Tepat pukul delapan malam mama Rosi dan papa Hadi tiba di bandara kota Surabaya. Bima sudah standby menunggu di kursi tunggu terminal kedatangan bandara tersebut.
"BIMA!" Teriak mama Rosi dengan lantang seraya berlari menghampiri Bima yang langsung berdiri ketika mendengar teriakan mama Rosi.
"Ma! Jangan lari-lari begitu!" Papa Hadi yang berjalan sambil menarik koper memperingatkan mama Rosi. Bima langsung sigap mengambil alih koper dari tangan papa Hadi.
"Ayo Bim cepetan, kita langsung ke rumah sakit." Mama Rosi menarik tangan kiri Bima, sedangkan tangan kanan Bima menarik koper. Papa Hadi di buat geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya tersebut. Namun ia tetap mengekor di belakang istri dan asisten anaknya tersebut.
Setelah berkendara sekitar satu jam karena harus berjibaku dengan kemacetan kota Surabaya di malam hari, akhirnya mobil yang di kendarai Bima sampai di parkiran rumah sakit dimana tempat Anja dirawat saat ini.
"Ayo Bim!" Sekali lagi mama Rosi menarik tangan Bima yang baru keluar dari dalam mobil.
"Ma, sudah! Biarkan Bima berjalan di depan, kita ikuti dari belakang." Tegas papa Hadi menarik tangan istrinya kemudian menggenggamnya erat. Bima berjalan di depan sebagai penunjuk arah di ikuti mama Rosi dan papa Hadi di belakangnya.
Langkah kaki mereka bertiga mengayun menuju ke ruang perawatan Anja yang berada di lantai empat setelah menaiki lift. Mama Rosi langsung mendorong pintu ruangan tersebut setelah Bima menunjukkan ruangannya. Mama Rosi langsung melangkah masuk di ikuti papa Hadi dan Bima di belakangnya.
"Ma!" Nara langsung berdiri dari duduknya begitupun Riani, ia langsung berdiri dan mundur dari samping ranjang Anja.
"Sayang!" Mama Rosi meraih tangan lemah Anja lalu menggenggamnya erat. "Ini mama datang nak, Anja bangun ya, kasihan bayi kamu kalau kamu tidur terus begini." Ucap mama Rosi tak kuasa menahan air matanya. Papa Hadi berdiri di samping istrinya seraya mengelus pelan punggung sang istri.
"Sudah ma, biarkan Anja istirahat."
Mama Rosi beralih mendekat ke box bayi yang ada di samping Anja.
"Lihat pa cucu kita, cantik!" Mama Rosi mengelus pelan pipi gembul bayi Anja yang sedang terlelap.
"Siapa namanya?" Tanya mama Rosi, namun tak ada yang berniat menjawabnya.
"Nara!" Seru mama Rosi.
"Nara tidak tau mah, Anja belum sempat memberinya nama tapi udah keduluan tak sadarkan diri."
"Kenapa bukan kamu saja yang memberikan nama?" Ucap mama Rosi yang membuat semua orang memandangnya.
"Ak-aku? Kenapa harus aku mah?" Tanya Nara kebingungan.
"Karena kamu daddy-nya!" Tegas mama Rosi.
"Haahh!" Nara, Bima dan Riani terkejut bersamaan.
"Iya, mulai saat ini kamu daddy-nya!"
"Kok bisa begitu mah?"
"Stop! Siapa namanya?" Tanya mama Rosi yang membuat Nara berfikir sejenak.
"Radha! Radhania Azzura!" Ucap Nara spontan dengan senyum merekah.
"Radhania Azzura Wijaya!" Imbuh mama Rosi. Papa Hadi hanya manggut-manggut saja. Sedangkan Bima dan Laras saling pandang.
"Radha sayang, ini Oma nak." Mama Rosi mengangkat baby Radha dari box kemudian menggendongnya dan membawanya ke samping ranjang Anja.
"Lihat Nja, daddy-nya memberikan nama yang cantik untuk putri mu." Ucap mama Rosi di dekat Anja.
Ek.. ek.. oweeeeekk!
Tiba-tiba baby Radha menangis kencang. Riani dengan sigap menyerahkan botol susu yang ada di dalam box bayi. Namun bukannya meminum dotnya, tangisan baby Radha malah semakin kencang. Nara segera mengambil alih baby Radha dari gendongan sang mama kemudian menimangnya. Seketika itu perlahan tangisan baby Radha mereda.
"Owh, rupanya cucu Oma minta di gendong daddy-nya toh." Ucap mama Rosi yang membuat orang-orang disana mengukir senyumnya seraya memandang ke arah baby Radha yang ada dalam gendongan Nara.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
💝GULOJOWO💝
Waahh baby Radha udah kelihatan manjanya ke Daddy Nara ya 🤭😂😂
2022-11-15
2