Sore harinya sekitar lepas Ashar, Nara dan Anja serta baby Radha berangkat untuk menjenguk Laras. Namun terlebih dahulu mereka menjemput Bu Mayang. Tadi Anja sempat menghubungi Bu Mayang kalau dirinya sudah tiba di Surabaya, dan Bu Mayang berpesan untuk datang ke rumahnya dulu karena ia ingin ikut bareng ke rumah sakit.
Sekitar pukul empat sore, mobil yang dikemudikan oleh Nara sendiri melesat meninggalkan pelataran rumah makan Bu Mayang menuju ke rumah sakit. Anja duduk di depan di samping Nara yang mengemudikan mobil sedangkan Bu Mayang duduk di belakang memangku baby Radha yang sejak tiba tadi langsung nemplok dengan Bu Mayang.
"Bagaimana kabar Bu Rosi Ra?"
"Alhamdulillah baik Bu, mama sama papa sehat." Jawab Nara sopan seraya menatap pada kaca di depannya untuk melihat Bu Mayang yang ada di belakang.
"Syukurlah, kamu udah sehat betul Nja?"
"Udah Bu, alhamdulillah Anja udah sehat." Anja memutar tubuhnya menghadap ke belakang.
"Syukurlah!" Helaan nafas lega terdengar dari mulut Bu Mayang. "Ini cucu Oma gimana? Sehat kan?" Bu Mayang menciumi pipi gembul baby Radha yang membuat baby Radha tergelak.
"Di di di mam mam mam." Oceh baby Radha.
"Apa sayang? Radha mau apa nak?" Bu Mayang mencubit gemas pipi baby Radha.
"Di di di mam mam mam." Oceh baby Radha lagi.
"Nanti saja ya sayang, Daddy lagi nyetir." Ucap Nara yang membuat Bu Mayang seketika menatap Anja yang memang saat itu menghadap ke belakang. Bu Mayang seolah bertanya kepada Anja namun lewat tatapan mata. Daddy?
"Dedek mau mam mam?" Tawar Anja kepada baby Radha.
"Di di di." Oceh baby Radha lagi dengan bibir yang sudah mencebik seperti akan menangis.
"Harusnya tadi kita bawa supir aja biar baby gak rewel. Kalau aku yang nyetir sendiri pasti dia rewel." Nara menghela nafas pelan.
"Dedek sama mama saja ya sayang, Daddy lagi nyetir gak bisa gendong dedek." Anja mencoba merayu anaknya. Namun mata baby Radha malah sudah berkaca-kaca.
"Coba kasih susu saja Nja." Saran Bu Mayang.
Akhirnya Anja mengambil alih baby Radha dari pangkuan Bu Mayang kemudian memangkunya dan bersiap memberinya dot. Namu baby Radha malah menolak dan menarik lengan kemeja daddy-nya.
"Di di di."
"Iya sayang, sebentar lagi kita sampai. Nanti Daddy gendong kalau udah turun, oke!" Dan benar saja, tak lama mobil yang dikemudikan Nara memasuki pelataran rumah sakit.
Nara langsung meraih baby Radha ke dalam gendongannya, kemudian mereka berjalan menyusuri selasar rumah sakit menuju ruang perawatan Laras.
Sesampainya di depan ruang perawatan Laras, Bu Mayang langsung mendorong pintu tersebut kemudian masuk diikuti oleh Anja dan Nara. Nampak Radit yang duduk di samping brankar Laras. Laras yang melihat siapa yang datang, matanya langsung berkaca-kaca, begitupun Anja. Laras tak dapat berucap sepatah katapun, suaranya seolah tercekat di tenggorokan. Rasa rindu langsung menyergap memenuhi relung hatinya. Sepuluh bulan lamanya mereka tak bertemu.
Radit perlahan mundur dari tempatnya memberikan ruang kepada Anja untuk mendekat. Anja langsung berhambur memeluk sahabatnya itu. Suara tangis langsung memenuhi ruang perawatan Laras.
"Hey jangan menangis." Ucap Anja mengurai pelukannya, padahal sendirinya juga menangis.
"Kamu juga nangis." Laras mencebikkan bibirnya. Sedetik kemudian mereka tertawa bersama menertawakan kekonyolan mereka berdua.
Bu Mayang nampak bernafas lega melihat anaknya yang sudah bisa tertawa kembali.
"Di di di mam mam mam." Ocehan baby Radha mengalihkan perhatian mereka.
"Ia sayang, kan udah di gendong Daddy. Baby mau apa?" Kali ini Laras dan Radit yang sedikit terkejut mendengar panggilan Nara untuk baby Radha. Namun mereka mengerti kalau baby Radha pasti menganggap Nara sebagai ayahnya.
*****
*****
*****
*****
*****
Nyambung di novel "Luka Hati Luka Diri" episode 44 🤗 Laras keguguran 😢
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
💝GULOJOWO💝
Nangis teriak nangis ya Ras 🤭😂😂
2022-11-27
1