9. Digantung

Pelajaran dengan Buk Siska telah dimulai. Alara masih belum memasuki kelas. Buk Siska bertanya pada Alaisa dimana Alara. Alaisa menjawab kalau Alara lagi kurang sehat. Dan sekarang Alara ada di UKS.

Kaisa baru memasuki kelas. Dan minta maaf pada Buk Siska karena ia habis dari toilet merapikan bajunya. Kemudian Buk Siska kembali menerangkan pelajaran.

Alara duduk di bangku taman belakang sekolah. Dia masih kesal dengan Kaisa dan mengoceh terus dalam kesendirian.

Ada air yang menetes demi setetes dari atas pohon. Seketika Alara melihat keatas dan... Alara mengambil batu kecil kemudian melemparkannya keatas pohon.

"Sial" Ucap Alara sembari mencium bau tidak enak di kepalanya.

"Woii... turun lo!" Teriak Alara.

Pakara terkejut karena ada yang melemparinya dengan batu. Kemudian kepleset.

Dukk...

Pakara jatuh seketika.

"Duh... sakit" (Pakara merintih kesakitan). "Ada apa neng geulis? Kenapa lempar-lempar akang atuh? Kalau fans bilang neng." Ucap Pakara berusaha melucu untuk mencairkan suasana.

"Apaan si lo!. Gak lucu!. Lo makan apa si..., air liur lo bau bangat." Kata Alara sambil marah.

"Oo... karena itu to neng? Maaf neng, bau ya...? Bertanya pada Alara. "Soalnya gue habis makan jengkol campur Pete." Ucap Pakara lagi.

Seketika Alara berlari ke arah rumpun pohon kemudian muntah setelah penjelasan Pakara tadi.

Seperti biasa Pakara tidur di atas pohon untuk menghindari pelajaran dikelas.

"Yaa keluar deh..." Ucap Pakara sedikit bersalah tapi tetap cengengesan.

"Maaf ya neng gelis...! Sambung Pakara sambil berputar-putar dan menari. Berusaha mencairkan suasana, agar Alara tidak marah padanya.

Alara sangat kesal dengan Pakara. Kemudian berlalu meninggalkan Pakara menuju Toilet.

"Siapa tu orang, norak bangat. Jijik dee..., mana bau lagi." Grutu Alara sembari mencuci rambutnya yang terkena air liur si Pakara tadi.

Alara sudah selesai membersikan rambutnya, kemudian berlalu meninggalkan Toilet.

Plakk...

Bahu Alara berbenturan dengan seseorang yang sedang berjalan didepannya.

"Aaw... (Berdesis kesakitan sambil menggerakkan bahunya). "Lo...?" Ujar Alara dan Akara serentak sembari menunjuk.

Mereka berdua berdebat. Disela-sela perdebatan Akara menarik tangan Alara menuju suatu tempat. Alara berusaha menolak tarik-kan dari pria sedingin es di Kutub Utara itu. Namun Akara terus membawanya. Alara berada di ruangan teater sekolah. Akara memaksa Alara untuk duduk sebentar.

"Lo duduk dulu bentar!. Pinta Akara.

"Apaan si lo..., ngapain Lo ajak gue kesini! Mana sepi lagi." Sambil berusaha untuk berdiri dari tempat duduk itu.

Akara tetap menahan Alara. "Bentar!" Dengan suara tetap cool dan santai.

"Ada yang mau gue bilang sama lo... Penting!!" Sambung Akara lagi sambil menatap Alara lekat-lekat.

"Oke...." Tegas Alara dengan wajah kesal.

Akara mengedipkan mata pertanda kode pada seseorang. Seketika ruangan teater gelap tanpa cahaya. Kemudian digantikan dengan pernak-pernik warna warni di atas loteng ruangan teater, disertai putaran vidio yang hidup secara otomatis. Suasana ruangan teater menjadi indah dan romantis.

Alara kaget dengan apa yang dilihatnya. Dia sulit bagaimana mengekspresikan dirinya saat itu. Karena tidak tahu harus apa, dia berdiri kemudian ingin melangkah meninggalkan ruangan teater.

"An...."(Terdengar suara teriakan memanggil sepenggal namanya, suara itu berasal dari Vidio yg sedang berputar). "Anakarala..., gue Akara Lakasmana jatuh cinta sama lo dari pertama kita bertemu waktu kejadian pulang sekolah itu! dan bahkan sebelum kejadian itu, gue juga udah suka sama lo." Ucap Akara dengan tegas dengan sangat dalam dan penuh karisma.

"Udah beberapa bulan belakangan ini gue nggak pernah berhenti mikirin lo...! Sejak hari tu, gue cari semua informasi tentang lo..., dan maaf karena gue lancang cari tahu tentang lo tanpa minta izin dulu sama orangnya."

Vidio terus berputar sambil menunjukan foto-foto Alara disetiap kegiatan yang di lakukan selama tiga bulan belakangan.

"Maaf karena gue lancang ngambil foto dan ngikutin lo selama tiga bulan belakangan ini. Gue nggak ada niat buruk, gue cuman pengen tahu tentang lo lebih dalam lagi."

Vidio terus berputar memperlihatkan foto Alara saat pemakaman ayahnya, foto waktu bertemu dengan Alaisa, Alara pergi kepuncak waktu itu untuk nenangin diri. Pokoknya semua aktifitas Alara, Akara tahu. Dan semua pertemuan Akara dan Alara itu tidak ada yang kebetulan. Akara membayar seseorang untuk selalu mengikuti Alara. Kemudian pergi untuk bertemu dengan Alara.

"Lo... udah ganggu privasi orang!" Menatap kesal ke Akara karena mengikutinya.

"Gue minta maaf! Karena tidak ada tindakan yang salah dalam hal cinta...!" Jawab Akara dengan wajah senyum tapi tetap cool.

Orang yang terkenal dengan sikap dinginnya sekarang esnya udah meleleh karena cinta. Cinta mampu merubah seseorang dengan cepat dan tanpa berpikir rasional.

Detak jantung Alara berdetak lebih kencang dari biasanya. Pipinya yang merona semakin memerah karena terlalu grogi.

"Nggak jelas lo...!" (Ucap Alara kemudian melangkah meninggalkan ruangan teater).

"An..., lo... harus jawab ya...! Gue bakal sabar tunggu jawaban dari lo." Kalau lo udah tahu mau jawab apa, hubungin gue ya....!" Teriak Akara lantang dengan tetap cool.

Alara terus berjalan meninggalkan ruangan teater tanpa menghiraukan teriakan Akara. Ruangan teater sehari yang lalu sudah diminta kosongkan oleh Akara. Makanya ruangan itu tadi sepi. Akara Lakasmana..., orang kaya..., dia bisa berbuat apa saja.

Waktu Akara dan Alara masih di ruangan teater tadi, bel pulang sudah berbunyi. Akara dan Alara tidak masuk kelas seharian. Alara pergi ke kelas untuk mengambil tasnya. Dia tidak melihat Alaisa, biasanya sebelum Alara datang mengambil tas, Alaisa selalu menunggu Alara sampai dulu, baru pergi pulang. Kelasnya sudah tidak ada berpenghuni lagi.

Alara chat Alaisa. Namun tidak ada balasan. Kemudian menelponnya, tapi tidak di angkat Alaisa. Alara tidak terlalu ambil pusing, dia tetap berpikir positif. Mungkin Alaisa lagi ada keperluan penting, mangkanya dia pulang duluan.

Sementara Akara habis-habisan diledekin sama dua sahabatnya. Karena seorang Akara sekarang udah berani nembak cewek, sekali nembak langsung jadi pria romantis dan sekali jatuh cinta bucin nya minta ampun.

Akara menunggu kepastian dari Alara, dan meminta Alara bertemu besok dengannya di tempat favorit Alara untuk memberikan jawaban apakah Alara mau jadi pacarnya.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

prtama ng👍like🙄🤔

2022-10-22

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!