'Kilas balik'
Waktu Alara dan Alaisa bertemu dengan Akara sebelum ujian. Setelah mereka membahas Shafan, kemudian mereka merencanakan bagaimana caranya untuk menghukum Kaisa terhadap apa yang telah dia lakukan selama ini. Dan mereka membuat ide yang berisiko ini. Awalnya Alara yang akan menarik perhatian Kaisa. Dengan membuat surat ancaman itu. Tapi Alaisa tidak setuju. Karena takutnya nanti Kaisa malah curiga. Makanya dalam surat itu jadi nama Alaisa yang ditulis.
Pada saat Alara keluar duluan setelah ujian, Alara menemui akara dan mereka menuju beskem Kaisa yang udah di tunjukan tempatnya oleh Alaisa. Mereka berdua memasang kamera tersembunyi di dalam beskem itu. Tujuannya untuk bukti kalau selama ini Kaisa melakukan pembulian di sekolah. Dan pada saat Kaisa mendekatkan pisau ke Alaisa, Alara dan Akara melihat dari kamera pemantau. Alara sangat kesal dan segera ingin menghentikan tindakan Kaisa pada alaisa. Tapi Akara menghentikannya. Kaisa nggak bakalan senekat itu, kata Akara. Ternyata dugaan akara benar. Kaisa hanya menggertak Alaisa.
******
Alara mengambil rekaman yang dia sembunyikan dalam beskem Kaisa. Mereka sudah mendapatkan bukti untuk menghukum perbuatan Kaisa Selama ini.
'Hari Terakhir UTS'
Alara dan Alaisa fokus menyelesaikan ujiannya. Kemudian mereka berdua saling bertatapan dan mulai menghitung mundur.
"Tiga, dua..., satu." Ucap Alara dan Alaisa perlahan.
Terdengar panggilan dari ruangan siaran sekolah. "Kaisa, Katra dan Mauli. Kepada nama-nama siswa yang disebutkan, harap menemui kepala sekolah." Ucap seseorang dari tim penyiar sekolah.
Alara, Alaisa dan semua teman sekelas melihat kearah Kaisa and the geng. Kaisa dan kedua temannya bingung, kenapa mereka dipanggil.
Ujian selesai, Kaisa and the geng menuju ruang kepala sekolah.
"Silakan duduk tuan putri." Ucap kepala sekolah dengan lembut.
"Kalian tahu kenapa bapak panggil kesini...?" Tanya kepala sekolah.
Kaisa menjawab. "Tidak tahu pak. Emang ada apa ya pak...?"
Kepala sekolah menyuruh Kaisa untuk bersantai, dan menawarkan minuman.
"Ada berita bagus buat kamu Kaisa." Ucap kepala sekolah dengan santai.
Kaisa bingung dan bertanya. "Berita bagus apa pak....?"
Kepala sekolah melihat ke arah pintu masuk.
"Selamat datang tuan....?" Ucap kepala sekolah sembari membungkuk untuk memberi hormat.
"Kakek." Kaisa terkejut dan langsung berdiri memberikan tanda hormat diikuti oleh Katra dan mauli.
Plakk
Tangan kakek Kaisa langsung melayang menampar pipi Kaisa dengan keras.
"Saya mohon maaf atas perbuatan cucu saya pak." Ucap kakek Kaisa merasa malu dengan perbuatan Kaisa.
"Biar saya sendiri yang akan menghukum cucu saya atas perbuatannya. Mulai hari ini bapak dapat langsung mengeluarkan Kaisa dan kedua temannya dari sekolah ini!" Pinta kakek Kaisa dengan tegas.
"Saya pamit." Sambung kakek Kaisa sembari melirik ke Kaisa untuk mengikutinya pergi meninggalkan sekolah.
Alara dan Alaisa melihat Kaisa pergi bersama kakeknya meninggalkan sekolah. Alara dan Alaisa menemui Akara di taman belakang sekolah.
"Masalah udah selesai. Kaisa udah dapat hukuman yang semestinya." Ucap Alara sambil duduk di bangku taman.
"Tapi, gue masih khawatir Ra." Tukas Alaisa.
"Khawatir kenapa....?" Tanya Akara.
"Soalnya, gue lihat tadi tatapan Kaisa ke gue dan alara, kayak marah bangat. Dan kita juga sama-sama tahu, kalau masalah ini bakalan sangat besar dampaknya bagi Kaisa. Kaisa kan keturunan bangsawan. Jadi kakek Kaisa pasti beri hukuman yang sangat berat untuk Kaisa." Jawab Alaisa dengan wajah khawatir.
"Udah. Nggak usah pikir yang aneh-aneh sekarang la." Timpal Alara.
"Semoga aja kedepannya bakal baik-baik aja." Sambung Akara.
~••~••~••~
Mobil kakek Kaisa sampai di rumah. Kakek keluar dari mobil kemudian mengeluarkan Kaisa dari mobil sembari menarik Kaisa dengan keras masuk kedalam rumah.
"Bikin malu kamu." Bentak kakek Kaisa.
Suara kakek Kaisa yang keras mengundang perhatian semua orang yang ada di rumah itu. Mama Kaisa melihat keributan itu. Kemudian langsung turun ke lantai satu untuk tahu apa masalahnya.
"Ada apa pa...?" Tanya mama Kaisa dengan heran.
"Anak kamu ini! Sifat dan prilakunya tidak mencerminkan keturunan bangsawan! Beraninya dia, (sambil menunjuk ke arah Kaisa) melakukan perundungan di sekolah!" Tukas kakek Kaisa dengan marah.
"Dia tidak melakukannya sekali. Bahkan berkali-kali. Bikin malu!" Sambung kakek Kaisa lagi dengan geram.
"Apa benar itu Kai....?" Tanya mama kaisa dengan nada lembut.
"Kai..., Kaisa! Teriak mama Kaisa.
"Iii... Iya ma." Jawab Kaisa dengan nada tegas. "Tapi ini nggak sepenuhnya salah aku ma! Dia yang aku bully juga salah! Dia udah rebut apa yang seharusnya menjadi hak milik aku di sekolah ma!" Tegas Kaisa.
Mama Kaisa perlahan berjalan mundur sembari menepuk-nepuk dadanya. Kakek Kaisa memanggil pengawal untuk memasukan Kaisa ke penjara ruang bawah tanah. Itu hukuman sementara untuk Kaisa. Sedangkan mauli dan Katra di suruh kakeknya untuk pulang ke kampung halaman mereka, bersekolah di sana dan tidak diperbolehkan lagi datang ke rumah ini atau berhubungan dengan Kaisa.
"Kek, kakek nggak bisa lakuin ini sama aku kek! Teriak Kaisa.
"Kakek nggak perlu repot-repot untuk mengurung aku di sel bawah tanah. Dengan kakek mengurung aku dalam rumah ini, itu sudah membuat aku serasa di penjara kek!" Bentak Kaisa.
"Kaisa." Teriak mama Kaisa dengan marah. Dan seketika tubuh mama Kaisa tumbang, jatuh kelantai. Sakit jantung mama Kaisa kembali kumat.
Kakek cepat memangil tabib kerajaan untuk datang ke rumahnya. Kaisa berlari mendekati mamanya. Tapi tangan kakek Kaisa menghalangi Kaisa menyentuh mamanya. Dan memangil pengawal untuk segera membawa Kaisa keruang bawah tanah. Kaisa berteriak histeris.
Tabib datang kemudian memeriksa mama Kaisa di kamarnya. Tabib bilang, kondisi ibu suri kritis. Dia mengalami koma. Karena syok berat. Tabib sarankan untuk rawat ibu suri ke rumah sakit. Obat herbal saja tidak cukup. Ibu suri butuh tambahan oksigen segera, agar bisa bernapas.
Kakek Kaisa langsung melarikan mama Kaisa ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, mama Kaisa langsung di rawan di ruang VIP. Di tangani oleh dokter yang paling terhebat di rumah sakit itu. Sembari mama Kaisa di rawat, kakek menyempatkan untuk memberitahu menantunya lewat telpon.
Papa Kaisa sampai di rumah sakit. Kakek menjelaskan semua yang terjadi pada papa Kaisa. Kemudian papa Kaisa bertanya dimana Kaisa. Kakek menjawab kalau Kaisa harus dihukum atas perbuatannya. Sekarang lagi dikurung di sel tahanan bawah tanah. Mendengar itu, papa Kaisa langsung pamit pulang sebentar, untuk bertemu dengan Kaisa.
Sementara Kaisa di sel tahanan bawah tanah, dia menyuruh pengawal untuk memanggil ibu mauli untuk menemuinya sebentar. Pengawal mengabulkan permintaan Kaisa. Ibu mauli datang. Kaisa meminta pada ibu mauli, untuk membawakan handphonenya ke sel tahanan bawah tanah. Kaisa bilang ada perlu. Ibu Mauli mengiyakan permintaan Kaisa. Ibu Mauli pergi mengambil handphone di tas Kaisa dan kembali ke sel bahwa tanah, untuk memberikannya pada Kaisa.
Kaisa menelpon seseorang di telpon. Kemudian mengirim foto Alara pada orang itu. Percakapan Kaisa selama ditelpon di dengar langsung oleh papa Kaisa. Papa Kaisa datang menghampiri Kaisa dan menasehati Kaisa.
"Kamu tidak perlu melakukan itu." Ucap papa Kaisa.
"Papa." Jawab Kaisa kaget.
"Papa dengar semua percakapan kamu ditelpon. Kamu nggak perlu mengotori tangan kamu untuk balas dendam pada teman kamu itu. Jika kakek tahu, maka kamu akan dihukum lebih dari ini." Ucap papa Kaisa.
"Tapi, pa." Bantah Kaisa.
Papa Kaisa kemudian pergi berlalu meninggalkan Kaisa. Kaisa tetap teguh dengan rencananya. Dia nggak bakalan batalin begitu aja. Alara harus merasakan pembalasan dari Kaisa. Karena Alara hidupnya jadi berantakan dan mamanya jadi koma.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
JamPaeh
Lanjut🥳
2022-10-19
1