#hai my readers I am coming back. Happy reading ya.....
Dalam perjalanan menuju rumah sakit tak henti hentinya ia berdoa di dalam hatinya. Ia memohon keselamatan untuk wanita yang berkulit dingin yang ada di hadapannya kini.
"Dea". Panggilnya lirih.
"bertahanlah Dea". Justin mencoba mengajak bicara wanita yang kini terdiam kaku dengan tubuh di balut beberapa selimut tebal tersebut.
"ya Allah ku mohon...please ya Allah tolong selamatkan Dea, selamatkan Jasmine, selamatkan istri yang telah ku abaikan selama ini". Doanya dalam hati.
Setibanya di rumah sakit segera Dea di tangani oleh para medis yang telah menanti kedatangan pasien yang di laporkan oleh warga setempat sebelumnya.
Justin mengiringi Dea di sisi brankar yang di lajukan menuju ruang gawat darurat khusus pasien yang mengalami hipotermia berat seperti istrinya itu. Ia di suruh menunggu di luar ruangan di mana Dea di tindak secara medis sekarang ini.
Justin terduduk lemas di ruang tunggu menunggu hasil pemeriksaan Dokter. Dalam hatinya tak henti hentinya memohon agar Dea di selamatkan dan ia bisa menebus kesalahan pada gadis yang ia cari cari selama ini yang tak lain adalah istri yang telah ia abaikan selama ini.
"ya rabb..ku mohon selamatkan dia. beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku padanya. Dan beri aku juga kesempatan untuk membahagiakannya ya rabb". ia bermunajat dalam hatinya.
ia menghubungi Jason untuk memberitahu kan jika putrinya sudah di temukan dan sekarang sedang di tangani pihak rumah.sakit.
"hallo". Sapa Jason
"yah. Ini Justin". Sahut Justin pelan.
"Justin. Gimana Jasmine?. Udah ketemu?". tanya Justin khawatir.
"udah yah. Sekarang ada bersamaku di Melbourne". Ucap Justin seraya melirik ke arah pintu darurat medis yang ada di hadapan nya kini.
"terus keadaannya gimana. Dia baik baik aja kan?". Tanya Jason yang masih penasaran akan keadaan putrinya itu.
"ya yah. Dia baik baik saja yah. Ayah jangan khawatir ya". Dusta Justin.
Lalu ia segera menutup komunikasi tersebut tatkala seorang Dokter keluar dari ruangan di mana Dea ditindak.
"Docter. How is my wife?". Tanya Justin khawatir.
""luckily she was rescued quickly. if it's just a little late. he will have heart failure even she will die" jelas sang Dokter.
Justin menelan kasar salivanya mendengar penjelasan sang Dokter.
"but she is strong woman. We believe she will recover soon. Please pray". Lanjut sang Dokter seraya berlalu dari hadapan Justin.
"thank you Doc". Ucap Justin yang kini mulai merasa lega.
Justin masih menunggu di luar ruangan di mana Dea di tindak hingga para medis meninggalkan ruangan tersebut satu persatu.
Justin di minta bersabar hingga nanti Dea bisa di jenguk jika telah melewati masa kritis.
Satu dua hari terlewati hingga di hari ketiga belum ada tanda tanda jika Dea akan sadar komanya. Justin kembali ke rumah sakit berharap Dea siuman hari ini. Para medis masih terus rutin memeriksakan kondisi Dea setiap jamnya. Rasa gelisah masih terus menggelayuti hatinya.
Pagi ini seperti biasa ia mendatangi rumah sakit untuk mengetahui kabar perkembangan dari istrinya itu.
Hari ini Justin di ijinkan masuk ke ruangan di mana Dea di rawat. Dokter menyarankan agar pasien di ajak bicara oleh keluarga dan juga di rangsang pergerakan syarafnya melalui sentuhan tangan dari orang orang terdekat.
