Akhirnya kebenaran terungkap, Helen lah yang telah mengambil fotoku diam-diam. Ia sekarang sedang menjalani hukumannya. Semoga Helen bisa sadar atas apa yang dia lakukan itu dosa. Aku hanya bisa mendoakannya saja.
"Kak Nisya, Syifa terimakasih telah membantuku mencari tahu siapa dalang dari semua ini," ucapku pada mereka berdua.
"Sama-sama, Ra," ucap mereka bersamaan.
"Kalau boleh tau, gimana bisa kakak sama Syifa dengan cepat tau kalau semua ini adalah perbuatan Helen," tanyaku penasaran.
"Jadi gini, Ra. Kemaren sore kakak nggak sengaja dengerin dia ngomong sendirian di kamar pas kakak lewat. Taunya dia lagi ngomongin kamu. Katanya dia nggak mau kalau kamu deket sama kakak." Kak Nisya menjelaskan dengan tenang.
"Kenapa dia bisa nggak suka sampe sebegitunya sama aku iya Kak? Emangnya aku salah yah deket sama Kakak?" tanyaku lagi.
"Kamu nggak salah, Ra. Asal kamu tau, dia seperti itu mau cari perhatian ke kakak supaya bisa deket sama sepupu kakak. Karena selama ini hanya kamu yang bisa sedekat ini dengan kakak," ucap Kak Nisya memberitahuku.
"Apa itu benar Kak? Lalu siapa sepupu Kakak itu? Aku saja tidak tahu sepupu kakak. Kenapa dia bisa berpikiran sepicik itu?" ucapku mulai geram.
"Hmm, kakak nggak bisa kasih tau kamu soal itu, Ra." Ucapan kak Nisya seakan meruntuhkan semangat bertanya ku lagi.
"Apa aku boleh tanya sesuatu Kak? Tapi aku harap kakak jawab pertanyaan ku!" Kak Nisya mengangguk.
"Apa benar di balik tembok kamar ku itu asrama laki-laki?" tanyaku penasaran.
"Iya, Ra. Dinding kamar kamu menyatu dengan dinding kamar santri putra. Jadi kalau ada keributan disana kamu bisa dengan jelas mendengarnya," ucap Kak Nisya menjelaskan lagi.
Pantas saja setiap malam aku selalu mendengar seorang laki-laki mengaji. Sekarang satu per satu rasa penasaran ku mulai terjawab. Walaupun masih ada beberapa puzzle yang belum bisa aku pecahkan.
Flashback off
Sejak saat itu Helen tidak pernah menggangguku lagi, walaupun tatapan dia masih sinis terhadapku. Aku berada disini bukan untuk mencari musuh melainkan mencari sahabat yang nantinya akan menuntunku ke surga nya Allah.
Malam harinya, kedua orangtuaku datang menjengukku. Sudah 6 bulan aku jauh dari mereka.
"Sayang, apa yang kamu rasakan selama disini?" tanya bunda.
"Aku merasa nyaman,tenang dan damai Bunda," jawabku jujur.
Maafkan aku ayah, bunda aku tidak mungkin menceritakan pada kalian apa yang terjadi padaku beberapa bulan lalu.
"Kak Nisya nya mana sayang? Bunda mau kasih dia sesuatu." Ucapan bunda membuatku penasaran.
"Bentar yah Bun, aku panggilkan Kak Nisya dulu," ucapku lalu pergi ke kamar kak Nisya.
Tok, tok, tok
"Kak Nisya, ada bunda nih mau ngomong sama kakak!" ucapku sambil mengetuk pintu.
"Bentar, Ra. Kakak pake jilbab dulu," ucap kak Nisya sambil memakai jilbab.
Selesai Kak Nisya pakai jilbab, ia keluar dari kamarnya. Lalu aku dan Kak Nisya masuk ke dalam kamar ku.
"Nisya, ini bunda punya sesuatu untuk kamu. Terima kasih sudah membantu Ira selama berada disini," ucap bunda sambil memberikan sebuah mukena.
"Terima kasih Bunda," ucap Kak Nisya sambil memeluk bunda.
"Bunda serasa punya anak dua deh," ucap bunda sambil terkekeh.
"Hahahahaha," tawaku dan Kak Nisya pecah.
Beberapa menit kemudian, ayah dan bunda pulang. Kak Nisya pun sudah kembali ke kamarnya.
Malam ini terasa sunyi. Maryam dan Syifa tidak ada di kamar. Mereka sedang pulang ke kampung halamannya.
"Arrohmaan, 'allamal qur`aan"
Terdengar suara laki-laki itu mengaji. Aku segera menggunakan mukena dan menghadapkan diriku ke arah kiblat. Untung saja, wudhu ku masih terjaga. Aku membuka Al Qur'an surah Ar Rahman sesuai yang dibaca laki-laki di balik dinding itu.
Lidahku mulai mengikuti bacaan dari laki-laki tersebut dengan lirih. Laki-laki itu berhenti membaca.
"Apakah kamu mengikuti bacaan Al Qur'an yang aku lafadz kan?" Aku tersentak mendengar ucapan laki-laki itu.
"Diam berarti iya," ucap laki-laki itu dengan seenaknya.
Hening itulah yang ada saat ini. Tak terdengar lagi suara lantunan ayat suci.
"Kalau kamu mau, kita baca Al Qur'an bergantian, ketika salah akan aku benarkan begitupun sebaliknya," ucap laki-laki itu membuat segurat senyum di bibir ku. Aku tak menjawab perkataan dia, aku hanya menurut saja apa yang dia katakan.
Sejak malam itu, setiap malam setelah semuanya tertidur aku selalu mengaji bersama dia walau terhalang sebuah dinding. Asal kalian tahu, aku tidak sekalipun mengobrol dengannya. Kita hanya mengaji saling membenarkan bacaan masing-masing. Ketika dia berhenti membaca, maka aku yang membaca, terus seperti itu.
Selesai mengaji aku bersimpuh, seraya berdoa memanjatkan syukur atas nikmat yang telah Allah berikan hari ini. Tak lupa, aku selipkan doa untuk dia yang terhalang tembok.
Di hati kecilku, aku menyukai lelaki yang sering tanpa sengaja berjumpa denganku. Ketika saatnya tiba, jodoh akan berjumpa denganku. Aku hanya bisa menyelipkan dia dalam setiap doaku. Setelahnya aku mulai terlelap.
*****
Esok harinya, aku terbangun dan terkejut ketika Syifa sudah ada di kamar.
"Kamu sampai disini pukul berapa?" tanyaku.
"Sekitar satu jam yang lalu kayanya sih," jawab dia sambil mengingat-ingat.
"Ra, ini ada oleh-oleh untuk kamu," ucap Syifa sambil memberikan beberapa makanan khas daerahnya.
"Makasih, Syifa," ucapku pada Syifa. Aku langsung melahap habis makanan dari Syifa.
"Makanan nya enak ih, aku jadi ketagihan nih, kamu kalau pulang bawa ini terus iya untukku," pintaku pada Syifa.
Yang aku makan itu namanya saleh. Aku sangat menyukainya.
********
Hari ini adalah hari Jumat, waktunya semua santri membersihkan pondok pesantren. Ada yang membersihkan halaman, memotong rumput-rumput yang sudah meninggi, dan ada juga yang membersihkan kamar masing-masing.
Aku memilih membersihkan kamar. Aku cuci semua pakaian, selimut, dan jilbab yang kotor. Di balik pintu, kulihat seseorang sedang memandangiku dengan penuh kemarahan. Aku hanya takut, kalau itu Helen. Aku buang jauh-jauh pikiran negatif ku tentang Helen. Semoga dia bisa berubah menjadi lebih baik.
***
Kurang berasa yah feel nya?
Pertanyaan yang selama ini Ira cari jawabannya satu per satu terjawab. Hanya menunggu waktu.
Tunggu kelanjutannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Rosmaliza Malik
diulangi bacaan nya thor, karena kangen sama ira...
buat bonus chap thor
2022-11-15
2
Iyet
lanjut thor semagat terus dan sehat selalu😘😘😘...
2022-10-16
0
Tari Gan
ku tunggu up selanjutnya thooor
2022-10-08
0