11. Genting 1

Mentari pagi telah memperlihatkan pancaran cahaya yang indah dan cerah.

Alaisa kedatangan tamu spesial yang sudah cukup lama menunggu Alaisa untuk bangun. Sebenarnya Ibu Alaisa ingin langsung membangunkan Alaisa sedari tadi waktu Shafan datang. Tetapi Shafan melarang ibu Alaisa untuk membangunkannya. Biar Alaisa bangun sendiri. Alaisa keluar dari kamar dengan apa adanya dia yang baru bangun dan belum mandi.

Alaisa terkejut dengan kehadiran Shafan. Dan langsung cek handphonenya. Shafan sudah chat Alaisa dari semalam kalau besok dia mau ajak Alaisa jalan-jalan. Tapi Alaisa dari semalam tidak memperdulikan handphonenya.

Alaisa segera mandi dan bersiap-siap.

Kemudian langsung mengajak Shafan untuk segera pergi. Dan pamit pada ibu, kalau iya mau keluar sama Shafan dan ibu Alaisa juga sekalian pamit ke Alaisa untuk segera membuka toko bunganya, yang sebenarnya udah terlambat dari waktu biasa buka.

Didalam mobil. "Kita mau kemana Sha...? Tanya Alaisa tersenyum.

"Ketempat biasa sayang." Jawab Shafan sembari tersenyum disertai bentukan lesung pipi yang indah diwajahnya. "Tapi sebelum kesitu kita ke butik dan salon dulu ya sayang!" Sambung Shafan dengan lembut.

"Ngapain sayang...?" Tanya Alaisa sedikit bingung.

"Ya mau siap-siap. Aku udah siapin kejutan buat kamu sayang. Makanya kita berdua harus siap-siap dulu." Jawab Shafan.

"Uhmm... tapi dalam rangka apa sayang...? Perasaan hari ini bukan ulang tahun kita berdua dan bukan hari jadian kita juga." Ucap Alaisa.

"Emangnya kalau aku mau kasih kejutan untuk pacar sendiri harus ada alasan dalam rangka apanya ya sayang...? nggak kan...?" Ucap Shafan tersenyum manis melirik Alaisa.

"Yaa... Nggak perlu juga si sayang." Jawab Alaisa sembari melirik Shafan dengan senyuman manisnya.

Shafan dan Alaisa sudah sampai di butik. Dan Shafan memanggil pelayan butik untuk membawa baju pesanannya ke hadapan mereka.

Seketika Alaisa terharu dengan gaun yang di pesan Shafan. Gaunnya bagus dan sesuai dengan selera Alaisa.

"Kamu benar buat gaun ini khusus untuk aku sayang....?" Tanya Alaisa sembari memegang gaunnya.

"Iya buat kamu sayang. Aku sengaja pesan couple. Agar kita bisa samaan warna dan di sains bajunya." Jawab Shafan sembari mengelus jahil rambut Alaisa.

"Uhmm... Shaa... so sweet bangat si pacar aku..." Ucap Alaisa dengan manja sembari memeluk Shafan.

"Tapi..., apa ini tidak kemahalan sayang...? Nanti dikira aku morotin kamu lagi." Sambung Alaisa sembari melirik kearah Shafan.

"Ya nggak papa la sayang... kan buat belahan jiwa aku. Siapa yang mau marah coba." Jawab Shafan sembari mencubit lembut pipi Alaisa karena gemas.

"Gombal...!" Ucap Alaisa sembari berjalan menuju tempat ganti baju dan mencibiri Shafan.

"Sayang... nanti kita bertemunya dilobi butik aja ya sayang. Sekalian kamu salon dulu ya... nanti di arahkan sama pegawai butiknya." Teriak Shafan diluar tempat Alaisa ganti baju.

"Oke sayang." Balas Alaisa lembut.

Alaisa dan Shafan sudah selesai bersiap-siap. Shafan menunggu Alaisa dilobi butik. Seseorang perlahan berjalan menghampiri Shafan.

"Sayang...." Teriak Alaisa dari jauh memanggil Shafan.

Seketika Shafan menoleh ke belakang dan tersenyum lebar melihat kearah Alaisa. Shafan sangat terkejut dengan penampilan belahan jiwanya itu. Mata Shafan tidak berhenti menatap seolah terhipnotis dengan kecantikan Alaisa. Ini pertama kalinya Shafan melihat Alaisa memakai gaun dan berdandan. Sebelumnya tidak pernah karena Alaisa memang anak yang sederhana yang nggak mau ribet. Walau jarang dandan, Alaisa tetap cantik karena Alaisa udah cantik dari lahir. Bagaimana pun penampilannya tidak mempengaruhi kecantikan seorang gadis yang bernama Alaisa satu ini.

"Gimana sayang...? Bagus nggak...?" Tanya Alaisa pada shafan menghentikan lamunannya.

"Cantik bangat belahan jiwa aku...." Jawab Shafan tersenyum lebar sembari kembali mengelus jahil rambut alaisa.

"Shaaa..." Ucap Alaisa dengan lembut sembari memperbaiki rambutnya. "Nanti rambutnya berantakan lagi sayang...!" Sambung Alaisa dengan manja.

"Yaa maaf belahan jiwanya aku...." Jawab Shafan tersenyum sembari mengedipkan matanya kearah Alaisa.

Alaisa hanya tersenyum gembira melihat tingkah pacarnya itu. Kemudian mengajak Shafan untuk segera pergi karena nggak enak jadi pusat perhatian orang-orang.

Shafan dan Alaisa sampai ketempat favorit mereka. Shafan mengikatkan saputangan ke kepala Alaisa untuk menutup mata Alaisa. Kemudian mengarahkan Alaisa untuk menaiki lift menuju atap gedung.

Alaisa dan shafan sampai di atap gedung. Kemudian membuka penutup mata Alaisa. Alaisa terharu dengan kejutan yang diberikan Shafan. Setiap sudut atap gedung telah dipasang lampu-lampu kecil warna-warni yang indah. Dan tulisan 'I Love You Alaisa' di lantai atap dengan dikelilingi lilin yang menyalah indah. Hari sudah gelap karena mereka sampai di gedung sudah menunjukan jam 8 malam lewat, sebelumnya waktu mereka banyak terpakai di butik dan di salon.

Sementara Alaisa dan shafan lagi dinner. Alara tadi siang ke rumah Alaisa. Tapi Alaisa sudah pergi lebih dulu dengan Shafan. Alara menelpon Alaisa tapi tetap tidak ada jawaban. Karena tas Alaisa ditinggalkannya dalam mobil Shafan.

"I Love You Alaisa...!" Teriak Shafan dengan tersenyum lebar melirik Alaisa.

Alaisa tersenyum bahagia. Saking bahagianya ia meneteskan air mata.

"Jangan nangis dong sayang...." Ucap Shafan sambil menghapus air mata Alaisa dan kemudian memeluknya.

Shafan membawa Alaisa duduk di kursi yang telah disediakan untuk mereka makan malam bareng.

"Makasih ya sayang untuk kejutannya hari ini." Ucap Alaisa tersenyum.

"Tapi Kamu suka kan sayang...?" Tanya Shafan meyakinkan diri.

"Nggak..., jawab Alaisa. (Shafan terkejut) nggak mungkin kalau aku nggak suka sayang. Ini bagus bangat. Aku terharu...." Sambung Alaisa dengan manja.

Shafan menghela napas lega. "Kirain beneran kamu nggak suka sayang." Ucap Shafan sedikit kesal.

"Aku bercanda sayang..., kamu jangan marah dong...." Ucap Alaisa lembut sembari memegang tangan Shafan.

Acara dinner Shafan terpaksa segera disudahi karena papa Shafan meminta Shafan untuk segera pulang. Ada hal penting yang harus disampaikan papanya. Alaisa menolak diantar Shafan sampai ke rumahnya. Karena Alaisa tahu papa Shafan meminta Shafan untuk cepat menemuinya. Tapi Shafan tidak mungkin membiarkan belahan jiwanya itu pulang sendirian dengan gaun dan hari yang sudah semakin larut.

Alaisa sudah sampai rumah dan Shafan langsung pergi begitu selesai mengantar Alaisa. Alaisa masuk rumah dan melihat sekeliling rumah, tapi masih belum ada siapapun di rumah dan Alaisa berpikir mungkin ayah dan ibu pekerjaannya belum selesai. Alaisa bersih-bersih kemudian ganti baju dan bersiap untuk tidur karena besok hari Senin. Dan besok ada kelas pagi jadi dia harus cepat tidur biar nggak telat bangun.

Baru saja Alaisa mau menutup matanya untuk tidur, tapi tidak jadi karena ada panggilan masuk dari ayah Alaisa. Alaisa mengangkat telpon kemudian langsung bergegas keluar menuju suatu tempat.

...Bersambung...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!