#hai my readers I am coming back. Happy reading back ya.....
Dea sedikit tersedak mendengar perkataan Justin yang di luar dari expectasinya. untungnya sedakan yang ia alami saat ini tak membuat dirinya mengalami gagal bernafas yang mungkin ia harus di pasangi selang oxygen untuk ke sekian kalinya.
"pelan pelan makanya. itulah efek pelit jadinya gitu".cibir Justin.
Dea semakin tajam menatap pria yang tak tau diri itu.
"bukannya kamu yang dulu menolak apa yang aku masak untuk kamu saat itu!". cibir Dea datar seraya terus menyeruput kopinya.
"kapan? ". tanya Justin seraya mengernyitkan dahinya.
Justin memang tak ingat sama sekali saat Dea pernah memasak untuknya.
"sandwich". sahut Dea datar seraya menatap tajam Justin.
ia semakin tak perduli pada apa yang di katakan Justin. ia semakin menikmati cemilan yang ada di depannya kini.
sementara Justin mencoba mengingat kejadian yang pernah mereka lalui bersama dengan menggunakan kata kunci Sandwich.
seketika ia teringat saat di awal awal pernikahan mereka.
flashback
Justin turun menuruni tangga dengan tergesa gesa. hari ini perjanjian kontrak baru dengan para investor untuk pabriknya yang ke tiga.
ia melihat Dea yang menunggunya di meja makan. Justin sempat melirik sarapan yang di buat Dea. karena dirasakan benci yang amat dalam. apapun yang dilakukan Dea padanya tak ada yang menarik baginya.
Justin berlalu begitu saja dari hadapan Dea. ia langsung membuka pintu apartemen dan bergegas keluar. memasuki lift menuju parkiran.
( baca Novelku di Jasminka/Orchidea di episode trouble maker).
Justin menghela nafasnya sesaat seraya menatap Dea yang masih asyik mengunyah pisang lumer coklat yang tampak lezat kelihatannya. tanpa wanita itu sadari jika lelehan coklat menempel di sudut bibir Dea yang indah menawan itu.
"so cute you are". bathin Justin berbisik.
naluri kelelakiannya muncul kembali melihat tingkah sang istri yang begitu imut dan menggemaskan baginya sekarang ini. ingin rasanya ia jilat coklat yang menempel di sudut bibir wanita yang telah memporak porandakan hidup dan hatinya sejak pertama kali ia sentuh tanpa ia sendiri tau jika Midea Jasmine adalah gadis itu.
Midea yang terus mengunyah cemilannya mulai menyadari jika Justin terus menatap dirinya sedemikian rupa. akhirnya ia pun mengalah untuk mencueki suami paksanya itu dengan menawarkan cemilan yang masih tersisa di tangannya.
"Mau?? ". tawar Dea seraya menunjukkan sisa pisang di tangannya.
"boleh? "tanya Justin merasa di tantang.
fikirannya berfokus pada bibir Dea yang tampak seperti pisang lumer baginya.
"mmm". jawab Dea malas seraya mendorong piring yang berisi pisang lumeran Coklat tersebut ke arah Justin.
Justin langsung bangun dari duduknya dan mengambil posisi duduk di samping Dea. Dea melirik Justin sekilas lalu kembali cuek dan tak ambil pusing pada apa yang di lakukan Justin di sampingnya.
Justin menatap sang istri lalu dengan sigap ia menyentuh pipi Dea dan menarik tenggkuk nya serta dengan satu jilatan di sudut bibir Dea yang masih tersisa noda coklat yang sedari tadi di perhatikan Justin.
tentu saja hal ini membuat Midea terhenyak dan pipinya bersemu merah. pasalnya setelah beberapa tahun lamanya ia tak pernah sekali pun melakukan kontak fisik dengan pria manapun setelah ia menghabiskan malam indah terakhir bersama Justin.
tetapi barusan saja Justin melakukan sesuatu yang membuat Midea merasakan darahnya berdesir deras bahkan jantungnya berdegup kencang secara tiba tiba. Midea terpaku di tempatnya seraya menggenggam erat mug gelas kopinya.
sedangkan Justin menarik kecil sudut bibir nya melihat tingkah Midea yang ia yakin jika apa yang di lakukannya barusan dapat membangkitkan gairah kewanitaannya yang telah lama tak di sentuh lelaki.
Justin mengulurkan tangannya kembali untuk mengelus pipi Midea yang lembut meskipun saat ini sedikit tirus dari terakhir yang ia lihat.
"Dee". panggil Justin lembut.
tetapi Midea hanya bisa bergeming. pikiran nya kini mulai semrawut antara melawan gairah dan logikanya. ia akui jika perbuatan Justin barusan membuatnya merindukan sentuhan pria itu. pria yang ia cintai dengan sangat dulunya.
"Dee Jasmine". panggil Justin kembali dengan nama Dea yang sesungguhnya.
Justin menarik tengkuk wanita itu kembali untuk di hadapkan padanya dan kini
Justin pun mulai memberanikan diri untuk mendekati bibirnya dengan bibir indahnya Midea.
satu kecupan lembut berhasil ia daratkan di bibir indah nan menawan milik istri manisnya itu. Justin mulai ketagihan, kali ini ciuman lembut itu ia lakukan dengan durasi yang cukup lama.
di mata Justin saat ini Dea begitu manis dan imut. hasrat Justin semakin membuncah seiring balasan ciuman dari Dea dan terdengar ******* lembut di telinga Justin.
"Dee. so cute you are". desis Justin pelan di telinga Midea.
"Justin". suara Midea yang lembut memanggil namanya membuat Justin semakin erat mendekap tubuh dan pipi wanita yang telah lama tak ia sentuh.
"Justin". panggilan lembut Midea semakin membuatnya menggila dalam ciumannya.
kali ini ia tak ingin melepaskan lagi wanita yang ia miliki satu satunya sekarang. ia akan membuat wanita itu bahagia.
"oi. Justin".pekikan Midea kali ini membuat ia tersadar sepenuhnya bahwa apa yang terjadi barusan adalah hanyalah sebuah imajinasi nya semata yang terlihat nyata.
bahkan noda coklat di sudut bibir indahnya Dea masih melekat di sana. sementara ia melihat Midea menatapnya heran dengan sikap yang masih dingin padanya.
"nih habisin. aku udah kenyang". titah Dea seraya meneguk habis kopinya.
lalu Dea bangun dari duduknya melangkah menuju wash dishes untuk mencuci mug gelasnya. sementara Justin hanya menatap punggung Dea yang membelakanginya.
"ya Allah ternyata cuma hayalan aku saja yang terlihat nyata. kenyataannya Dea masih bersikap dingin padaku". bathin Justin.
"aku ke kamar dulu". pamit Dea pada Justin setelah ia selesai menyelesaikan pekerjaan nya di dapur.
"mau ngapain? ". tanya Justin Penasaran.
"mau nyetor. ikut? ". cibir Dea dengan nada canda yang biasa di lakukan anak anak mahasiswa saat ia berkuliah menggantikan posisi Jasmine.
"hah. mau nyetor ke siapa? ke bank apa? kamu bisa pake M banking aku". tawar Justin yang mengingat jika Dea belum memiliki ponsel sama sekali semenjak wanita itu keluar dari penjara.
"berapa nomor rekeningnya. biar aku yang transfer ke sana". tawar Justin seraya membuka aplikasi M bankingnya.
sementara Midea yang mendengar perkataan Justin hanya tersenyum smirk karena melihat tingkah bloon Justin yang tidak mengerti akan ucapan candaannya.
"ga perlu. yang ini memang harus manual ga bisa pake digital". sahut Dea seraya beranjak pergi meninggalkan Justin yang masih terbengong bloon.
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel keempatku ini dengan memberi like, vote, poin, fav, dan share link nya.
Dan jangan lupa follow akun ku di
Noveltoon Hazhilka 279
facebook Hazhilka
#Hazhilka
ig Hazhilka279
.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Zainudin Aftirram
😂 ke tioilet maksudnya ya thor?
2022-10-29
11