Bab 14 - Maafkan Saya Ukhti

Siang berganti malam. Begitu juga hatiku. Suka berganti duka. Semua perkataan Helen masih membekas di hati dan pikiranku.

Air mata mulai menetes membasahi pipiku. Namun, di dalam diriku ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin sekali semua itu terjawab. Agar semuanya tidak menjadi teka-teki seperti ini.

Tentang Helen yang membenciku karena sepupu Kak Nisya. Bahkan aku sendiri tak mengenal siapa itu sepupu Kak Nisya. Apa mungkin Kak Izam? Karena hanya dia yang sering berbicara dengan Kak Nisya. Yah, aku hanya bisa menebaknya saja.

Tentang Kak Nisya yang menyembunyikan identitas sepupunya. Kan, tidak ada salahnya untuk menceritakan siapa sepupunya. Supaya aku bisa sedikit menjaga jarak dengan Kak Nisya dan menjaga perasaan Helen.

Aku lelah dengan semua ini. Rasanya sudah tidak ada yang harus ku capai lagi di pesantren ini. Aku ingin segera menyelesaikan masa pendidikan ku. Dan menghilangkan semua masalah yang telah terjadi.

*****

Malam ini, semua rasa bercampur menjadi satu. Untung saja, tidak ada yang melihatku menangis. Karena Syifa dan Maryam sudah terlelap lebih dulu.

Aku membuka buku harian ku. Aku ceritakan segala rasa yang aku dapatkan di hari ini.

...Kamu tahu diary? Bagaimana rasanya sakit namun tak berdarah? Itulah yang aku rasakan sekarang. Ragaku baik, tapi batinku tersiksa. Ingin rasanya aku meluapkan semua kesedihanku. Tapi aku tak tahu bagaimana caranya? Semua rasa sakit telah memenuhi hati dan pikiran ku. Aku tak bisa berpikir dengan jernih. Andai ada keajaiban yang bisa membuat aku lebih tenang. Aku akan lakukan....

Tulisan ku terhenti, saat terdengar suara laki-laki berbicara padaku.

"Apakah ukhti sedang menangis?" Laki-laki itu bertanya padaku. Sebegitu keras kah aku menangis sehingga terdengar ke asrama putra. Aku malu.

Tak ada jawaban dariku. Aku menunggu ucapan apa lagi yang akan dia katakan padaku.

"Diam berarti iya. Biarkan saya  membantumu untuk menghilangkan rasa sedih itu. Saya akan membacakan sebuah ayat dari surat Al Baqarah yaitu ayat 286. Ukhti cukup membaca terjemahan saja. Malam ini, sepertinya tak ada mengaji lagi seperti malam-malam sebelumnya," ucap laki-laki di balik dinding.

Apakah ini jawaban dari pertanyaan ku tadi? Sungguh Engkau maha tahu apa yang dirasakan oleh hamba-Nya.

Aku mengambil sebuah tafsir. Mencari surat dan ayat yang disebutkan tadi. Ketika aku mulai membacanya aku takjub. Ternyata apa yang aku rasakan sudah ada penawarnya.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" . (QS. Al Baqarah:286)

Suara laki-laki ini pun sangat indah, bisa membuat sedih ku seketika menghilang.

Terimakasih Ya Allah, Engkau telah berikan penawar sakit ku. Ini lebih dari apa yang aku bayangkan

"Jangan pernah sedih berlarut-larut ukhti, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Alangkah baiknya, jika kesedihan datang menghampiri. Al Qur'an lah yang ukhti jadikan sahabat untuk menenangkan hati. Serta Allah sebagai pendengar semua curahan hati. Semoga apa yang saya bicarakan bisa membuat ukhti tidak menangis lagi," ucap laki-laki itu seolah mengerti apa yang aku rasakan saat ini. Tapi memang benar apa yang dia katakan padaku.

Biasanya buku harian lah yang aku jadikan sahabat setiaku. Hingga aku lupa siapa sahabat yang sebenarnya yang akan membantuku memberikan bantuan di akhirat nanti yaitu syafaat dari Rasul dan bantuan dari Al Qur'an.

Beberapa menit kemudian tak ada lagi kata-kata yang terucap dari laki-laki di balik dinding. Hingga akhirnya ia mengucapkan sebuah kata yang aku tak mengerti apa maksudnya.

"Maafkan saya ukhti ...."

Laki-laki itu mengucapkan kata maaf. Tapi kata maaf untuk apa? Dia tak pernah berbuat salah padaku. Bahkan dia lah yang membuat aku menjadi lebih tenang. Bertemu saja tidak pernah.

Pikiran ku penuh dengan kata yang diucapkan laki-laki ini. Sejenak aku berpikir. Apakah dia Kak Izam? Tapi dari bibirku berkata tidak mungkin Kak Izam, walau hatiku berkata itu dia. Dia selalu agak dingin denganku. Bahkan kejadian pagi tadi, sungguh sikapnya menjadi lebih sinis kepadaku!

Ketika aku ingin bertanya kepada dia. Suasana menjadi lebih hening. Sepertinya dia sudah tertidur lelap karena tak ada lagi kata yang keluar dari laki-laki di balik dinding.

Aku menutup tafsir dan aku kembalikan ke tempat semula.

Aku mulai mencurahkan seluruh hatiku lagi yang tadi sempat tertunda.

...Kamu tau diary? Keajaiban itu telah datang melalui laki-laki di balik dinding ini. Dia seperti seorang peramal seakan tahu apa yang aku rasakan. Dia memang selalu datang di waktu yang tepat seperti saat aku merasa sedih. Dengan lantunan ayat suci yang dibacanya mampu membuat aku menjadi lebih tenang. Apalagi, dia sempat memberikan banyak nasihat padaku. Anehnya, ada sesuatu yang membuatku bingung? Kenapa dia mengucapkan kata maaf padaku? Hatiku berkata dia Kak Izam. Tapi, entahlah bibirku selalu membantah semua itu. Semoga suatu saat, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ku terungkap....

..._Humaira Azzahra_...

Kulihat jam dinding kamar ku sudah menunjukan pukul 23.00. Ah, sudah tengah malam rupanya. Tapi, belum ada rasa kantuk sedikitpun. Mungkin ini efek dari aku menangis tadi.

Aku melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk berwudhu. Dengan harapan aku bisa cepat mengantuk dan kemudian tidur. Sejenak, aku teringat sebuah hadis yang mengatakan bahwa jika kita tertidur dalam keadaan suci makan malaikat akan menjaga kita hingga terbangun.

“Sucikanlah badan-badan kalian, semoga Allah mensucikan kalian, karena tidak ada seorang hamba pun yang tidur malam dalam keadaan suci melainkan satu Malaikat akan bersamanya di dalam syi’aar, tidak satu saat pun dia membalikkan badannya melainkan satu Malaikat akan berkata: ‘Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, karena ia tidur malam dalam keadaan suci"

Aku rebahkan seluruh badanku di atas ranjang. Ketika hendak memejamkan mataku, aku berharap semoga hari esok akan datang bahagia. Kemudian aku berdzikir kepada Allah.

****

Pasti sekarang kalian udah pada bisa nebak deh siapa laki-laki di balik dinding itu.

Jangan lupa ramaikan komentar kalian disini.

****

Terpopuler

Comments

Umi Maryam

Umi Maryam

Thor kelamaan main rahasia nya ,jadi ga sabaran nih, yg ngaji malam2 itu izam atau Reza ,jadi lieur ah ,lanjut aja Weh seru sigana yeuh.

2023-05-18

0

Iyet

Iyet

munkin izam atau reja kah.

2022-10-17

0

nctzen💋

nctzen💋

mungkin saja jodohnya ira kayaknya s kak izam 🤭🤭🤭

2022-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 - Teman Sekamar
3 Bab 2 - Mengisi Hadroh
4 Bab 3 - Perayaan
5 Bab 4 - Siapa laki-laki di balik dinding itu?
6 Bab 5 - Kebencian Helen
7 Bab 6 - Awal Mengaji Bersama
8 Bab 7 - Jilbab Putih
9 Bab 8 - Izam Namanya
10 Bab 9 - Menulis di Buku Harian
11 Bab 10 - Sebuah Surat
12 Bab 11 - Pertemuan
13 Bab 12 - Pengakuan
14 Bab 13 - Ghibah
15 Bab 14 - Maafkan Saya Ukhti
16 Bab 15 - Firasat
17 Bab 16 - Hadiah
18 Bab 17 - Biarkan Aku Menemanimu
19 Bab 18 - Suara ini?
20 Bab 19 - Mencurigakan
21 Bab 20 - Malam Terakhir
22 Bab 21 - Fitnah
23 Bab 22 - Jangan Mengedepankan Amarah
24 Bab 23 - Pencarian Bukti (1)
25 Bab 24 - Pencarian Bukti (2)
26 Bab 25 - Sidang (1)
27 Bab 26 - Sidang (2)
28 Bab 27 - Kepergian Helen
29 Bab 28 - Perpisahan
30 Bab 29 - Sepupu
31 Bab 30 - Tahun Keempat
32 Bab 31 - Mengikuti Perlombaan
33 Bab 32 - Latihan
34 Bab 33 - Pemenang Lomba
35 Bab 34 - Cinta dalam Diam
36 Bab 35 - Memaknai Kata Cinta
37 Bab 36 - Perpisahan
38 Bab 37 - Pulang ke rumah
39 Bab 38 - Bertemu Kembali
40 Bab 39 - Diterima Kerja
41 Bab 40 - Ajakan
42 Bab 41 - Mawar
43 Bab 42 - Tak Pernah Hilang
44 Bab 43 - Laki-laki di Balik Dinding
45 Bab 44 - Surat Balasan
46 Bab 45 - Jawaban
47 Bab 46 - Pengirim Mawar
48 Bab 47 - Bukan Halusinasi
49 Bab 48 - Cerita dengan Syifa
50 Bab 49 - Tentang Malaikat
51 Bab 50 - Yang Datang?
52 Bab 51 - Bukan Keduanya
53 Bab 52 - Maaf dan Terima Kasih
54 Bab 53 - Pernikahan
55 Bab 54 - Suamiku adalah ....
56 Bab 55 - Takdir Allah Itu Indah
57 Bab 56 - Malam Pertama Yang Tak Biasa
58 Bab 57 - Malam Pertama Yang Tak Biasa (2)
59 Bab 58 - Aku Mencintaimu
60 Bab 59 - Malam Pertama Sesungguhnya
61 Epilog
62 Pengumuman
63 Pemenang
64 Sentuhan Cinta Aura by Yoyota
65 Terjebak Cinta Jorell by Yoyota
66 Cinta Sang Aktor by Yoyota
67 Dibuang Setelah Melahirkan by Yoyota
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 - Teman Sekamar
3
Bab 2 - Mengisi Hadroh
4
Bab 3 - Perayaan
5
Bab 4 - Siapa laki-laki di balik dinding itu?
6
Bab 5 - Kebencian Helen
7
Bab 6 - Awal Mengaji Bersama
8
Bab 7 - Jilbab Putih
9
Bab 8 - Izam Namanya
10
Bab 9 - Menulis di Buku Harian
11
Bab 10 - Sebuah Surat
12
Bab 11 - Pertemuan
13
Bab 12 - Pengakuan
14
Bab 13 - Ghibah
15
Bab 14 - Maafkan Saya Ukhti
16
Bab 15 - Firasat
17
Bab 16 - Hadiah
18
Bab 17 - Biarkan Aku Menemanimu
19
Bab 18 - Suara ini?
20
Bab 19 - Mencurigakan
21
Bab 20 - Malam Terakhir
22
Bab 21 - Fitnah
23
Bab 22 - Jangan Mengedepankan Amarah
24
Bab 23 - Pencarian Bukti (1)
25
Bab 24 - Pencarian Bukti (2)
26
Bab 25 - Sidang (1)
27
Bab 26 - Sidang (2)
28
Bab 27 - Kepergian Helen
29
Bab 28 - Perpisahan
30
Bab 29 - Sepupu
31
Bab 30 - Tahun Keempat
32
Bab 31 - Mengikuti Perlombaan
33
Bab 32 - Latihan
34
Bab 33 - Pemenang Lomba
35
Bab 34 - Cinta dalam Diam
36
Bab 35 - Memaknai Kata Cinta
37
Bab 36 - Perpisahan
38
Bab 37 - Pulang ke rumah
39
Bab 38 - Bertemu Kembali
40
Bab 39 - Diterima Kerja
41
Bab 40 - Ajakan
42
Bab 41 - Mawar
43
Bab 42 - Tak Pernah Hilang
44
Bab 43 - Laki-laki di Balik Dinding
45
Bab 44 - Surat Balasan
46
Bab 45 - Jawaban
47
Bab 46 - Pengirim Mawar
48
Bab 47 - Bukan Halusinasi
49
Bab 48 - Cerita dengan Syifa
50
Bab 49 - Tentang Malaikat
51
Bab 50 - Yang Datang?
52
Bab 51 - Bukan Keduanya
53
Bab 52 - Maaf dan Terima Kasih
54
Bab 53 - Pernikahan
55
Bab 54 - Suamiku adalah ....
56
Bab 55 - Takdir Allah Itu Indah
57
Bab 56 - Malam Pertama Yang Tak Biasa
58
Bab 57 - Malam Pertama Yang Tak Biasa (2)
59
Bab 58 - Aku Mencintaimu
60
Bab 59 - Malam Pertama Sesungguhnya
61
Epilog
62
Pengumuman
63
Pemenang
64
Sentuhan Cinta Aura by Yoyota
65
Terjebak Cinta Jorell by Yoyota
66
Cinta Sang Aktor by Yoyota
67
Dibuang Setelah Melahirkan by Yoyota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!