Memasuki bulan Mei, hari-hari berjalan tenang seperti biasanya. Hanya beberapa kekacauan yang lagi-lagi dibuat oleh para troll, mereka tidak menanggapi ancaman yang dikeluarkan oleh Kezo. Tapi semua itu tidak semuanya benar, nyatanya kini kerusuhan yang mereka buat tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan diawal. Paling tidak mereka tidak terlalu mengganggu pekerjaan, jadi masih bisa untuk diabaikan.
Salah satu dari ras troll yang bernama Unok, dia adalah troll yang berbeda dengan yang lain. Dia memiliki pemikiran yang lebih maju, jika dibandingkan dengan para troll yang lain.
"Apa gunanya kita melakukan ini, aku pikir akan lebih baik jika kita bergabung dengan mereka."
Troll lain menoleh ke arah Unok, dia bernama Mades. Dia merupakan yang memimpin para troll, hampir sebagian besar pergerakan dari para troll adalah perintahnya.
"Apa? Kau ingin bergabung dengan mereka?"
Mades mengeluarkan pisau kecil yang dia arahkan ke leher Unok, para troll lain tidak berani menghentikannya.
"Dengar, sebaiknya kau diam jika belum tahu tentang iblis. Dia ingin menguasai seluruh hutan ini dengan berkedok ingin membuat negara, bahkan tuan Val juga berhasil dia tipu. Pikirkan dengan lebih baik lagi pandanganmu dalam melihat para iblis, hari-hari kita yang biasanya tidak akan terjadi jika para iblis sudah menguasai seluruh hutan ini."
Setelah selesai mengucapkan kalimat itu, dia menarik kembali pisau kecilnya dan kemudian pergi meninggalkan Unok.Berkat ucapan dari Mades membuat Unok yang awalnya benar-benar yakin dengan pemikirannya kini mulai bimbang dalam melihat para iblis.
Hingga sebuah kejadian diluar perkiraan, pada akhir bulan Mei. Tepat tanggal 29 sebelum jam makan siang, 2000 tembakan sihir yang sudah dipadatkan. Datang dari arah timur untuk menghancurkan desa para troll, menewaskan setengah dari penduduk desa tersebut, para troll benar-benar terkejut dengan kejadian itu.
Bencana tidak hanya sampai disitu, setelah tembakan itu. Pasukan tempur yang sudah siap dengan baju armor serta pedangnya, mereka menyerbu desa troll. Dibelakang pasukan tempur itu juga ada pasukan pemanah yang terus menghujani tempat yang ditargetkan dengan anak panahnya.
Para troll yang masih selamat pun berlarian memasuki hutan, tak sedikit dari mereka yang sudah tidak bisa untuk lari karena terluka. Mereka hanya pasrah untuk dibantai oleh pasukan tempur itu, pasukan itu benar-benar akan menghancurkan apapun yang ada didepannya.
Para troll sangat kacau, mereka tidak bisa berpikir lagi tentang apa yang harus dilakukan. Bahkan yang ada dipikiran Mades saat ini hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri, mereka terus berlari semakin jauh ke hutan tanpa peduli lagi dengan kondisi desanya atau para troll yang masih tertinggal di desa itu.
"Mades, apa yang terjadi. Siapa mereka dan kenapa mereka menyerang desa kita?"
"Kau pikir aku tahu soal ini."
Mereka tidak tahu sedikitpun tentang dunia luar, dari dulu mereka hanya memikirkan desanya sendiri. Tanpa peduli dengan yang lain, atau bahkan masalah yang mereka hadapi, karena kurang pengetahuannya itulah yang membuat desa troll tidak bisa bersiaga dalam kondisi seperti ini. Tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi serangan ini, atau tempat pengungsian untuk desanya.
Berlari menjauh tidak menjamin keselamatan mereka, bahkan pasuka itu juga lebih unggul dari para troll walaupun para troll menggunakan skill unik mereka. Mades dan yang lain akhirnya berhasil dikepung, di kondisi yang sangat panik itu. Pikiran mereka bertambah kacau, ketakutan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Pasukan tempur itu sudah siap membantai Mades dan yang lainnya, itu benar-benar sangat mencekam. Para pemanah dari jauh menembakan anak panah yang dibalut energi sihir, melesat dengan sangat cepat ke arah para troll. Sesaat sebelum anak panah itu mengenai para troll, benteng tanah tiba-tiba berdiri untuk menghalangi anak panah itu sehingga tidak sampai ke tujuannya. Itu adalah skill spesial Earth Fortress yang saya keluarkan, para troll terkejut dengan kemunculan saya secara tiba-tiba.
Kejadian tak terduga kembali terjadi, sebuah batu yang berukuran sangat besar menghantam pasukan tempur itu dari atas. Sebagian dari mereka berhasil menghindari, tapi ada juga yang tewas tertindas batu besar yang tiba-tiba jatuh dari atas tadi.
Sosok makhluk yang melayang di udara, dia adalah Val. Dengan skill uniknya yang bernama Shape Changer, dengan skill itu dia bisa mengubah bentuk benda-benda yang sudah dia targetkan termasuk besar kecilnya bentuk benda tersebut.
"Siapa kau?" Mades bertanya dalam kepanikan itu, sosok pemuda yang ada dihadapannya yang sudah menyelamatkan hidupnya.
"Jangan takut, aku akan melindungi kalian apapun yang terjadi."
Skill pertahanan saya masih cukup kokoh untuk menghadang serangan mereka, serta Val yang mulai membalas serangan demi serangan yang pasukan itu keluarkan. Tak berselang lama, serangan dari elemen petir yang menerobos membuka jalan. Sudah pasti itu adalah serangan dari Kezo serta Fero dan Enen yang ada dibelakangnya, dia dan yang lainnya hanya membawa tiga troll yang masih hidup.
"Apa hanya ini yang bisa kalian selamatkan" saya bertanya kepada Kezo.
"Kau tidak tahu kondisi disana, pasukan dari Vokesta terus berdatangan. Inilah yang bisa aku lakukan."
Walaupun begitu saya tetap berterima kasih pada mereka, paling tidak mereka sudah menyelamatkan tiga nyawa.
Saya meneriaki Val yang masih bertarung, dia masih melayang di udara sambil terus mengeluarkan skill uniknya.
"VAL!! KITA MUNDUR SEKARANG!!"
Setelah mendengar teriakan dari saya, dia berubah menjadi wujud naganya. Untuk membuka jalan agar kami bisa mundur, kami dan para troll yang berhasil selamat pun melarikan diri dari area itu.
Saya mengetahui penyerangan ini dari laporan penjaga menara di pegunungan Cehan, mereka mengatakan bahwa ada sekitar 2000 pasukan tempur serta 700 pasukan pemanah dari negara Vokesta yang mulai menghancurkan perbatasan. Mendengar hal itu saya tidak membuang-buang waktu, saya membuka skill tingkat tinggi yaitu teleportasi ke desa para troll, saya hanya membawa wakil saya yaitu Val sekertaris pribadi yaitu Kezo, serta kedua sekertaris negara yaitu Fero dan Enen. Saya juga memerintahkan Nubu untuk melindungi ibukota dari serangan yang mungkin terjadi saat saya tidak ada, niat saya pergi ke desa troll bukan untuk melawan pasukan tempur dari negara Vokesta. Saya hanya akan menyelamatkan para troll sebanyak yang bisa kami mampu, itu karena militer musuh sudah sangat siap untuk bertempur sementara kami masih membutuhkan waktu untuk menanggapinya. Walaupun Val kini sudah bebas, sebenarnya dia bisa saja membantai habis pasukan itu. Tapi kami belum memiliki informasi tentang pasukan militer milik Vokesta, dari skill maupun siapa saja orang-orang yang harus diwaspadai.
Setelah sampai di desa para troll, kondisinya benar-benar sangat kacau. Perumaha di desa itu sudah hancur, sementara disisi lain terdapat juga para troll yang berlarian masuk ke hutan sambil terus diserang oleh pasukan tempur Vokesta. Kami terbagi menjadi dua kelompok, Kezo, Fero dan Enen akan pergi ke perumahan desa troll untuk menyelamatkan para troll yang mungkin masih hidup. Sedangkan saya dan Val mencoba membantu para troll di hutan yang saat ini berhasil dikepung oleh pasukan, kedatangan saya dan Val benar-benar tepat untuk menyelamatkan mereka.
Kami sampai di ibukota, tempat yang aman untuk saat ini. Dari awal saya memang sudah merelakan pasukan Vokesta yang akan menguasai kota Maron, untuk saat ini saya berniat menyiapkan pasukan dan kemudian menggempur mereka hari esok.