Kini Justin duduk di samping di mana Dea di baringkan di atas brankar dengan segala alat medis yang melekat di tubuhnya yang terlihat kurus. Justin menatap istri yang ia abaikan selama ini dengan hati yang masygul.
Ia menggenggam tangan Dea seraya menatap sendu sang istri yang selama ini ia sia siakan.ia menyesali perbuatannya yang dulu selalu menganggap jelek diri Dea yang ternyata wanita itulah yang telah menyelamatkannya dulu saat dirinya di jebak ntah siapa yang menaruh dengki padanya.
"Dea". Panggilnya lirih.
"ku mohon bangunlah". Pinta Justin lirih.
Ia menarik dalam nafasnya lalu kembali memanggil wanita yang dulunya ia benci tetapi sekarang berbalik menjadi wanita yang ingin ia lindungi saat ini.Justin kini menyesali semua perbuatannya terhadap wanita yang tak lain adalah gadis yang selama ini ia cari.
"maaf. Maafkan aku. Maafkan atas semua kesalahanku Dea". Ucapnya dengan penuh penyesalan.
"Jasmine". Justin memanggil Dea dengan nama asli wanita itu.
"Ku mohon bangunlah jika kau maafkan aku". Pintanya dengan tenggorokan yang mulai tercekat.
"ku mohon bangunlah. demi Dee yang telah menantikan kepulanganmu selama ini". pintanya kembali dengan netranya yang mulai berkaca kaca.
Ia teringat pada putranya yang masih berusia tiga tahun itu sangat merindukan bundanya. Justin menyesali karena sering menunda nunda pertemuan antara ibu dan anak itu.
Beberapa jam terlewati tetapi suasana di ruangan itu masih hening. hanya bunyi dari mesin pendeteksi detak jantung yang masih menemani Justin yang terus menatap wajah pucat dari Midea Hasxander yang tak lain adalah Jasminka Orchidea, putri kandung dari ayah mertuanya sendiri.
Miris memang mengingat kehidupan sang istri yang tak pernah sekalipun ia beri kebahagiaan dalam hidupnya selama menikah dengan dirinya. Rasa benci yang terlalu membuat Justin buta pada apa yang tersembunyi di balik kehidupan seorang Midea Hasxander yang tragis.
"maafkan aku".ia kembali mengungkapkan penyesalannya.
Suara tuas pintu yang di buka dari luar membuat pria tampan itu menunduk kan pandangan nya lebih dalam lagi. Karena ia tidak mau terlihat sedang menangis di depan dua perempuan yang berbaju serba putih itu.
Suhu di ruangan tersebut sengaja di setel lebih hangat lagi untuk membantu masa pemulihan pasien yang mengalami kondisi hipotermia di saat musim salju seperti ini.
"Mr.Justin. "I wanna check the patient's condition. Could you move a little please?". seorang Dokter pria menyapa dan meminta nya minggir dari brankar di mana wanita yang sedang di rawat di sana.
"off course. Please Dokter". ucap Justin tersebut pun mempersilah kan sang Dokter untuk memeriksa kondisi ibu dari putra kandungnya.
ia menunggu sang Dokter memeriksakan kondisi wanita yang sebenarnya sudah ada sejak dulu perasaan sayang terhadap wanita yang masih terbaring lemah itu.
"her condition is fine. Maybe she will wake up soon. we just wait". Jelas sang Dokter.
"ya Dokter. Thank you". ucap Justin.
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel keempatku ini dengan memberi like, vote, poin, fav, dan share link nya.
Dan jangan lupa ya buat mem Follow akun ku ya readers
Di ig Hazhilka
Di NT Hazhilka279
#Hazhilka
ig Hazhilka279
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Liling Sarungallo
lanjut kakak 🥰
2023-05-23
7
Sri. Rejeki
Aku bca part ini kenapa kerasa bgt ya suasananya ya.. semangat nulis..
2023-05-20
1
asih Asih
ditunggu upnya ya kak author ....😍
2022-10-16
2