#hai my readers I am coming back. Happy reading ya.....
Di saat Dea yang sedang bingung karena perubahan sikap Justin, sementara Justin sendiri begitu terkesiap mendapatkan perlakuan seperti ini dari Midea. ia balik membalas menatap Dea yang kini tengah menatapnya dengan tajam.
mereka pun saling menatap dengan degup jantung yang sama berdetak kencang. Justin melihat sesuatu yang berbeda di mata istri yang ia abaikan selama ini. Justin merasakan dejavu untuk ke sekian kalinya pada diri wanita ini.
"its beautiful eyes and full mistery". pikirnya seraya terus menatap netra hitam pekat milik wanita yang ada di hadapannya ini.
Dejavu kali ini semakin kuat untuk mendekat kan wajahnya ke wajah yang ada di hadapan nya kini. meskipun tangan Dea menahan dada bidang milik Justin tetapi tidak menghalangi hasrat di hatinya yang tiba tiba ingin sekali mengecup lembut netra bak mutiara hitam yang seperti tersangkut di sana.
nada dering ponsel milik Justin menghentak kan keduanya dari lamunan akan pemikiran nya masing masing.
"hallo Millie". sapa Justin pada manager toko miliknya
"sir. our new client will come to the office this afternoon". sahut Miliie.
"okey Miliie. I'm going there now". sahut Justin.
"prepare everything for this transaction". titah Justin.
"fine sir".sahut Millie.
Justin menutup ponselnya lalu menatap Dea kembali yang belum memasang sabuk pengamannya. Justin pun kembali melingkar kan lengannya untuk mengambil tali sabuk yang ada di sebelah kiri Dea.
jantung Dea kembali berdetak saat jarak wajah mereka kini hanya sejengkal bahkan nafas Dea terasa hangat di pipi Justin. Dea hanya terdiam pasrah saat Justin menyilang kan tali sabuk pengaman tersebut ke tubuhnya. klik bunyi kunci pengaman di safebealtnya Dea menandakan jika sabuk tersebut telah terpasang kuat.
"selesai".ucap Justin seraya menghadap posisi tubuhnya di depan setir.
"kita singgah dulu ke kantor sebentar ya. ada klien baru yang mau datang ke kantor sekarang". ujar Justin seraya melajukan mobilnya segera ke arah kantor kecilnya.
Dea bergeming. ia hanya mengikuti kemana Justin akan membawanya pergi. selama dalam perjalanan yang hanya memakan waktu dua puluh lima menit saja ke kantor nya Justin.
Dea hanya menatap ke luar jendela mobil di mana kini mobil tersebut memasuki areal pertokoan dimana pusat perdagangan terjadi di sepanjang blok pertokoan tersebut. mobil Justin melambat kala memasuki areal parkir yang di sediakan khusus para pemilik toko untuk memarkirkan kendaraan mereka selama mereka menjalankan aktifitasnya selama di pertokoan.
"yok kita turun". ajak Justin seraya membuka safebealt miliknya.
Dea tak menjawab. ia hanya mengikuti Justin dengan membuka sendiri safebealt miliknya. ia pun juga ikut turun dari mobil tatkala Justin keluar dari mobil. kali ini ia ingin menunjuk kan pada Justin bahwa ia wanita mandiri. dan ia tidak mau menerima terhanyut dengan perlakuan manis dari Justin lagi.
sementara Justin melirik heran pada wanita yang sebenarnya ingin sekali ia manjakan hari ini. tetapi Midea tetaplah Midea yang terlihat cuek dan dingin. ia bisa merasakan hal itu saat pertama kali melihat seorang Midea di atas panggung catwalk.
hanya wanita itu yang tak pernah menampil kan senyumnya saat berjalan di atas catwalk. sehingga wajar jika banyak pria yang melirik kepadanya secara diam diam.
karena Midea memang sosok perempuan terlihat misterius yang seperti memiliki sebuah magnet untuk membuat orang lain penasaran akan dirinya selain dari kecantikan yang dimilikinya.
apa lagi sikapnya semakin cuek dan dingin saja saat sudah berseteru dengan seseorang seperti dirinya.
"hmmm... My Dea Jasmine". gumamnya di hati.
tetapi ada satu hal yang belum ia ketahui soal sikap dari seorang Jasminka Orchidea yang sebenarnya yang tak lain nama asli dari istri nya itu.
ia penasaran tentang sikap istrinya saat sebelum terjadi nya kecelakaan yang membuat ia lupa siapa dirinya yang sebenar nya.
"pasti sangat berbeda. aku yakin Jasmine adalah wanita yang sangat lembut dan manja sama seperti Namira, adiknya. toh mereka dari ayah yang sama". fikirnya.
"kita nunggu kliennya kamu di sini ya?!". tanya Dea datar saat merasa dirinya sudah terlalu lama berdiri di samping mobil Justin.
"ohhh... ga. sebentar ya?!".refleks Justin yang tersadar saat memikirkan dua saudara perempuan dari keluarganya Archidean itu.
"ayok". ajak Justin seraya menarik pinggang Dea mendekat ke arahnya.
Sontak membuat Dea terhenyak akan perlakuan manis dari suami paksanya itu. tetapi karena hal ini adalah baru baginya sontak membuat Dea refleks menurunkan tangan Justin dari pinggang nya.
"kenapa di turunin? ". tanya Justin heran.
"tumben". cetus Dea seraya melirik tajam ke arah Justin.
Justin menatap Midea secara intens sementara yang di tatap berpaling tak perduli dan berpura pura memperhatikan keadaan di sekitarnya.
"aish..ini perempuan. di perhatiin salah ga di perhatiin juga makin salah".dumel Justin di hatinya.
Matahari masih enggan menunjukkan sinarnya di siang itu sehingga hawa dingin di musim salju seperti ini masih berhembus di sela sela tengkuk Midea yang hanya menggunakan kain hijab tipis berbahan ceruty.
Justin melirik ke Dea sesaat lalu ia membuka syal yang ada di lehernya dan melingkarkan syal tersebut ke leher Midea yang berjenjang indah itu meskipun kini tertutup kain hijab milik sang mertua yang tertinggal saat ber kunjung ke sini di dua tahun lalu.
sementara Dea kembali termangu atas apa yang di lakukan Justin padanya. Justin menarik kecil sudut bibirnya saat tau jika ia di perhatikan oleh Dea.
"supaya kamu ga kedinginan". ucap justin menjelaskan pada Dea agar sebuah kata "tumben". atau yang lainnya keluar dari bibir Midea yang sensual itu.
lalu ia pun berjalan santai seraya menarik lengan Dea untuk mengikuti langkahnya menuju ruko miliknya yang hanya hitungan langkah di hadapannya.
sesampainya di sana. Justin di sambut oleh para karyawannya. ia hanya mengangguk kecil seraya terus melangkah sembari menggenggam erat tangan Dea yang ingin melepaskan diri dari genggaman tangan Justin saat memasuki areal tokonya.
Dea terpaksa mengikuti langkah suami paksanya itu memasuki lift menuju lantai teratas di mana ruang kantor pribadi dari suami paksanya berada.
lift berhenti di ruang teratas dari bangunan pertokoan tersebut. Justin mengajak Midea masuk ke ruang pribadinya dimana seorang manager toko yang bernama Millie menyambutnya.
sementara Midea ingin melepaskan tangan nya dari genggaman Justin tetapi Justin semakin erat menggenggam tangan milik Dea.
"good afternoon sir". sapa Millie ramah seraya melirik genggaman tangan majikannya itu.
dalam hatinya ia bertanya tanya tentang wanita cantik bahkan cenderung imut dan manis yang memiliki wajah khas asia selatan itu yang berdiri di samping bossnya.
karena selama ia bekerja dengan bossnya itu belum pernah sekalipun bossnya membawa wanita manapun masuk ke ruangan kantor pribadi nya apa lagi sampai menggenggam erat tangan seorang wanita seperti ini.
jika pun yang sering ia bawa adalah Keyra, putri kecilnya dan juga mama dari bossnya itu. selebihnya memang tak pernah sama sekali selama ia mengingatnya.
"good afternoon too. have you prepare everything for this transaction?". tanya Justin yang sekaligus membuyarkan lamunan sekretarisnya itu.
"off course sir. we just waiting mr. and mrs Richard ". sahut Mille.
"okey. thank you Millie". balas Justin.
Justin melangkah masuk menuju kamar pribadinya seraya terus menggenggam tangan Dea.
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel keempatku ini dengan memberi like, vote, poin, fav, dan share link nya.
Dan jangan llllllp"
#Hazhilka
ig Hazhilka279
.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sarina Aja
lanjut
2022-10-21
7