ke perutnya, untung di tempat ini tidak ada siapa-siapa, dia akan malu jika seseorang mendengar suara tadi.
“Aku harus makan sekarang. Sebelum itu aku harus mencari tempat yang sedikit bersih, aku tidak mungkin makan di dekat mayat monster yang penuh darah ini.“
Rai berjalan ke sekeliling ruangan lobi, mencari tempat yang bersih dan cocok untuk makan.
Setelah berjalan beberapa lama, dia menemukan sudut ruangan lobi yang lumayan bersih, dan ada sebuah sofa yang cukup bersih walaupun ada sedikit tanah di atas dudukan sofa.
“Sistem, apakah ada makanan di Mall System?“
[Mall System menyediakan kebutuhan makanan dan keperluan untuk Anda, seperti makanan, minuman, baju, dan lain-lain. Tidak menjual kemampuan atau keterampilan.]
“Kalau begitu … buka Mall System, aku ingin tahu apa saja barang yang dijual di sana,” perintah Rai kepada Sistem, dia ingin melihat barang-barang yang dijual di dalam Mall System.
Layar transparan yang lebih besar dan panjang muncul di depan mata Rai.
[Mall System]
[Makanan & Minuman]
[Mie instan cup. Harga: 1 Koin / 7 bungkus]
[Nasi goreng. Harga: 1 Koin / 3 bungkus]
[Mie kwetiau. Harga: 1 Koin / 3 bungkus]
[Nasi padang. Harga: 1 Koin / 3 bungkus]
[….]
[….]
[Es dawet. Harga: 1 Koin / 10 gelas]
[Es cincau. Harga: 1 Koin / 10 gelas]
[Es jeruk. Harga: 1 Koin / 10 gelas]
[Masih banyak yang lainnya.]
Daftar makanan dan minuman hampir lengkap, tidak hanya makanan di Indonesia, tetapi ada juga makanan serta minuman yang berasal dari luar negeri.
Terlebih lagi harganya cukup murah. Sekarang dia telah mendapatkan 45 Koin, dia tidak perlu khawatir soal makanan, jadi dia bisa membeli beberapa produk di Mall System.
[Nasi goreng + Es Jeruk + Air Putih. Total Harga: 3 Koin.]
[Apakah Anda yakin ingin membeli?]
[Iya/Tidak]
Tangan Rai menekan tombol 'Iya' pada layar mengambang ini.
Seketika sebuah cahaya putih timbul dan perlahan membentuk bungkusan nasi yang dijual oleh pedagang jalanan dan membentuk beberapa gelas plastik transparan diisi dengan cairan oren dan bening, efek penampilan ini cukup mengagumkan jika dilihat.
Tiga buah bungkusan nasi, sepuluh gelas minuman es jeruk, dan dua puluh botol air mineral muncul di atas lantai yang ada di depan Rai.
Rai bergegas mengambil makanan dan minuman tersebut dan memasukkannya ke dalam tas ransel.
Kemudian dia menyisihkan satu bungkus nasi goreng, air mineral, dan segelas es jeruk untuk dimakan sekarang.
Membersihkan tangannya menggunakan air mineral, Rai duduk di atas lantai, dan mulai memakan nasi gorengnya.
Tiga menit berselang, Rai telah menghabiskan nasi goreng dan es jeruknya. Dia bingung bagaimana membuang bungkusan ini.
[Ding!]
[Silahkan buang sampah di lubang yang telah disediakan.]
Setelah Sistem memberi pemberitahuan itu, sebuah lubang berwarna hitam berukuran kecil tiba-tiba muncul di depan Rai.
“Terima kasih, Sistem!“
Kemudian Rai melemparkan sampah bekas nasi goreng dan gelas plastik ke dalam lubang tersebut.
Ketika semua sampah telah dibuang, lubang itu menyusut dan menghilang.
“Perut sudah terisi, saatnya kembali menjelajahi!“
Rai mulai berjalan bersama pedangnya dengan wajahnya yang bersinar penuh semangat menuju pintu utama apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Wong kam fung
Kaya suaara Rhoma Irama wk
2022-11-01
1
Wong kam fung
Op bgt ini kalau di game udah kaya level 20 wk
2022-11-01
1
Wong kam fung
Nemesisi di Resoden Evil kah? Karena besar wk
2022-11-01
1