Siang berganti malam. Begitu juga hatiku. Suka berganti duka. Semua perkataan Helen masih membekas di hati dan pikiranku.
Air mata mulai menetes membasahi pipiku. Namun, di dalam diriku ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin sekali semua itu terjawab. Agar semuanya tidak menjadi teka-teki seperti ini.
Tentang Helen yang membenciku karena sepupu Kak Nisya. Bahkan aku sendiri tak mengenal siapa itu sepupu Kak Nisya. Apa mungkin Kak Izam? Karena hanya dia yang sering berbicara dengan Kak Nisya. Yah, aku hanya bisa menebaknya saja.
Tentang Kak Nisya yang menyembunyikan identitas sepupunya. Kan, tidak ada salahnya untuk menceritakan siapa sepupunya. Supaya aku bisa sedikit menjaga jarak dengan Kak Nisya dan menjaga perasaan Helen.
Aku lelah dengan semua ini. Rasanya sudah tidak ada yang harus ku capai lagi di pesantren ini. Aku ingin segera menyelesaikan masa pendidikan ku. Dan menghilangkan semua masalah yang telah terjadi.
*****
Malam ini, semua rasa bercampur menjadi satu. Untung saja, tidak ada yang melihatku menangis. Karena Syifa dan Maryam sudah terlelap lebih dulu.
Aku membuka buku harian ku. Aku ceritakan segala rasa yang aku dapatkan di hari ini.
...Kamu tahu diary? Bagaimana rasanya sakit namun tak berdarah? Itulah yang aku rasakan sekarang. Ragaku baik, tapi batinku tersiksa. Ingin rasanya aku meluapkan semua kesedihanku. Tapi aku tak tahu bagaimana caranya? Semua rasa sakit telah memenuhi hati dan pikiran ku. Aku tak bisa berpikir dengan jernih. Andai ada keajaiban yang bisa membuat aku lebih tenang. Aku akan lakukan....
Tulisan ku terhenti, saat terdengar suara laki-laki berbicara padaku.
"Apakah ukhti sedang menangis?" Laki-laki itu bertanya padaku. Sebegitu keras kah aku menangis sehingga terdengar ke asrama putra. Aku malu.
Tak ada jawaban dariku. Aku menunggu ucapan apa lagi yang akan dia katakan padaku.
"Diam berarti iya. Biarkan saya membantumu untuk menghilangkan rasa sedih itu. Saya akan membacakan sebuah ayat dari surat Al Baqarah yaitu ayat 286. Ukhti cukup membaca terjemahan saja. Malam ini, sepertinya tak ada mengaji lagi seperti malam-malam sebelumnya," ucap laki-laki di balik dinding.
Apakah ini jawaban dari pertanyaan ku tadi? Sungguh Engkau maha tahu apa yang dirasakan oleh hamba-Nya.
Aku mengambil sebuah tafsir. Mencari surat dan ayat yang disebutkan tadi. Ketika aku mulai membacanya aku takjub. Ternyata apa yang aku rasakan sudah ada penawarnya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" . (QS. Al Baqarah:286)
Suara laki-laki ini pun sangat indah, bisa membuat sedih ku seketika menghilang.
Terimakasih Ya Allah, Engkau telah berikan penawar sakit ku. Ini lebih dari apa yang aku bayangkan
"Jangan pernah sedih berlarut-larut ukhti, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Alangkah baiknya, jika kesedihan datang menghampiri. Al Qur'an lah yang ukhti jadikan sahabat untuk menenangkan hati. Serta Allah sebagai pendengar semua curahan hati. Semoga apa yang saya bicarakan bisa membuat ukhti tidak menangis lagi," ucap laki-laki itu seolah mengerti apa yang aku rasakan saat ini. Tapi memang benar apa yang dia katakan padaku.
Biasanya buku harian lah yang aku jadikan sahabat setiaku. Hingga aku lupa siapa sahabat yang sebenarnya yang akan membantuku memberikan bantuan di akhirat nanti yaitu syafaat dari Rasul dan bantuan dari Al Qur'an.
Beberapa menit kemudian tak ada lagi kata-kata yang terucap dari laki-laki di balik dinding. Hingga akhirnya ia mengucapkan sebuah kata yang aku tak mengerti apa maksudnya.
"Maafkan saya ukhti ...."
Laki-laki itu mengucapkan kata maaf. Tapi kata maaf untuk apa? Dia tak pernah berbuat salah padaku. Bahkan dia lah yang membuat aku menjadi lebih tenang. Bertemu saja tidak pernah.
Pikiran ku penuh dengan kata yang diucapkan laki-laki ini. Sejenak aku berpikir. Apakah dia Kak Izam? Tapi dari bibirku berkata tidak mungkin Kak Izam, walau hatiku berkata itu dia. Dia selalu agak dingin denganku. Bahkan kejadian pagi tadi, sungguh sikapnya menjadi lebih sinis kepadaku!
Ketika aku ingin bertanya kepada dia. Suasana menjadi lebih hening. Sepertinya dia sudah tertidur lelap karena tak ada lagi kata yang keluar dari laki-laki di balik dinding.
Aku menutup tafsir dan aku kembalikan ke tempat semula.
Aku mulai mencurahkan seluruh hatiku lagi yang tadi sempat tertunda.
...Kamu tau diary? Keajaiban itu telah datang melalui laki-laki di balik dinding ini. Dia seperti seorang peramal seakan tahu apa yang aku rasakan. Dia memang selalu datang di waktu yang tepat seperti saat aku merasa sedih. Dengan lantunan ayat suci yang dibacanya mampu membuat aku menjadi lebih tenang. Apalagi, dia sempat memberikan banyak nasihat padaku. Anehnya, ada sesuatu yang membuatku bingung? Kenapa dia mengucapkan kata maaf padaku? Hatiku berkata dia Kak Izam. Tapi, entahlah bibirku selalu membantah semua itu. Semoga suatu saat, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ku terungkap....
..._Humaira Azzahra_...
Kulihat jam dinding kamar ku sudah menunjukan pukul 23.00. Ah, sudah tengah malam rupanya. Tapi, belum ada rasa kantuk sedikitpun. Mungkin ini efek dari aku menangis tadi.
Aku melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk berwudhu. Dengan harapan aku bisa cepat mengantuk dan kemudian tidur. Sejenak, aku teringat sebuah hadis yang mengatakan bahwa jika kita tertidur dalam keadaan suci makan malaikat akan menjaga kita hingga terbangun.
“Sucikanlah badan-badan kalian, semoga Allah mensucikan kalian, karena tidak ada seorang hamba pun yang tidur malam dalam keadaan suci melainkan satu Malaikat akan bersamanya di dalam syi’aar, tidak satu saat pun dia membalikkan badannya melainkan satu Malaikat akan berkata: ‘Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, karena ia tidur malam dalam keadaan suci"
Aku rebahkan seluruh badanku di atas ranjang. Ketika hendak memejamkan mataku, aku berharap semoga hari esok akan datang bahagia. Kemudian aku berdzikir kepada Allah.
****
Pasti sekarang kalian udah pada bisa nebak deh siapa laki-laki di balik dinding itu.
Jangan lupa ramaikan komentar kalian disini.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Umi Maryam
Thor kelamaan main rahasia nya ,jadi ga sabaran nih, yg ngaji malam2 itu izam atau Reza ,jadi lieur ah ,lanjut aja Weh seru sigana yeuh.
2023-05-18
0
Iyet
munkin izam atau reja kah.
2022-10-17
0
nctzen💋
mungkin saja jodohnya ira kayaknya s kak izam 🤭🤭🤭
2022-10-09
0