Keesokan paginya, Nara segera menelpon mamanya guna memberitahu bahwa Anja sudah sadar sejak semalam. Ucapan syukur langsung terdengar melantun dari bibir mama Rosi. Nara juga meminta mama Rosi membawa baby Radha ke rumah sakit. Tak lupa Nara juga menelpon Bima sang asisten, ia memilih libur hari ini karena enggan meninggalkan Anja di rumah sakit.
"Mau aku suapi?" Tawar Nara sesaat setelah perawat mengantarkan jatah sarapan ke ruangan Anja. Anja menggeleng kemudian mencoba bangkit untuk bersandar. Nara yang melihatnya pun segera membantunya menata bantal di belakang punggung Anja.
Nara meraih sarapan yang tadi di letakkan perawat di atas meja kemudian membukanya lalu menyodorkan sesendok nasi ke depan mulut Anja. Anja yang merasa gak enak hanya memandangi antara sendok dan yang memegang sendok. Setelah mendapat anggukan dari sang pemegang sendok, akhirnya perlahan Anja membuka mulutnya. Suapan demi suapan masuk ke dalam mulut Anja hingga tak terasa nasi tersebut habis.
Nara memberikan air minum sekaligus obat yang sudah disediakan perawat tadi. Anja pun segera meraihnya lalu meminumnya. Nara menyunggingkan senyumnya setelah melihat Anja meminum obatnya.
"Pinter!" Nara mengacak rambut Anja kemudian meraih gelas kosong yang ada di tangan Anja dan meletakkan kembali ke atas meja. Anja yang mendapat perlakuan tersebut hanya bisa menunduk. Ia merasa bersyukur memiliki Nara yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri.
"Masih ingat sama sahabat-sahabat mu?" Anja mengangguk.
"Mereka sudah menikah." Lanjut Nara.
"Me-menikah?" Beo Anja.
"Iya, Riani & Seno menikah dua bulan setelah kamu dan Radha kami bawa ke Jakarta."
"Jakarta?" Beo Anja lagi.
"Iya, saat ini kamu ada di Jakarta. Mama yang minta kamu di pindah ke Jakarta agar mendapatkan perawatan yang jauh lebih baik. Dan juga mama bisa merawat Radha." Anja berkaca-kaca, ternyata masih banyak orang-orang yang menyayanginya.
"Oh ya, besok Laras & Radit juga akan menikah."
"Menikah? Laras dan Radit?" Lagi-lagi Anja mendapat syok terapi.
"Iya, memangnya kenapa? Kamu kok kayak kaget begitu?" Nara mengernyit melihat ekspresi Anja.
"Radit tunangannya Shasa, mana mungkin menikah dengan Laras?"
"Shasa?" Sekarang giliran Nara yang mengernyit.
"Iya, Shasa Andika Pratama!" Tegas Anja.
"Shasa Andika Pratama? Shasa anaknya Om Dika?" Kali ini Nara benar-benar syok.
"Mas Nara kenal sama Shasa?"
"Ya, Tante Dona dan mama kan sahabatan dari jaman sekolah. Tante Dona asli orang Jakarta, Om Dika asli Bandung, tapi menetap di Surabaya." Jelas Nara yang membuat Anja manggut-manggut.
"Mau datang ke acara pernikahan Laras dan Radit besok?"
"Emang boleh?"
"Gak boleh!" Tegas Nara yang membuat Anja mengerucutkan bibirnya. Melihat itu Nara merasa gemas dan reflek mencondongkan tubuhnya.
Cup!
Satu kecupan mendarat cantik di kening Anja membuat sang empunya tertegun. Nara yang menyadari sikap impulsifnya tersebut segera menarik diri. Beruntung terdengar suara pintu di buka dan muncullah mama Rosi dan mbak Tini mendorong kereta bayi yang di dalamnya nampak baby Radha terlelap setelah tadi sarapan dengan MpASI-nya.
"Anja sayang!" Mama Rosi berhambur memeluk Anja. Anja pun membalas pelukan mama Rosi tak kalah erat seraya berlinang air mata.
"Terimakasih Tante, terimakasih atas kebaikan Tante selama ini yang mau merawat Anja dan anak Anja."
"Mama, panggil mama!" Tegas mama Rosi. Anja mengangguk dalam pelukan mama Rosi.
"Terimakasih mama." Anja mengurai pelukannya lalu menatap pada kereta bayi. Mama Rosi yang paham langsung mengangkat baby Radha kemudian memberikannya kepada Anja. Anja langsung meraih baby Radha kemudian memeluknya erat serta menciumi seluruh wajah anaknya hingga membuat baby Radha terbangun dan langsung menangis saat menyadari ada orang asing di depannya.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘🤪🤪
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
💝GULOJOWO💝
Omegooooodd Nara 😱😱😱😱
2022-11-23
1