Bab 4 - Siapa laki-laki di balik dinding itu?

Lima belas menit kemudian aku dan Syifa sudah sampai di pasar. Entah apa yang mau aku beli, aku hanya mengikuti Syifa saja.

"Ra, kamu ngga mau beli apapun?" tanya Syifa padaku.

"Aku bingung mau beli apa, semua perlengkapan ku masih utuh semua, kan aku baru seminggu lebih di pesantren," ucapku memberi jawaban.

"Ya sudah, kalau gitu kita jalan-jalan dulu aja disini, kapan lagi kan kita bisa keluar," ucap Syifa sambil cengengesan.

"Ra, ayo kita liat-liat jilbab itu, siapa tau ada yang kita suka!" ajak Syifa sambil menarik tanganku.

"Boleh deh, aku juga jadi kepengen beli dalaman jilbab," ucapku seraya mengikuti Syifa.

Ketika kami berada di toko jilbab tersebut, aku melihat leelaki itu sedang memilih baju koko.

"Ra, kamu melihat apa?" tanya Syifa padaku.

"Ah, aku tidak melihat apa-apa kok," jawabku pada Syifa.

Dari toko tersebut aku membeli dalaman jilbab, sedangkan Syifa membeli jilbab.

Kami menghabiskan waktu di pasar untuk berkeliling-keliling sambil makan jajanan khas daerah sini.

"Aku senang, akhirnya aku punya teman sepertimu, Ra". Aku bingung kenapa dia berbicara seperti itu.

"Memangnya Maryam atau yang lainnya tidak pernah mengobrol seperti ini denganmu?" tanya aku berhati-hati takut menyinggung perasaan Syifa.

"Eum, lebih tepatnya mereka tidak mau mengobrol denganku, mereka selalu menjauhiku ketika aku menyapa mereka. Aku tidak punya teman disana." Terlihat raut wajah Syifa mulai berubah menjadi sedih.

"Lalu Maryam? Dia kan sekamar denganmu apakah kamu juga tidak pernah mengobrol dengannya?" Syifa menggeleng kemudian menjawab, "Aku dan dia mengobrol jika ada tugas atau ada sesuatu yang penting saja, Ra. Berbeda jika dengan kamu, aku bisa lebih menjadi diriku sendiri. Kamu selalu membalas sapaan ku."

Aku tersenyum dan berkata, "Dengarkan aku! Mulai sekarang kita akan jadi sahabat. Kalau kamu butuh aku, aku siap bantu kamu. Jangan sungkan untuk cerita ke aku kalau kamu punya masalah, sedih dan senang kita lewati bersama. Bukankah kita di pesantren diajarkan untuk mempererat ukhuwah islamiyyah? Nah, untuk itu kamu jangan pernah sungkan sama aku," ucapku menenangkan.

"Ayo kita pulang! Sebentar lagi mau dzuhur," ajak ku pada Syifa. Syifa mengangguk.

Lima belas menit kemudian kami sudah berada di depan gerbang pesantren. Ketika kami hendak memasuki gerbang pesantren, kami berpapasan dengan seorang lelaki.

"Eh, maaf. Silahkan duluan saja kak," ucapku mempersilahkan lelaki itu.

"Em, silahkan duluan, Ukhti." Lelaki itu mempersilahkan kami duluan memasuki gerbang.

"Ra, kamu mengenal kakak itu?" tanya Syifa penasaran.

"Lebih tepatnya bukan mengenal yah, tapi aku sering dengan tidak sengaja bertemu dengan kakak itu," jawabku sesuai dengan kenyataan.

"Kalau dari gosip yang aku dengar ya. Kakak itu tuh, sholeh orangnya, murotal Al Qur'an nya juga bagus, dia juga pernah juara lomba murotal se-Jawa Barat. Terus juga dia santri putra yang paling dekat dengan Abah layaknya seorang ayah dan anak."

"Masyaallah, lalu apakah kamu tau nama kakak itu?" tanyaku ingin tahu.

"Emm, sayangnya aku lupa siapa namanya," ucap Syifa memberitahu.

Tak terasa begitu asiknya mengobrol kami tak menyadari sudah ada di depan kamar.

"Ra, malam ini kamu mau ikut sama kakak, nggak?" ucap Kak Nisya membuat aku kaget.

"Eh, Kak Nisya buat aku kaget saja, mau kemana kak?" tanyaku ingin tahu.

"Mau ke rumah Abah, kamu bisa ikut kan, Ra?" tanya kak Nisya memastikan ku untuk ikut.

"Aku bisa kak," jawabku mengiyakan.

" Makasih, Ra. Kakak pergi dulu ya," ucap kak Nisya sambil berjalan keluar dari asrama.

"Ra, ko kamu bisa deket kaya gitu sama Kak Nisya? Aku aja yang udah 1 bulan lebih lama dari kamu ngga pernah tuh diajak ngobrol ataupun diajak pergi sama Kak Nisya."

"Yang bener kamu? Aku dari awal masuk pesantren ini sudah akrab dengan kak Nisya. Dia orangnya baik, asik juga."

"Kamu beruntung ya, Ra. Baru beberapa hari disini sudah punya teman untuk saling berbagi. Aku juga akhirnya beruntung punya teman seperti kamu."

"Sini peluk dulu," ajak ku kemudian memeluk Syifa.

"Jangan pernah bersedih lagi, wanita seperti kamu tidak pantas untuk meneteskan air mata. Janji sahabat"

Mulai saat ini, kami berdua berjanji untuk saling berbagi kisah baik itu senang ataupun sedih. Yah, aku di pesantren ini hanya dekat dengan Syifa dan Kak Nisya. Aku senang akhirnya mempunyai teman dan mulai bisa menyesuaikan diri di pesantren ini.

Malam harinya aku pergi ke rumah Abah bersama Kak Nisya. Rumah Abah masih berada di kawasan pesantren ini. Banyak sekali santiwan dan santriwati disini, tapi tak ada satupun dari mereka yang aku kenal kecuali lelaki itu.

"Kok kamu bingung gitu sih, Ra?" tanya kak Nisya.

"Hehe, aku bingung kak wajah-wajah mereka asing semua di mataku."

Kak Nisya mengerti apa yang aku katakan. Karena memang yang berkumpul di rumah Abah kebanyakan santriwan dan santriwati yang sudah lebih dari 2 tahun di pesantren ini. Entahlah mengapa aku bisa diajak untuk ikut ke rumah Abah.

Rasa penasaran berkecamuk dalam hatiku, ketika lelaki itu memanggil kak Nisya dan kemudian mengobrol bersama. Ada hubungan apa di antara mereka? Itulah yang selalu aku pikirkan.

"Hey, Ra jangan bengong ayo kita ke asrama, ini sudah larut malam," ajak kak Nisya.

"Hati-hati Nis," kata lelaki yang tak ku ketahui namanya sampai saat ini.

Sesampainya di asrama putri kami masuk ke kamar masing-masing. Terlihat dua wanita yang sudah tertidur dengan pulasnya. Sedangkan aku masih memikirkan kak Nisya dan lelaki itu.

Selang beberapa menit kemudian terdengar lagi suara seorang lelaki mengaji dengan merdunya. Suaranya kini menjadi candu tiap kali aku mendengarnya. Setiap pukul 10 malam, lelaki itu selalu mengaji. Itu yang ku pantau selama dua hari ini. Sejujurnya aku penasaran siapa lelaki yang berada di balik dinding ini. Ingin rasanya aku hancurkan dinding ini. Namun, aku tak setega itu menghancurkan tempat dimana aku menimba ilmu.

****

Coba ditebak siapa laki-laki itu?

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

wah jd tambah penasaran nih.

2022-12-15

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

zam donk

2022-10-08

0

Tari Gan

Tari Gan

si zam zam itu x yah

2022-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 - Teman Sekamar
3 Bab 2 - Mengisi Hadroh
4 Bab 3 - Perayaan
5 Bab 4 - Siapa laki-laki di balik dinding itu?
6 Bab 5 - Kebencian Helen
7 Bab 6 - Awal Mengaji Bersama
8 Bab 7 - Jilbab Putih
9 Bab 8 - Izam Namanya
10 Bab 9 - Menulis di Buku Harian
11 Bab 10 - Sebuah Surat
12 Bab 11 - Pertemuan
13 Bab 12 - Pengakuan
14 Bab 13 - Ghibah
15 Bab 14 - Maafkan Saya Ukhti
16 Bab 15 - Firasat
17 Bab 16 - Hadiah
18 Bab 17 - Biarkan Aku Menemanimu
19 Bab 18 - Suara ini?
20 Bab 19 - Mencurigakan
21 Bab 20 - Malam Terakhir
22 Bab 21 - Fitnah
23 Bab 22 - Jangan Mengedepankan Amarah
24 Bab 23 - Pencarian Bukti (1)
25 Bab 24 - Pencarian Bukti (2)
26 Bab 25 - Sidang (1)
27 Bab 26 - Sidang (2)
28 Bab 27 - Kepergian Helen
29 Bab 28 - Perpisahan
30 Bab 29 - Sepupu
31 Bab 30 - Tahun Keempat
32 Bab 31 - Mengikuti Perlombaan
33 Bab 32 - Latihan
34 Bab 33 - Pemenang Lomba
35 Bab 34 - Cinta dalam Diam
36 Bab 35 - Memaknai Kata Cinta
37 Bab 36 - Perpisahan
38 Bab 37 - Pulang ke rumah
39 Bab 38 - Bertemu Kembali
40 Bab 39 - Diterima Kerja
41 Bab 40 - Ajakan
42 Bab 41 - Mawar
43 Bab 42 - Tak Pernah Hilang
44 Bab 43 - Laki-laki di Balik Dinding
45 Bab 44 - Surat Balasan
46 Bab 45 - Jawaban
47 Bab 46 - Pengirim Mawar
48 Bab 47 - Bukan Halusinasi
49 Bab 48 - Cerita dengan Syifa
50 Bab 49 - Tentang Malaikat
51 Bab 50 - Yang Datang?
52 Bab 51 - Bukan Keduanya
53 Bab 52 - Maaf dan Terima Kasih
54 Bab 53 - Pernikahan
55 Bab 54 - Suamiku adalah ....
56 Bab 55 - Takdir Allah Itu Indah
57 Bab 56 - Malam Pertama Yang Tak Biasa
58 Bab 57 - Malam Pertama Yang Tak Biasa (2)
59 Bab 58 - Aku Mencintaimu
60 Bab 59 - Malam Pertama Sesungguhnya
61 Epilog
62 Pengumuman
63 Pemenang
64 Sentuhan Cinta Aura by Yoyota
65 Terjebak Cinta Jorell by Yoyota
66 Cinta Sang Aktor by Yoyota
67 Dibuang Setelah Melahirkan by Yoyota
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 - Teman Sekamar
3
Bab 2 - Mengisi Hadroh
4
Bab 3 - Perayaan
5
Bab 4 - Siapa laki-laki di balik dinding itu?
6
Bab 5 - Kebencian Helen
7
Bab 6 - Awal Mengaji Bersama
8
Bab 7 - Jilbab Putih
9
Bab 8 - Izam Namanya
10
Bab 9 - Menulis di Buku Harian
11
Bab 10 - Sebuah Surat
12
Bab 11 - Pertemuan
13
Bab 12 - Pengakuan
14
Bab 13 - Ghibah
15
Bab 14 - Maafkan Saya Ukhti
16
Bab 15 - Firasat
17
Bab 16 - Hadiah
18
Bab 17 - Biarkan Aku Menemanimu
19
Bab 18 - Suara ini?
20
Bab 19 - Mencurigakan
21
Bab 20 - Malam Terakhir
22
Bab 21 - Fitnah
23
Bab 22 - Jangan Mengedepankan Amarah
24
Bab 23 - Pencarian Bukti (1)
25
Bab 24 - Pencarian Bukti (2)
26
Bab 25 - Sidang (1)
27
Bab 26 - Sidang (2)
28
Bab 27 - Kepergian Helen
29
Bab 28 - Perpisahan
30
Bab 29 - Sepupu
31
Bab 30 - Tahun Keempat
32
Bab 31 - Mengikuti Perlombaan
33
Bab 32 - Latihan
34
Bab 33 - Pemenang Lomba
35
Bab 34 - Cinta dalam Diam
36
Bab 35 - Memaknai Kata Cinta
37
Bab 36 - Perpisahan
38
Bab 37 - Pulang ke rumah
39
Bab 38 - Bertemu Kembali
40
Bab 39 - Diterima Kerja
41
Bab 40 - Ajakan
42
Bab 41 - Mawar
43
Bab 42 - Tak Pernah Hilang
44
Bab 43 - Laki-laki di Balik Dinding
45
Bab 44 - Surat Balasan
46
Bab 45 - Jawaban
47
Bab 46 - Pengirim Mawar
48
Bab 47 - Bukan Halusinasi
49
Bab 48 - Cerita dengan Syifa
50
Bab 49 - Tentang Malaikat
51
Bab 50 - Yang Datang?
52
Bab 51 - Bukan Keduanya
53
Bab 52 - Maaf dan Terima Kasih
54
Bab 53 - Pernikahan
55
Bab 54 - Suamiku adalah ....
56
Bab 55 - Takdir Allah Itu Indah
57
Bab 56 - Malam Pertama Yang Tak Biasa
58
Bab 57 - Malam Pertama Yang Tak Biasa (2)
59
Bab 58 - Aku Mencintaimu
60
Bab 59 - Malam Pertama Sesungguhnya
61
Epilog
62
Pengumuman
63
Pemenang
64
Sentuhan Cinta Aura by Yoyota
65
Terjebak Cinta Jorell by Yoyota
66
Cinta Sang Aktor by Yoyota
67
Dibuang Setelah Melahirkan by Yoyota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!