Ujian tengah semester kelas tiga sebentar lagi. Tidak terasa sudah enam bulan Alara dan Alaisa tidak saling berkomunikasi.
Sejak malam pertemuan Alara dan Kaisa waktu itu, Alara disekolah tidak pernah menghiraukan perlakuan Kaisa kepadanya lagi. Alara mendengarkan kata Akara padanya waktu itu. Di kelas Kaisa selalu mencari cara supaya Alara kembali melawannya seperti dulu. Tapi apapun tindakan Kaisa tidak bisa merubah pendirian Alara. Alara berusaha sabar dengan segala tingkah Kaisa selama enam bulan belakangan ini. Dan itu berhasil Alara lewati tanpa membalas perbuatan Kaisa.
Alara juga menahan dirinya untuk tidak mendekati Alaisa lagi. Karena dia juga berpikir hal ini baik untuk Alaisa. Dengan Alaisa tidak bersama dia lagi, hidup Alaisa terhindar dari banyak masalah. Selama ini dia merasa telah egois. Alara dengan tidak sadar telah menyeret Alaisa pada masalahnya yang terus saja berdatangan. Sampai Alaisa di bully sama Kaisa. Itu juga karena Alaisa dekat dengan Alara. Karena hal itu alara mengurungkan niatnya untuk kembali mendekati Alaisa. Toh dengan mereka tidak bersama lagi, sekarang Alaisa sudah tidak pernah di ganggu lagi sama Kaisa.
Alaisa beberapa bulan belakangan ini juga heran dengan sikap Alara. Dia heran kenapa Alara belakangan ini tidak pernah membela diri saat di bully sama Kaisa. Dia hanya diam.
Ada niat Alaisa ingin bertanya pada Alara namun dia hentikan karena Alara sekarang juga sudah tidak menghiraukan keberadaan Alaisa lagi. Setiap berpapasan, Alara terus saja berjalan tanpa menoleh ke arah Alaisa. Dan sekarang Alara sering menggunakan headset untuk menutup telinganya. Hal itu juga membuat Alaisa susah untuk berkomunikasi kembali dengan Alara.
Alara pulang dari sekolah. Sampai di rumah dia langsung disambut sama adek kesayangannya.
"Kak Ara...." Teriak Syafa sambil berlari menghampiri Alara dan memeluknya.
"Kenapa sayang...?" Ucap Alara mengelus rambut Syafa.
"Syafa kangen sama kak Ara." Jawab Syafa tersenyum dengan riang.
"Bisa aja kamu." (Mencubit lembut hidung syafa). "Kita kan baru ketemu pagi tadi dek." Ucap Alara sembari tersenyum.
Syafa sekarang udah kembali sekolah. Alara benar-benar mengadopsi Syafa menjadi adiknya. Sekarang Syafa adalah tanggung jawab Alara. Di samping Alara sibuk sekolah, Alara juga sangat memperhatikan tumbuh kembang Syafa. Sekarang Syafa baru masuk kelas tiga SD dan sebentar lagi umur Syafa akan genap sembilan tahun. Mama Alara juga tidak mempermasalahkan keputusan Alara mengadopsi Syafa. Dengan ada Syafa, Alara jadi punya teman di rumah besar itu. Dia tidak merasa sendiri lagi.
"Syafa ada kejutan untuk kakak." Ucap Syafa.
"Kejutan apa." Ucap Alara penasaran.
"Ayok sini kak. Ikut Syafa." Kata Syafa sembari menarik tangan Alara menuju satu tempat.
"Bagus bangat dek. (Memeluk syafa) ini syafa yang hias sendiri...?" Tanya Alara penuh haru.
"Ada Syafa yang hias sendiri dan ada dibantu bibik sama pak Kedi juga kak." Ucap Syafa sembari tersenyum.
"Thank you darling." Ucap Alara sembari mencium pipi Syafa kiri kanan. Kemudian mencubit pipi Syafa dengan gemas.
Syafa mendekor kamar Alara dengan sangat bagus. Syafa minta tolong pak Kedi untuk menempel pernak pernik bintang dan bulan di atas loteng kamar Alara. Kemudian memasang foto- foto orang-orang yang Alara sayang di dinding, yang paling banyak ditempel tentu foto Syafa dan Alara. Syafa juga menyusun rapih boneka-boneka milik Alara yang paling dominan ya boneka landak. Dan satu boneka kodok. Boneka landak selalu dikasih sama Akara di setiap bulannya pada tanggal jadian mereka. Dan begitu pun sebaliknya. Alara juga memberikan boneka kodok untuk Akara.
Di samping kejutan yang diberikan oleh Syafa, ada kejutan juga dari mama untuk Alara. Mama Alara meminta Alara untuk turun sebentar keruang tamu.
"Ada apa ma...? Kenapa mama ajak Alara untuk kesini." Tanya Alara penasaran.
"Al..., (Sambil memegang tangan Alara) mama sayang bangat sama kamu. (Sambil memeluk Alara). Tapi mama minta maaf ya sayang." Ucap mama Alara dengan raut wajah sedih.
"Kenapa mama minta maaf...?" Tanya Alara bingung.
"Mama mau pergi ke Amerika Al. Mama juga berencana bakal tinggal menetap di sana." Jawab mama Alara.
"Terus aku gimana ma...?" Tanya Alara.
"Kamu tenang aja, mama bakal tetap kirim kamu uang setiap bulannya sayang." Kata mama alara sembari melangkah meninggalkan Alara. Dan pergi naik mobil yang menunggunya diluar gerbang.
"Ma....! Teriak Alara. "Alara butuh mama, bukan butuh uang mama ma!" Teriak Alara sembari bertekuk lutut dilantai.
Syafa memeluk Alara. Alara berusaha tegar di depan Syafa. Dia menahan air matanya untuk tidak jatuh. Alara cepat-cepat menghapus air matanya.
"Kakak jangan sedih ya kak. Syafa janji bakal selalu ada untuk kakak. Syafa bakal jagain dan rawat kakak sampai kapan pun. Kakak jangan merasa sendiri ya kak." Ucap Syafa dengan lembut.
"Makasih ya sayang." Alara mendekap Syafa dengan erat.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments