Saya terus melangkah menginjak mayat-mayat yang berserakan disekitar area itu, saya melihat makhluk yang duduk di gunungan mayat. Dia mengeluarkan aura mencekam untuk mengintimidasi, saya pun membalasnya dengan mengeluarkan aura yang sama. Walaupun kami sama-sama mengeluarkan aura, tapi saya lah yang paling banyak terkena dampaknya. Dia kemudian turun dari gunungan mayat itu, menatap saya dengan tatapan tajam yang tidak kalah mengerikan dari auranya.
"Siapa kau? aku belum pernah merasakan aura ini selain dari para iblis pemegang daerah."
"Aku kebetulan tersesat di dimensi ini, izinkan aku untuk keluar."
"Sayang sekali, aku tidak menerima alasan seperti itu."
Sudah kuduga, berkomunikasi dengan iblis tidak semudah yang dibayangkan.
Iblis penguasa itu kemudian memasang kuda-kuda untuk bertarung sambil mengalirkan energi sihirnya ke tangan dan kakinya, energi sihir berwarna hitam pekat yang cukup menyeramkan.
'Ken, aku ingin berganti."
Tiba-tiba Norkes bilang seperti itu pada saat saya sudah siap bertarung, kami pun bertukar tempat dengan Norkes yang kini mengambil alih tubuh. Norkes kemudian mengeluarkan auranya, dan membebaskan mana-nya karena tubuh yang kami pakai saat ini sedang sepenuhnya dikuasai oleh Norkes. Dan disaat itu juga, saya melihat perubahan ekspresi dari si iblis penguasa.
"Kezo, lama tak jumpa."
"Norkes, apakah itu benar kau?"
Norkes kemudian mengeluarkan pedang Legendaris, mencoba memberitahu si iblis penguasa bernama Kezo itu bahwa yang ada didepannya memang benar-benar makhluk Primordial.
"Ini cukup mengejutkan, aku dengar kau sudah mati pada waktu itu."
"Jiwaku mengikuti sebuah cahaya dan tiba-tiba aku terbangun di tubuh ini, aku berbagi tubuh dengan seseorang dari ras manusia yang sempat berbicara denganmu diawal. Dia bernama Ken."
Loh? jadi mereka sudah saling kenal, saya pikir saat Norkes berniat bertukar posisi. Dia ingin menghadapi iblis penguasa itu menggantikan saya, tapi saat ini bukankah mereka tampak seperti bukan musuh.
"Jadi apa yang akan kau lakukan saat ini."
"Sudah jelas, aku ingin kembali ke dunia baru, jadi jika kau mengizinkanku untuk lewat. Maka aku akan menyimpan kembali pedangku."
Kezo terlihat tersenyum mendengar peringatan itu, dia kemudian berkata:
"Kalau begitu, izinkan aku ikut denganmu ke dunia baru."
Saya benar-benar terkejut, Norkes sepertinya juga memikirkan hal yang sama. Saya memang sudah tahu tentang sifat buruk yang dimiliki oleh iblis, tapi yang ini terlihat sangat konyol. Dia sudah mengalahkan ribuan iblis-iblis yang berniat mendekati gerbang utama, dia sudah bekerja sangat jauh. Tapi kemudian dia membuang semua itu dan memilih untuk meninggalkan tugasnya, lalu apa yang dia pikirkan saat membunuh ribuan iblis itu. Apakah itu hanya bentuk senang-senang menurutnya.
"Apa maksudmu?."
"Kau pasti sudah tahu kan jika Forez saat ini ada di dunia baru, si bodoh itu tiba-tiba meninggalkanku sendirian untuk menjaga gerbang ini. Aku juga dengar bahwa Forez berhasil mendapatkan salah satu dar 11 pedang Legendaris, itu membuatku penasaran tentang dunia baru."
"Tunggu, bagaimana dengan gerbang ini?"
"Aku akan memerintahkan para iblis pemegang daerah untuk menjaga gerbang ini."
"Apa akan baik-baik saja?"
"Jika memang mereka melakukan kesalahan, maka aku akan membunuhnya."
Kezo lagi-lagi mengeluarkan senyuman mengerikannya, definisi penguasa disini mengarah pada sosok iblis yang mampu mendapatkan semua keinginannya. Saya berpendapat jika para iblis yang Kezo sebut sebagai pemegang daerah juga pasti bertingkah seenaknya tanpa menghiraukan ancaman dari Kezo. Mungkin suatu hari nanti, mereka juga akan meninggalkan tugas yang diberikan pada mereka.
"Bagaimana?"
"Aku memiliki satu syarat, kau harus bisa merahasiakan identitasku."
"Kau bisa mengandalkanku, aku juga berniat merahasiakan identitasku."
Kezo kemudian memanggil iblis pemegang setiap daerah yang berjumlah 7 iblis, diantaranya ada Zio yang memiliki kerajaan di daerah pusat, Marky pemegang daerah sumber air, Nois pemegang daerah hutan, Elisa pemegang wilayah kota hukum, Verno pemegang daerah nuklir, Taka pemegang daerah kabut, Keila pemegang daerah sumber cahaya.
Mereka semua berlutut dihadapan Kezo sang iblis penguasa, namun yang jadi pertanyaan saya. Kenapa mereka tidak bekerja sama untuk mengalahkan Kezo dan pergi ke dunia baru, bukankah saat ini peluangnya lebih besar karena iblis penguasa disini hanya tinggal satu, Apakah mereka tidak tertarik dengan dunia baru, ataukah mereka saling bermusuhan sehingga sulit untuk bekerja sama.
"Dengar semuanya, aku akan pergi ke dunia baru karena ada urusan. Jadi aku menyerahkan tugas menjaga gerbang utama kepada kalian, jika ada satu pun iblis yang berhasil melewati gerbang ini. Maka aku akan memenggal kepala kalian satu per satu, mengerti?"
semua iblis pemegang daerah itu menjawab serentak sambil menundukkan kepalannya.
"Mengerti."
Saya merasakan mana dari masing-masing iblis pemegang daerah, mereka memiliki kekuatan yang cukup hebat. Saya yakin masing-masing dari mereka memiliki skill unik, jika saja mereka bekerja sama. Tidak ada lawan yang mustahil untuk dikalahkan.
Norkes menukar posisi dengan saya, kami juga sempat berbicara sebelum masuk ke dunia baru.
"Seperti yang aku ucapkan tadi, aku berniat merahasiakan keberadaanku. Jadi aku tidak akan lagi mengambil alih tubuh ini, kita tidak akan bertukar posisi meskipun seandainya kita berada dalam bahaya. Aku harap kau terus berlatih mempelajari sihir untuk berkembang menjadi lebih kuat lagi."
"Bagaimana dengan mana milikmu?"
"Kau boleh meminjamnya sesukamu, asalkan itu bisa membuatmu lebih kuat."
"Bukan begitu, maksudku bagaimana jika ada yang curiga bahwa itu adalah mana mu?"
"Tenang saja, aku mencampur mana ku dengan mana milikmu. Jadi ini seperti kelahiran dari mana yang berbeda."
Tak masalah jika saya tidak bisa lagi bertukar tempat dengan Norkes, asalkan saya masih bisa meminjam mana miliknya. Itu sudah lebih dari cukup, lagipula kami masih bisa berkomunikasi untuk meminta saran jika memang kami berada dalam situasi yang berbahaya.
Saya kemudian memperhatikan Kezo, Terlihat dia masih mengintimindasi para iblis pemegang daerah. Masih terus mengoceh tentang hal-hal yang cukup menyeramkan sambil memasang senyuman khasnya dan juga kebiasaannya mengeluarkan aura saat berbicara, sepertinya dia memang menyukai hal-hal seperti ini.
"Hey Kezo, sampai kapan kau mengoceh? jika memang kau ingin ikut. Maka cepatlah bersiap."
"Bisakah kau diam sebentar, Ken. Atau aku juga akan membunuhmu."
Saya berjalan menuju gerbang utama tanpa menghiraukan iblis itu.
"Hey, tunggu. Ayolah aku ingin mengucapkan selamat tinggal kepada para bawahanku."
Saya masih terus berjalan tanpa melambat sedikitpun, dan Kezo pun akhirnya mengikuti. Sampai di depan gerbang, saya hanya melihat warna merah, seperti warna yang menyinari dimensi ini.
'Kenapa?"
"Ah, tidak apa-apa."
Saya berjalan memasuki gerbang itu, berjalan cukup jauh hingga saya melihat cahaya yang berwarna putih. Semakin saya berjalan, cahaya berwarna putih itu perlahan mengalahkan sinar merah yang saya lihat diawal. Sampai akhirnya saya melihat dedaunan dan tanah yang berwarna semestinya, saya juga melihat matahari yang bersinar. Ini seperti surga. Yang awalnya mata saya hanya dipenuhi dengan warna merah dan hitam. Kini saya bisa melihat warna-warninya dunia ini, namun sepertinya Kezo tidak terlalu menunjukan ekspresinya. Mungkin dia sudah pernah pergi ke dunia ini sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments