#hai my readers I am coming back. Happy reading ya.....
Tetapi tiba tiba dua pria tampan beda generasi itu teringat sesuatu yang membuat mereka terkecoh selama ini. Mereka saling bersitatap dengan pemikiran yang sama
"Jangan jangan". Ucap keduanya serentak
Arjun dan Jason segera menghadap ke sebuah ticketing officer di salah satu maskapai penerbangan di bandara ini.
"permisi mbak. Bisa carikan penumpang yang berangkat hari ini yang menggunakan nama Midea Hasxander?". Tanya Arjun.
"baik pak. Sebentar saya carikan". Sahut ticketing officer maskapai tersebut.
Beberapa detik kemudian...
"maaf pak tidak ada nama tersebut dalam daftar penumpang di maskapai kami. Mungkin ada di maskapai lain pak". Sahut ticketing officer tersebut.
Akhirnya Jason dan Arjun pun berpencar mencari nama Midea Hasxander di setiap maskapai penerbangan di bandara ini. Hingga Arjun dan Jason tiba di maskapai terakhir. Mereka buru buru menanyakan kebaradaan nama Midea dalam list passenger mereka.
"Midea Hasxander". Gumam salah satu ticketing officer saat di tanya oleh Arjun seraya mengingat dan mengetikkan nama yang di maksud.
"ini pak. Daftar penumpang yang bernama Midea Hasxander tujuan Jkt. Berangkat di jadwal penerbangan pertama pagi ini". jelas ticketing officer tersebut.
"jika ia berangkat tadi pagi berarti Jasmine udah sampai ke Jkt dari tadi". Gumam Jason.
"siapa yang ia cari di sana. Apa jangan jangan....Astafirullah Dee". pekik Jason pelan.
Lalu segera ia menelpon sang istri untuk memberitahukan kepada Mona agar membawa pulang Dean segera ke Jkt karena Jasmine menyusul ke Jkt. Jason yakin jika putrinya itu terbang menuju Jkt pastilah ingin menemui anaknya yang selama dua bulan lebih tidak bertemu.
sementara masih di rumahnya Sagita. Satria menatap heran pada dua saudara sepupunya itu yakni Sagita dan Justin yang masih terus saja berdebat tentang perginya Midea. Sagita masih terus saja menyalahkan Justin yang tak pernah berlaku adil pada Dea sehingga menyebabkan Midea menderita selama ini.
Sedangkan Justin yang juga tidak mau di salahkan seratus persen oleh adik sepupu yang tak pernah akur padanya itu membantah semua apa yang di katakan Sagita meskipun sebenarnya yang terjadi pada Dea memang benar karena dirinya juga yang tak pernah menganggap Dea istrinya selama ini.
Suara ponsel Satria menghentikan keduanya berdebat. Mereka begitu penasaran pada apa yang di sampaikan Retha saat Satria menunjukkan layar monitor ponselnya yang tertera tulisan "Retha is calling" saat ini.
"hallo dek". Sapa Satria.
"bang. Arjun udah ketemu di mana Jasmine sekarang". ucap Retha antusias.
"di mana?". Tanya Satria penasaran.
"Jasmine ke Jakarta menggunakan nama Midea bang". Sahut Retha.
"ke Jkt??" pekik Satria seraya melirik ke dua sepupunya.
Justin yang mengerti arti lirikan Satria saat menyebut nama Jkt langsung menelpon Alan untuk mencari Midea segera di sana di manapun berada. Lalu ia pun bergegas pergi meninggalkan rumah Sagita menuju kantor nya.
Justin berniat menyusul Dea ke Jkt sekarang dengan menggunakan Helinya agar ia bisa menjumpai Dea dan meminta maaf serta membujuknya agar kembali untuk merawat buah hati mereka bersama sama.
Tetapi sayangnya Justin terlambat sedikit saja. Dea keburu pergi menyusul anak anak ke Australia saat salah satu satpam yang masih baru salah memberikan informasi saat Dea datang kerumah orang tuanya Justin menanyakan perihal anak anak pada Satpam tersebut.
Padahal yang sebenarnya adalah anak anak sedang ikut Mona dan Arfan dan tengah berada di rumah Astrid di kota Bdg. Akhirnya Justin gagal menyusul Dea di Jkt dan langsung memesan tiket ke Australia saat tau
jika Dea telah terbang ke negara yang kini sedang di landa salju tersebut.
Selama dalam perjalanan darurat tersebut hati Justin merasa resah dan khawatir tentang keadaan Dea. Instingnya berkata dan yakin jika saat ini wanita itu hanya mengguna kan pakaian seadanya lantaran pergi dalam keadaan serba terburu buru.
beberapa jam kemudian...
Pesawat yang di tumpangi Justin telah memasuki wilayah benua Australia dan akan mendarat untuk waktu beberapa menit lagi. Dan benar saja badai salju baru saja mereda dengan di buktikan salju tebal yang menutupi permukaan hamparan yang sebelumnya hijau.
Jalan landasan baru saja di keruk dari tumpukan salju tebal sehingga memudahkan pesawat yang di tumpangi Justin mendarat dengan selamat. Justin bergegas turun dari pesawat lalu menaiki taxi dan pergi dari bandara tersebut untuk mencari Dea di sekitar perumahan elit yang ia tempati di kota ini.
Di dalam taxi ia terus memikirkan Dea. Ia berharap jika wanita itu baik baik saja dan mampu bertahan dalam cuaca seperti ini.
"Dea aku tau kamu memang wanita yang pintar dalam membaca situasi. tetapi bagaimana pun aku masih berharap kamu bisa menemukan rumah kita meskipun tidak ada Dee di sana. Tapi aku harap kamu bisa menunggu sebentar saja". Doanya dalam hati.
Taxi terus melaju memasuki kawasan daerah perumahan di mana Justin dan keluarganya tinggal ketika berada di sini. Sisa sisa badai Salju masih turun sedikit demi sedikit menutupi jalan kota yang baru saja di keruk oleh petugas dinas kebersihan kota.
Dari kejauhan terdengar bunyi sirine ambulance mengaung ngaung memenuhi komplek perumahan elit tersebut. taxi yang di tumpangi Justin pun semakin mendekati rumah yang di tempati Justin dan keluarga nya.
"what happened sir?" tanya supir Taxi tiba tiba saat ia melihat sekerumunan orang dan juga mobil ambulance yang terparkir di seberang jalan dari taxinya yang terparkir kini.
Justin melihat ke arah seberang jalan di mana supir taxi tersebut menunjuk ke arah kerumunan warga dan beberapa petugas medis yang berada di bawah sebuah pohon besar tepat di seberang dari rumahnya.
Serrr...darah Justin berdesir kuat seiring Jantungnya yang berdegup kencang.
Perasaan resah yang sedari tadi singgah kini mulai semakin membuat dirinya gelisah.
ia segera turun setelah membayar taxi tersebut. Rasa penasaran membuat dirinya mendekati kerumunan yang ada di hadapan nya kini.
Saat para petugas medis selesai mengangkat sebuah tubuh ke atas brankar dan hendak di bawa masuk ke sebuah mobil ambulance seketika itu juga pupil netra Justin melebar seiring jantungnya yang berdegup semakin kencang. Rasa takut tiba tiba menyelinap masuk ke dalam hatinya. Ia pun buru buru meminta ijin pada petugas untuk ikut masuk ke dalam ambulance untuk menemani pasien yang kini terbaring pucat dengan tubuh yang beku.
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel keempat ku ini dengan memberi like, vote, poin, fav, dan share link nya.
Dan jangan lupa ya buat mem Follow akun ku ya readers
Di ig Hazhilka
Di NT Hazhilka279
#Hazhilka
ig Hazhilka279
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments