#hai my readers I am coming back. Happy reading ya.....
"chef Arnold? ". gumam Dea pelan seraya berfikir sosok chef yang Dea kenal sebagai chef yang higienis dan juga chef yang tersulit untuk di mintai tolong dalam urusan order serta delivery jarak jauh.
tetapi gumaman Dea cukup di dengar oleh Justin.
"ya. chef Arnold. kamu kenal?". tanya Justin seraya membawa nampan yang berisi sebuah mangkok sup tersebut ke arah Dea.
"ya. aku tau. chef yang di kenal karena super kehigienisannya". sahut Dea.
lalu ia mengulur kan tangannya dan berniat mengambil mangkok tersebut untuk ia cicipi sendiri karena ia sendiri memang tidak mau di suapi oleh Justin.
"aww.. shh". ringis Dea pelan seraya mengibas tangannya.
Ia mencoba menghembus pelan jemari kanan nya. sementara Justin buru buru meletakkan nampan tersebut di atas nakas. lalu ia segera menampung air dingin di sebuah dispenser dalam sebuah mug gelas. Justin mendekati Dea dan mengambil tangan wanita itu dan mencelupnya ke sebuah mug gelas yang berisi air dingin tadi.
"lain kali hati hati. untung cuma jari gimana kalau sempat tumpah. bukan jari kamu aja yang kena tapi seluruh tubuh kamu juga ikutan kena panasnya dan bisa melepuh". omel Justin seraya melirik Dea lalu berfokus pada jarinya Dea.
sementara Dea hanya melirik pada Justin serta pasrah pada apa yang di lakukan Justin terhadap jarinya. seketika ia teringat pada satu malam indah yang mereka habiskan bersama dimana disitulah sebuah benih tercipta dengan rasa cinta yang telah mengalir dari keduanya untuk benih yang telah lahir dan tumbuh menjadi sosok yang menggemaskan untuk siapa saja yang melihat bocah tampan milik mereka.
"gimana?. udah mendingan?". tanya Justin seraya menatap Dea yang ia tau tengah melirik dirinya sedari tadi.
"eum". sahut Dea seraya mengeluarkan jari tangannya dari mug gelas tersebut.
"makasih". ucap Dea pelan.
Justin tersenyum mendengar ucapan terima kasih dari Dea. lalu ia membawa kembali semangkok sup daging panas ke hadapan Dea. kali ini ia mencoba menyuapi wanita yang telah melahirkan seorang putra tampan untuknya.
"nih. kamu makan lagi ya? ". pinta Justin seraya menyendokkan satu potong daging kecil ke mulut Dea.
Dea segea mengelak lalu memegang pergelangan tangan Justin agar menghenti kan kegiatan Justin pamit pada Dea untuk mengurus administrasi rumah sakit agar Dea bisa segera di pulangkan.
"aku ke ruang administrasi sebentar ya. supaya urusannya cepat selesai dan kamu bisa pulang siang ini juga". ucap Justin.
Justin berlalu setelah mendapat anggukan dari Dea. ia pun keluar dari ruangan tersebut menuju ruang administrasi.
siangnya setelah membereskan segala urusan administrasi rumah sakit. Justin segera membawa Dea keluar dari sana menuju rumah keluarga Ardiansyah yang sebelumnya sudah ia persiapkan kamar khusus untuk Dea beristirahat.
saat berada di parkiran tiba tiba langkah Dea berhenti dan termangu pada tingkah Justin yang menyegerakan pria itu membuka pintu mobil untuk dirinya yang berada di samping driver dengan tangannya sendiri.
seumur umur hidupnya belum sekali pun Justin memperlakukan dirinya seperti itu. meskipun mereka pernah sekali dalam satu mobil, tetapi Justin membiarkan dirinya membuka sendiri pintu mobil yang di tumpanginya saat itu.
saat itu Dea cukup tau diri jika Justin ogah ogahan menjemput dirinya untuk sebuah acara makan malam keluarga. dan itu pun bertujuan untuk membongkar kebohongan dirinya atas kehamilan yang sengaja ia buat untuk menjebak Justin agar masuk dalam perangkap pernikahan paksanya.
yah Dea menyadari jika acara makan malam keluarga yang di buat Mona, ibu mertuanya sendiri saat itu adalah untuk membongkar kebohongan dirinya. dan Dea benar benar kalah telak saat itu karena merasa percaya diri jika keluarga Ardiansyah telah menerima dirinya.
Nyatanya, mereka tak pernah sudi ber menantukan dirinya. dan itu terbukti selama pernikahanya dengan Justin tak seorang pun dari keluarga Kehl Ardiansyah itu mengakui apa lagi menganggapnya ada.
tetapi selama dua hari ini, setelah ia sadar dari komanya. sikap Justin benar benar telah berubah haluan dalam hitungan derajat yang Dea sendiri tidak tau harus menggunakan derajat apa untuk mengukur sikap Justin yang sekarang ini.
apakah dengan menggunakan hitungan celcius atau fahrenheit atau bahkan derajat ionisasi dan disosiasi??". entahlah yang jelas Dea benar benar di buat bingung dengan sikap pria yang selalu kasar padanya selama ini.
"Midea". panggil Justin pelan.
Justin memperhatikan raut wajah Dea yang tampak kebingungan dengan netra hitam pekatnya menatap pada pintu mobil yang sengaja ia bukakan untuk Dea.
"My Dea Jasmine??!". panggilnya lebih keras.
kali ini ia sengaja memanggil nama keduanya yang di miliki oleh wanita manis itu. yah, saat ini Dea memang terlihat manis jika tanpa make up dan embel embel lain yang melekat pada wajahnya. meskipun ia baru saja pulih dan baru saja keluar dari rumah sakit.
"hah".pekik Dea pelan yang tersadar dari lamunannya.
Justin tertawa kecil melihat reaksinya Midea yang terlihat bego karena baru tersadar dari lamunan nya.
"haha. mau sampai kapan kamu berdiri di situ hah?. ayo masuk". titah Justin.
tetapi Midea meragu. jika seandainya ia boleh di bawa pulang dengan mobil ambulance maka ia akan senang hati menumpang dengan mobil yang berbau desinfektan itu dari pada harus pulang dengan mobil mewah yang empunya masih berifat abu abu.
melihat Midea hanya terpaku di tempat. Justin pun mendekati dan meraih lengan Midea serta membawanya masuk ke dalam mobil. di mana wanita itu ia dudukkan di samping jok driver yaitu berada tepat di sampingnya yang kini telah duduk di jok kemudi.
saat ia menstarter mobilnya ia melirik ke arah Dea sesaat lalu ia menyadari satu hal jika safebealt milik Dea belum terpasang. Justin segera mendekati Midea dan berniat ingin melingkarkan tangan kanannya menuju safebealt yang terletak di sisi kiri Midea. sontak membuat wajah Justin dan Midea hanya berjarak sejengkal saja.
mendapat serangan mendadak seperti itu membuat Dea terkesiap dan secara refleks menahan dada Justin seraya berkata
"mau ngapain!!". ketusnya dengan sorot netra yang tajam menatap Justin.
Dea benar benar di buat bingung dengan perubahan sikap Justin yang sekarang ini. seperti yang sebelumnya. kembali lagi ia menghitung hitung tentang derajat mana yang pantas untuk perubahan sikap pada pria yang membuat degup jantungnya berdetak cepat saat ini.
...****************...
Hai readers...mohon dukungannya kembali untuk novel keempatku ini dengan memberi like, vote, poin, fav, dan share link nya.
Dan jangan lupa ya buat mem Follow akun ku ya readers
Di ig Hazhilka
Di NT Hazhilka279
#Hazhilka
ig Hazhilka279
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments