#hai my readers I am coming back. Happy reading back ya.....
sesampainya dirumah, Justin turun diikuti Dea yang ikutan turun. netranya memperhati kan suasana sekitar yang tampak lengang. entah karena memang begini lingkungannya atau karena musim dingin yang membuat orang enggan keluar dari rumahnya.
"lagi sepi karena penghuninya lebih nyaman di rumah karena cuaca dingin begini". jelas Justin yang seakan tau akan isi pikirkan dari istrinya itu.
"aku tau". sahut Dea datar seraya melirik Justin.
"ayok masuk". ajak Justin.
lalu Justin membuka pintu rumahnya dan menutup kembali setelah mempersilahkan Dea masuk. Justin membawa Dea pada satu kamar khusus yang telah Justin sediakan saat Dea kembali dari rumah sakit.
kamar utama yang berada di lantai dua di antara kamar anak anak. sedangkan untuk kedatangan bunda dan ayah mertuanya yang tak lain ayah kandung Dea yang memiliki nama asli Jasmine itu akan tetap ia tempat kan kamar tamu yang berada di samping kamar mma dan papanya.
Justin sengaja memilih lantai ke dua agar nantinya Dea bisa merasakan keluarga inti seutuhnya karena kamar anak anak berada dekat dengan kamar mereka.
"ini kamar anak anak". jelas Justin seraya terus melangkah menuju kamar yang di sebelahnya.
Justin membuka pintu kamar yang ada di sebelahnya dan mengajak Dea masuk. Dea masuk seraya memperhatikan di setiap sudut kamar yang berukuran hampir sama dengan deluxe hotel yang biasa ia lihat di promo promo hotel saat ia menjadi model brand ambasaddor di hotel hotel tertentu.
"aku tidur disini?". tanya Dea saat selesai menelisik setiap sudut kamar yang tertata rapi nan elegant.
"iya". sahut Justin seraya membuka sweater nya.
Dea melirik Justin sekilas saat satu persatu penutup tubuh Justin di buka hingga terlihat singlet kaos yang masih melekat di tubuh Justin yang atletis itu.
"kamu mau ngapain?! ". tanya Dea dengan tatapannya yang tajam.
sontak membuat Justin menatap Dea seraya mengernyitkan dahinya tak mengerti akan pertanyaan Midea.
"ya mau mandilah. memangnya kenapa? ". sahut Justin yang di akhiri dengan pertanyaan.
"mandi??!". mandi kamu bilang?! ". ketus Dea.
"iya". sahut Justin keluar.
Dea menarik dalam nafasnya dan berkata
"ini kamar aku kan sekarang. kamu mandi di luar!". titah Dea.
"hah. kamu usir aku??".tanya Justin heran.
"aku juga berhak atas kamar ini. ini juga kamarnya aku". lanjut Justin menjelaskan.
Dea terdiam seraya memalingkan wajahnya ke arah meja rias di mana terdapat parfum dan barang barang milik Justin. Dea baru menyadari satu hal bahwa kamar ini adalah memang kamar miliknya Justin lalu ia pun teringat akan kamar anak anak.
Midea segera mengambil barang barang miliknya lalu berniat keluar dari kamar tersebut. ia benar benar tidak sudi jika harus tidur satu kamar dengan pria yang tiba tiba berubah baik padanya. Dea mencurigai sesuatu di diri Justin yang berlainan sikap dari biasanya terhadap dirinya.
Justin yang melihat tingkah dari istrinya itu pun mengambil seribu langkah untuk menutup kembali pintu yang hampir terbuka.
"mau kemana?!". tanya Justin.
"mau ke kamar anak anak". sahut Dea datar.
"mau ngapain. kamu istirahat aja dulu di sini". titah Justin.
"enggak". sahut Dea datar.
"Dea". panggil Justin.
"enggak. biar aku sekamar dengan anak anak saja". sahut Dea ketus.
"ya ga bisa gitu lah". sahut Justin.
"kenapa rupanya?! ". tanya Dea seraya memicingkan kedua matanya.
"karena aku pingin tidur sama kamu lagi setelah sekian lama kita berpisah". jawab Justin di hatinya.
"kok lama di jawab?! ". ketus Dea.
"hmm.. karena kamar anak anak ya untuk anak anak. kalau kamu juga tidur nya di sana. yah mereka kesempitan dong. kan kasihan". ucap Justin yang tersenyum di hatinya karena berhasil menemukan ide untuk alasannya.
"cih. alesan". protes Dea sinis.
mendapatkan bantahan dari Dea sontak Justin menelan kasar salivanya.
"ga. aku ga pernah ada alasan. semua yang aku katakan barusan memang demi anak anak kok". sahut Justin yang berusaha bersikap tenang.
Dea melirik Justin sinis lalu tetap melangkah keluar kamar. tetapi Justin segera mencegah Midea kembali.
"ya udah kamu tidurnya di situ". tunjuk Justin ke arah ranjang yang berukuran king size tersebut.
"biar aku di situ". lanjut Justin seraya menunjuk ke arah sofa panjang yang biasa di pakai bersantai di depan home theather di kamar ini.
Dea melirik sekilas sofa panjang yang berwarna putih tersebut yang jaraknya hanya beberapa langkah dari ranjang yang di tunjuk Justin.
"kalau kamu ragu aku bisa tidur di ruang kerja". ujar Justin yang akhirnya terpaksa mengalah karena melihat keraguan yang terpancar di netra black pearl itu.
"tapi aku boleh mandi dulu kan?". tanya Justin ragu ragu.
"setelah mandi dan ganti baju aku akan langsung ke luar dari sini". lanjutnya.
Justin takut jika Midea akan tetap melanjut kan aksinya keluar dari kamar yang sudah ia rapikan untuk wanita itu. wanita yang selama ini memiliki tempat khusus di sudut hatinya yang sengaja ia pendam cukup dalam hingga tak seorang pun yang tau wanita mana yang pertama kali membuat hidup Justin berubah.
Dea bergeming lalu melepaskan gagang pintu dan berbalik arah menuju ranjang dan duduk di sana.
"buruan mandinya sebelum aku berubah fikiran". titah Dea ketus.
"oke. aku bakalan cepat mandinya". sahut Justin seraya menutup rapat pintu kamarnya.
lalu ia bergegas ke kamar mandi dan langsung memutuskan untuk berendam di dalam bathup yang hangat.
"ahhh... pufff... its so nice". gumam Justin happy.
rasa penat dan lelah yang mendera selama empat hari dan empat malam dalam penantiannya di rumah sakit terbayar sudah dengan rendaman Aromatherapy seperti ini fi dalam kamar mandinya sendir.
"lebih nikmat lagi jika ada yang.....". Justin terpaksa menghentikan imajinasi nya yang menghayal tentang seseorang yang spesial yang bisa menemaninya berendam saat ini.
ia baru saja mengingat kenangannya saat bersama Namira ketika melakukan bulan madu berdua saja di eropa. ia tersenyum getir kala mengingat tentang perjalanan waktu pernikahannya yang singkat bersama almarhumah mommy nya Keyra itu.
hanya bersama anak bungsu dari keluarga Archideanlah pernikahan manis yang ia dapatkan jika di banding kan dengan pernikahan bersama Midea atau Jasmine, anak kedua dari keluarga Archidean itu.
"hiks... Namira sayang kakak kangen sama kamu". keluh Justin.
ia ingin membuang rasa penat yang lama ber sarang di kepalanya karena lelah memikirkan Midea yang masih bersikap keras kepala padanya.
Justin sadar dua kakak beradik ini memang begitu sangat berbeda. seperti kutub selatan dan utara. dimana satunya masih bisa taklukkan sedangkan yang satunya, jangan kan di taklukkan untuk di selami lautnya saja susah.
Dorr Dorrr Dorrr..
suara ketukan keras dari pintu kamar mandi membuyarkan lamunan Justin akan Namira.
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel keempatku ini dengan memberi like, vote, poin, fav, dan share link nya.
Dan jangan lupa follow akun ku di
Noveltoon Hazhilka 279
facebook Hazhilka
#Hazhilka
ig Hazhilka279
.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Noni Noni
𝙟𝙜𝙣 𝙢𝙖𝙝𝙪 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙟𝙖𝙨𝙢𝙞𝙣𝙚
2025-02-04
0
Zahara Syarifah
ihh, ga tau malu. dulu jijik sekarang kepengen.
2024-04-25
7
Yulinova
hahahaha. kapok lu Justin
2023-05-31
5