Pedang ini lumayan ringan, walaupun memiliki ukuran yang cukup panjang.
"Sekarang, goreskan pedang itu ke pohon."
Saya berjalan mendekat ke sebuah pohon dengan ukuran yang tidak terlalu besar, saya pun menggoreskan sisi tajam dari pedang itu ke batang pohon. Goresan dari pedang itu berwarna ungu kehitaman, warna yang sama seperti aura sihir yang mengelilingi pedang ini. Seketika pohon itu terseret seperti terhisap oleh pedang tersebut, lagi-lagi saya dibuat terkejut dengan hal-hal diluar nalar yang terus saya alami. Sekejap pohon itu hilang seakar-akarnya dari hadapan saya.
"Kenapa ini?"
"Ini adalah salah satu kekuatan dari pedang Legendaris, pedang ini bisa menghisap apapun yang digores termasuk makhluk hidup."
"Menghisap? lalu kemana pohon itu tadi?"
Saya pikir pohon itu cukup besar, apakah konsepnya masih sama seperti cara menyimpan pedang Legendaris ini. Ataukan pohon tersebut memang dihilangkan untuk selamanya, tapi Norkes bilang terhisap dan bukannya menghilang.
"Benda-benda yang tergores pedang ini akan terhisap ke sebuah ruang hampa, aku pernah masuk ke ruang itu. Aku menamainya sebagai alam Endless karena ruangan itu seperti tidak memiliki ujung, jadi mau batu ukuran besar sekalipun yang tergores. Maka batu itu akan tetap terhisap."
Wow, bukankah itu terlalu berbahaya. Bagaimana jika saya tidak sengaja menggores seseorang, atau bahkan diri saya sendiri.
"Bagaimana jika tubuh kita yang tergores pedang ini?"
"Sebagai pemilik pedang ini, selama jiwa kita masih ada. Kita memiliki perintah mutlak atas pedang ini, kita bisa memerintahkan pedang ini untuk menghisap sebagian saja dari yang digores atau bahkan tidak menghisap sama sekali."
Saya lega mendengar penjelasan itu, saya pikir suatu hari nanti saya akan terhisap oleh pedang saya sendiri karena kecerobohan.
"Setiap pedang Legendaris memiliki kekuatan unik yang berbeda-beda, dan ini adalah salah satunya."
Dari awal Norkes memang sudah bilang bahwa pedang Legendaris berjumlah 11, Saya sedikit penasaran dengan kekuatan-kekuatan spesial yang dimiliki pedang lainnya.
Saya pikir setelah saya bisa mengeluarkan pedang ini, saya sudah cukup kuat untuk mengalahkan para musuh. Ternyata tidak, ada banyak skill lain yang perlu saya kuasai. Bahkan teknik berpedang juga salah satu kunci untuk memenangkan pertarungan, Norkes bilang jika sebagian kekuatan terdahulunya ternyata juga ikut terseret ke dalam tubuh ini. Dengan meminjam mana itu, cukup memudahkan saya untuk menguasai beberapa skill termasuk ilmu pedang.
Saya tidak tahu sudah berapa lama saya disini, tidak ada kalender atau bahkan jam penunjuk waktu. Suasana juga tidak berubah, seperti tidak ada siang dan malam disini. Tampak seperti waktu pertama saya terbangun, langit terus memancarkan sinar merah yang saya bahkan tidak tahu darimana asalnya. Tidak ada matahari atau tumbuhan yang berwarna selain hitam.
Saya sudah menguasai beberapa skill sihir, skill juga terbagi menjadi beberapa tipe. Ada skill sihir untuk memperkuat ketahanan tubuh, melipat gandakan dampak serangan, memperkuat insting, melacak menggunakan hawa keberadaan, mendorong raga agar bisa bergerak cepat. Bahkan saya juga sudah cukup mahir menggunakan pedang, Norkes sendiri memberi nilai yang bagus untuk ilmu berpedang saya. Semua itu berkat bantuan dari mana milik Norkes yang saya pinjam, mana yang luar biasa. Saya mulai percaya jika dia memang seorang Primordial.
"Apa kau bisa merasakannya?"
"Kelihatannya begitu.'
Saya merasakan ada hawa keberadaan yang mendekat dengan sangat cepat sekitar 3 makhluk, kelihatannya mereka bergerak cepat sambil menyiapkan serangan. Benar saja, mereka menembakan sihir yang terkontrol. Sihir itu tidak kalah cepat dengan gerakan mereka, itu berbentuk bola kecil dengan aliran sihir yang cukup padat. Saya menangkis dan menghisap serangan itu dengan pedang Legendaris.
"Hey kau, aku tidak tahu darimana kau mendapat pedang tingkat Legendaris. Sepertinya kau tidak cocok memakainya, biarkan aku meminjamnya sebentar."
Salah satu dari 3 makhluk itu mulai mengawali pembicaraan, sementara yang lainnya mencoba mengepung. Penampilan mereka sama seperi saya, memiliki ekor serta tanduk yang ada di kepalanya. suatu kebetulan. Saya juga ingin mencoba skill-skill yang selama ini saya pelajari, Norkes juga memikirkan hal yang sama. Dia berbicara kepada saya.
"Sepertinya ini momen yang tepat untuk mengeluarkan semua kemampuan yang sudah kau pelajari."
Saya tersenyum mendengarnya, beberapa dari mereka tampaknya cukup terganggu dengan hal itu. Seperti seolah-olah sedang diremehkan.
"Apa yang lucu?"
Saya mulai bergerak dengan sangat cepat tanpa menjawab pertanyaan yang mereka lontarkan, dengan kecepatan itu saya mencoba menebas mereka bertiga sekaligus. Satu dari mereka berhasil terhisap namun yang lainnya memiliki reflek menghindar yang cukup bagus. Sepertinya mereka memiliki banyak pengalaman dalam bertarung, saya memadatkan energi sihir sama seperti serangan awal yang mereka keluarkan namun ini lebih padat dari yang mereka hasilkan. Saya menembakan sihir padat itu dan berhasil membunuh salah satu yang lain, dengan ini hanya tinggal satu lagi. Dia mulai marah karena saya berhasil membunuh teman-temannya.
"Jangan sombong hanya karena kau memiliki pedang Legendaris."
Dia kemudian mengeluarkan pedangnya, lalu mengaliri pedang itu dengan energi sihirnya. Saya mencoba bertanya kepada Norkes.
"Pedang apa itu?"
"Itu hanya pedang biasa yang dialiri sihir."
Saya pikir pedang yang dia keluarkan barusan juga memiliki kekuatan unik sama seperti pedang Legendaris, ternyata dia hanya mencoba menggertak, pertarungan pun diakhiri dengan kami yang saling adu pedang. Namun karena saya memiliki pedang Legendaris, saya bisa mendominasi pertarungan dan berhasil mematahkan pedang miliknya. Setelah dia terlihat hanya pasrah menunggu untuk ditebas, namun sebelum itu saya ingin menanyakan beberapa hal kepadanya.
"Apa kau tahu dimana letak gerbang utama dari dimensi ini?"
"Jangan banyak bicara, bunuh saja aku jika kau mau."
"Aku akan menyiksamu jika kau tidak menjawab."
"Sebelah ujung barat, disitu letak gerbang utama, jika kau ingin keluar dari dimensi ini. Maka saat ini adalah waktu yang tepat."
"Benarkah."
"Ya, aku dengar salah satu dari iblis penguasa yang menjaga gerbang itu meninggalkan tugasnya. Kabarnya dia pergi ke dunia baru, dan kini yang menjaga gerbang hanya tinggal Kezo, sang iblis penguasa yang masih setia menjaga gerbang itu."
Jadi yang menjaga gerbang hanya tinggal satu iblis penguasa, saya cukup lega mendengar hal itu. Peluang saya untuk bisa keluar dari dimensi ini akan bertambah, lagi pula saya juga tidak terlalu terkejut dengan hal itu. Iblis memang dikenal dengan sifat egoisnya yang sering melalaikan perintah, setelah saya mendapatkan informasi itu. Saya pun menebas dan menghisap iblis itu.
"Bagaimana menurutmu Norkes, bukankah kita memiliki peluang yang cukup besar untuk keluar dari sini."
"Yah, iblis memang dikenal dengan sifat egoisnya."
Wow, kita tidak hanya berada didalam tubuh yang sama. Melakukan kepribadian ini juga satu frekuensi dengan saya, sepertinya kita akan menjadi partner yang baik.
Saya pun bergerak cepat menuju arah barat, sesampainya di sana. Saya merasakan perasaan yang cukup aneh, sekitar beberapa kilo dari gerbang utama. Saya melihat banyak mayat iblis yang berserakan.
"Ada apa ini."
"Sepertinya sang iblis penguasa itu mengeluarkan auranya, dengan aura sihirnya saja dia bisa membunuh iblis sebanyak ini. Kita terlalu meremehkannya, ini tetap akan sulit walaupun dia menjaga gerbangnya sendirian."
Bagi yang memiliki mana tinggi, dengan mengeluarkan auranya saja itu bisa membuat makhluk yang lebih lemah darinya menjadi gila atau bahkan kehilangan kesadarannya dan perlahan tewas. Namun sepertinya saya juga memiliki mana yang cukup tinggi, itu terbukti karena saya sama sekali tidak terpengaruh dengan hal ini. Tapi kenapa para iblis lemah ini mencoba melawan sang iblis penguasa, apakah mereka tahu yang menjaga gerbang hanya tinggal satu iblis penguasa. Dan mereka berfikir bisa mengalahkannya dengan bekerja sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments