Tak terasa saat ini usia baby Radha sudah menginjak tujuh bulan. Baby Radha sudah bisa merangkak, juga sudah dapat memutar badan dan menegakkan punggung untuk duduk lebih lama. Ia juga mulai bisa menyusun mainan meskipun lebih seringan memberantahkan mainannya.
Seperti sore ini saat Nara baru saja tiba di kediaman Wijaya. Baby Radha sedang bermain di atas karpet yang di gelar di ruang tengah bersama mbak Tini dengan mainan yang berserakan kemana-mana.
"Hey baby, lagi main ya?" Nara mendekati baby Radha kemudian berjongkok di sampingnya. Baby Radha sudah terlihat cantik jelita karena habis dimandikan oleh mbak Tini. Baby Radha yang sudah mengenali suara daddy-nya langsung menoleh.
"Di di di beerr.. beeerr.." Baby Radha menepuk-nepuk kedua tangannya seraya memainkan ludahnya hingga liurnya menetes dari mulutnya. Nara sigap meraih tissu yang ada di meja kemudian mengusapnya tanpa jijik. Tangan baby Radha langsung merentang meminta di gendong oleh daddy-nya.
"Sayangnya Daddy minta di gendong? Sebentar ya sayang, Daddy mandi dulu." Nara beranjak dari jongkoknya. Seketika itu baby Radha langsung menangis memanggil-manggil daddy-nya yang membuat Nara urung.
"Di di di"
"Ya sudah sebentar, Daddy cuci tangan dulu." Nara segera berjalan menuju wastafel yang ada di dapur. Baby Radha yang merasa ditinggalkan daddy-nya langsung menangis kencang hingga membuat Nara segera berlari meraihnya lalu menggendongnya.
"Hey baby, Daddy kan cuma cuci tangan. Kenapa nangis? Anak cantiknya Daddy gak boleh nangisan, nanti cantiknya hilang." Nara menjembil pipi gembul baby Radha. Seketika itu baby Radha diam lalu menepuk-nepuk tangannya lagi seolah bersorak kalau ia di gendong daddy-nya.
"Mama mana mbak?"
"Tadi katanya mau mandi mas."
"Owh ya sudah, mbak bereskan dulu mainannya biar Radha sama saya." Nara membawa baby Radha keluar dari rumah.
Melihat suasana sore yang cerah karena sinar matahari yang menguning di ufuk barat, Nara melangkahkan kakinya menuju kolam ikan yang ada di samping kiri gerbang dekat pos satpam yang menjadi tempat pak Mun beristirahat.
"Baby, lihat itu ikannya besar-besar." Nara menunjuk ikan di kolam yang mana membuat baby Radha mengikuti arah tunjuk daddy-nya.
"Di di di" Baby Radha kembali menepuk-nepuk tangannya kegirangan.
"Sore mas Nara?" Sapa seorang perempuan dengan pakaian jogging ketat di depan pagar yang memang terbuka lebar. Merasa ada yang menyapanya, Nara pun menoleh.
"Sore!" Balas Nara cuek menoleh sekilas kemudian kembali lagi menatap ikan-ikan di kolam. Merasa dicuekin, Sarah anak tetangga mama Rosi yang rumahnya tepat di depan rumah keluarga Wijaya itu memutar otaknya agar mendapat perhatian dari Nara.
"Hey cantik, siapa namanya?" Sarah mendekat dan berdiri di samping Nara.
"Radha!" Jawab Nara singkat.
"Anak kamu mas?"
"Ya!" Lagi-lagi Nara hanya menjawab singkat.
"Radha sayang?" Teriak mama Rosi mengayun memanggil baby Radha seraya mendekat. Nara merasa terselamatkan dengan kehadiran mamanya. Mama Rosi dan Nara tau kalau selama ini Sarah menyukai Nara karena mamanya Sarah berusaha menjodohkan anaknya dengan Nara, namun mama Rosi menolak mentah-mentah dan mengatakan kalau Nara sudah memiliki calon istri.
Nara langsung menyerahkan baby Radha ke dalam gendongan sang mama kemudian segera melesat masuk ke dalam rumah yang mana membuat baby Radha menangis karena merasa di tinggalkan oleh daddy-nya.
"Sore Tan?" Sapa Sarah ramah.
"Sore Sarah, lagi apa?" Meskipun mama Rosi tidak suka dengan Sarah, mama Rosi tetap bersikap sewajarnya.
"Tadi kebetulan lewat habis jogging tan."
"Owh!"
"Ini beneran anaknya mas Nara Tan?" Sarah menunjuk baby Radha yang mulai tenang di gendongan mama Rosi.
"Iya, kenapa?"
"Eng-enggak Tan, memangnya kapan mas Nara nikahnya kok gak ngundan-ngundang?"
"Setahun yang lalu di Surabaya, memang kami belum mengadakan resepsi disini."
"Owh, jangan lupa nanti undangannya Tan." Ucap Sarah tersenyum kecut.
"Pasti!" Jawab mama Rosi mantap.
Setelah kepergian Sarah, mama Rosi hampir saja meledakkan tawanya kalau saja ia tak ingat baby Radha baru saja terlelap di gendongannya. Mama Rosi segera masuk ke dalam rumah untuk memberikan baby Radha kepada mbak Tini untuk di gendong karena hari menjelang Maghrib.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
AinunAina Thalitazahra
ini cerita kurang jelas banget sumpah jadi bingung yang baca
2023-02-07
2
💝GULOJOWO💝
Hempas bibit pelakor ya ma 🤭😂😂😂
2022-11-22
1
💝GULOJOWO💝
Emak terhura mas Nara 😭😭😭😭
2022-11-22
1