"Yang mulia, apa anda baik-baik saja?" Tanya Nubu setelah melihat saya sudah kembali.
"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Dan untuk besok siapkan pasukan untuk membalas serangan mereka, kemenangan sudah pasti ditangan kita"
"Siap yang mulia."
Mades menghampiri saya, awalnya dia hanya berdiri diam tapi kemudian dia tunduk tepat didepan saya.
"Apa anda pemimpin negara Aries?"
"Kau benar, namaku Ken. Aku harap kita bisa berteman baik mulai sekarang."
Dia dan teman-temannya kemudian bersujud.
"Terima kasih yang mulia, anda telah menyelamatkan hidup kami. Kami benar-benar berterima kasih atas hal itu, tolong maafkan kami atas semua yang telah kami perbuat. Saya mohon yang mulia."
Dia menangis sambil bersujud.
"Wahai para troll, berdirilah. Kalian tidak perlu memohon sampai seperti itu, aku bukanlah makhluk yang kejam seperti yang kalian pikirkan."
Dia dan para troll lainnya berdiri sambil masih menahan tangisannya.
"Siapa namamu?" Saya bertanya kepada salah satu dari para troll itu yang saya anggap dialah yang mengendalikan teman-temannya.
"Nama saya Mades, saya mengaku sebagai dalang dibalik semua kekacauan yang disebabkan oleh para troll. Tolong yang mulia, maafkan saya."
Saya hanya tersenyum mendengar hal itu, saya suka saat dia mengakui kesalahan-kesalahannya. Dan dia tidak takut untuk mengakuinya, itu adalah bentuk dari sikap pemimpin.
"Mungkin kejadian ini sangat berat untuk kalian, melihat teman-teman kalian dibantai habis-habisan. Tapi mulai sekarang kalian tidak perlu khawatir lagi, sebagai seorang presiden aku akan melindungi kalian dari hal-hal yang mungkin menyeramkan untuk kalian."
Tangisan mereka semakin parah, pikiran mereka benar-benar sudah berada dipuncak. Yang awalnya jumlah mereka cukup banyak kini hampir bisa dihitung dengan jari, mereka mungkin masih bertanya-tanya tentang diri saya yang merupakan sosok iblis.
Dimalam harinya, saya mengobrol dengan Norkes. Obrolan panjang seperti biasanya.
"Bagaiman? Apa kau terkejut dengan kejadian ini? Perang seperti ini sudah biasa dalam negara, jadi biasakan dirimu."
"Menurutmu kenapa Vokesta malah menyerang negara kita? Bukanka dendam mereka ada pada kerajaan Camelot. Lagipula saat ini Val sudah bebas sepenuhnya, sudah pasti mereka akan menghadapi Val jika berani menyerang negara kita. Bagaiman pendapatmu Norkes? Bukankah itu aneh, mereka seperti tidak memperdulikan resikonya."
"Mereka percaya diri dengan pasukannya yang mungkin bisa mengalahkan Val."
"Itu alasan yang konyol, sebagian pasukan mereka bahkan tidak bisa menyentuh tier A. Bagaimana mereka bisa yakin dengan hal itu, sesuatu yang hampir mustahil untuk dilakukan oleh mereka."
"Ini hanya teoriku, tapi sebaiknya aku memberitahumu. Kau tahu, orang yang mengendalikan blok selatan juga merupakan pemegang pedang Legendaris. Skill unik dari pedang miliknya mampu mengendalikan pikiran dari makhluk yang berhasil tergores oleh pedang Legendaris miliknya, dan jika dikaitkan dengan kejadian saat ini. Dimana Vokesta tiba-tiba memiliki rencana bodoh dengan menyerang negara monster dengan Val yang sudah terbebas dari segel, kau bisa menyimpulkannya sendiri "
"Apa kau berpikir bahwa negara Vokesta saat ini sedang dalam kendali pedang Legendaris?"
"Yah, itu benar."
"Hmm.. Untuk saat ini aku menanggapi teorimu dengan masuk akal, aku mendapat banyak informasi dari dirimu."
Saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak, tapi itu bisa saja menjadi sebuah kebenaran. Strategi nekat yang mereka jalankan. Padahal sebelumya mereka memiliki dendam terhadap kerajaan Camelot, tapi lebih memilih menyerang negara Aries. Sesuatu yang gila dan tak masuk akal, dan mereka yakin dengan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments