Matahari ☀️ pagi yang indah telah muncul merambah masuk ke kamar Alara dan membangunkan Alara dari tidurnya. Alara bangun dengan mata sembab karena habis menangis semalaman.
Alara mandi dan siap-siap mau pergi ke tempat Alaisa. Alara berjalan menuruni tangga dan melangkah lebih cepat untuk menghindari mamanya.
"Al... kamu udah bangun...?" Tanya mama Alara sambil berjalan ingin menghampiri Alara.
Alara terus berjalan tanpa menjawab.
"Al... kalau kamu belum mau bicara sama mama, nggak papa Al. Setidaknya kamu sarapan dulu sebelum pergi!" Ucap mama Alara sambil berusaha mengejar Alara keluar rumah.
Alara sudah pergi keluar dengan mobilnya tanpa menghiraukan suara mamanya.
Alara sampai di rumah Alaisa dan keluar dari mobil. Alaisa melangkah mendekati Alara dari depan rumahnya. Alara berlari dan langsung memeluk Alaisa dan menangis.
"La... (bersuara sangat halus sembari menangis)."
Alaisa menenangkan Alara dan membawa Alara masuk ke dalam rumahnya. Alaisa terlihat masih bingung apa yang menyebabkan sahabatnya itu menangis. Karena Alara belum memberitahu apa yang terjadi kemaren dengannya.
"Are you oke...?" Ucap Alaisa (dengan nada lembut sembari menghapus air mata Alara).
"Kamu jangan diam aja Ra. Cerita sama aku Ra...!" kata Alaisa (Menegakkan kepala Alara sambil menatapnya dalam-dalam).
"Mama La." Ucap Alara dengan suara lembut.
"Ma... ma (agak terbata-bata). Mama kamu pulang dari Amerika Ra...? (Agak syok) atau mama kamu udah... (kembali syok) nggak mungkin kan Ra...?" Tanya Alaisa dengan ekspresi sangat butuh jawaban.
"Ya nggak gitu juga La. (Alara bersuara dengan agak kesal sambil melepas pelukannya dari Alaisa)." "Dia tetap mama aku La. Jangan ngadi-ngadi deh." Sambung Alara lagi.
"Habis... kamu menangis dari tadi. Kayak orang yang baru saja kehilangan." Ucap Alaisa sembari tertawa kecil.
"Kehilangan" Ucap Alara dan kembali menangis.
"Yaa..., aku salah lagi." Tukas Alaisa bingung dan merasa nggak enak.
"Maaf ya Ra. Kalau ucapan aku ngingetin kamu sama Papa kamu. Aku nggak maksud." Kata alaisa dengan sangat lembut.
Alara melirik ke arah Alaisa.
"Ya udah La. Nggak papa kok. Lagian aku juga lagi malas debat sama kamu La." Jawab Alara dengan wajah masih lesu.
"Jadi kamu kesini cuma mau nangis-nangis aja, apa mau cerita Ra...?" (Kata Alaisa sedikit kesal). "Aku nungguin kamu untuk cerita dari tadi lo Ra." Timpal Alaisa lagi.
"Mama aku udah pulang dari Amerika La. Mama bilang..., mama rindu sama aku dan mau bicara sama aku untuk jelasin semua yang terjadi di masa itu La." Kata Alara (berusaha tetap tenang).
"Bagus dong La!" Jawab Alaisa
"Kok bagus si La!" Ucap Alara dengan heran.
"Ya bagus lah. Dengan mama kamu pulang kamu bisa tanya semua yang terjadi Ra!" Kata Alaisa berusaha meyakinkan Alara. "Kamu juga ada alasan untuk tidak membenci mama kamu lagi Ra. Lagian aku tahu di lubuk hati kamu yang paling dalam kamu masih ada rasa sayang sama mama kamu Ra. Kamu harus tanya kejelasannya sekarang Ra! Mumpung mama kamu masih ada di Indonesia Ra." Sambung Alaisa berusaha agar Alara mau mendengarkan sarannya.
"Tapi untuk sekarang aku belum siap La. Aku belum siap menerima jawaban dari mama La. Jawaban yang nantinya pasti menyakitkan buat aku La." Jawab Alara
"Terus kamu mau tunggu sampai kapan Ra...?" Ucap Alaisa kesal. Sampai mama kamu pergi lagi...? Dan kamu selamanya terpuruk dalam peristiwa masa lalu." Sambung Alaisa.
"Ya... aku nggak tahu kapan La, yang jelas untuk sekarang aku belum siap Ra." Tegas Alara dan perlahan berjalan meninggalkan rumah Alaisa.
"Kamu mau kemana Ra...?" Tanya Alaisa sambil menghampiri Alara.
"Aku mau sendiri dulu La." Jawab Alara sambil masuk mobil.
"Aku temenin ya Ra...?" Ucap Alaisa ingin masuk mobil Alara.
"Nggak usaha La. Aku mau sendiri dulu." Pinta Alara lalu pergi.
"Tapi Ra... (Berteriak). Ya udah Ra... hati-hati ya Ra! Kalau ada apa-apa kabari aku ya Ra!" Teriak Alaisa.
Alara mengeluarkan sedikit tangannya dari kaca mobil. Untuk memberikan isyarat mengerti dengan perkataan Alaisa.
Alara menuju ke tokoh buku favoritnya. Niatnya untuk menyendiri dan mengalihkan pikirannya.
Sampai di tokoh buku. Alara masuk dan memilih buku yang akan dibacanya. Alara menemukan buku yang bagus dan ingin mengambilnya, tapi letak bukunya terlalu tinggi. Alara terus berusaha mengambilnya.
Dan...
Alara melihat ada tangan di atas kepalanya, tangan itu mengambil buku yang di diinginkannya. Spontan Alara melangkah mundur ke samping menyadari tangan itu bukan se mahram dengannya.
"Maaf aku tidak bermaksud." Kata pria itu. "Aku hanya membantu mengambil buku mu. Karena aku melihat kamu kesusahan dari tadi."
Alara kaget setelah melihat orang yang sedang bicara di depannya. Tanpa sadar Alara menyebut "Ak...." dan pergi berlalu begitu saja tanpa melanjutkan ucapannya. Pria itu pun bingung dengan sikap Alara dan bertanya-tanya apa dia melakukan kesalahan. Padahal dia sama sekali tidak menyentuhnya. Jadi apa salahnya. Dan merasa heran dengan ucapan Alara yang tidak sampai itu.
"Sepertinya aku mendengar dia bilang Ak tadi." Ucap pria itu. "Apa dia kenal dengan ku...?" Timpalnya. "Ya sudah la mungkin aku salah dengar." Sambung pria itu dan kembali duduk melanjutkan membaca bukunya.
Alara masuk mobil dan pergi meninggalkan tokoh itu. Kemudian berhenti dipertengahan perjalanan dan menepikan mobil karena masih merasa nggak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia tidak mungkin salah orang. Alara sangat kenal dengan suara dan tatapan mata itu. Alara sangat yakin itu pasti dia orang spesial dari masa lalunya. Ya walaupun Alara tidak melihat wajahnya karena tertutup masker.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments