Bab 20 - Sakit

Sifat seseorang bisa berubah drastis saat sedang sakit - Auraliv.

...༻∅༺...

Adi dapat mendengar adanya cekcok di antara Zerin dan Kinar. Dia lantas menanyakan apa yang terjadi.

Zerin mengatakan semuanya kepada Adi. Meskipun begitu, dia tidak mengatakan mengenai kedok Zidan sebenarnya. Zerin lagi-lagi memberi alasan mengenai firasat buruknya.

"Apakah salah jika aku khawatir dengan Kinar? Aku benar-benar merasa kalau Zidan tidak sebaik yang Kinar kira," jelas Zerin.

Adi berusaha menenangkan. Ia menyentuh lembut jari-jemari Zerin. "Itu tidak salah. Asal kau melakukannya tidak berlebihan. Mungkin Kinar jadi marah karena kau terus saja membicarakan Zidan. Jika aku menjadi dia, aku juga akan merasakan hal sama," tuturnya.

Zerin terkesiap. Kini dia sadar bahwa perkataan Adi ada benarnya.

"Kau benar. Mungkin aku berlebihan. Sebaiknya mulai sekarang aku biarkan saja," ucap Zerin seraya tersenyum tipis. Dia balas menggenggam tangan Adi. "Makasih..." sambungnya tulus.

"Makasih buat apaan sih? Aku kan cuman kasih masukan." Adi mengusap puncak kepala Zerin. "Lagian kalau Zidan memang lelaki yang nggak baik, nanti pasti ketahuan. Terlebih Kinar kan teman dekat kamu. Kalau ada apa-apa, aku yakin dia pasti akan cerita ke kamu," ujarnya lagi.

Zerin mengangguk. Dia sangat senang terhadap segala perhatian Adi. Lelaki itu sangat dewasa dan lembut. Zerin yakin Adi adalah orang yang tepat untuk dijadikan suaminya kelak.

Ketika baru saja tiba di mall, Zerin mendapatkan telepon dari Amira. Dia menyuruh Zerin untuk pergi ke rumah keluarga Dirgantara.

"Kenapa, Mir? Apa ada acara penting lagi?" tanya Zerin. Dia tentu sangat malas untuk pergi. Mengingat dirinya ingin berkencan bersama Adi.

"Bukan begitu. Nyonya Arni sama Pak Wira ada pekerjaan mendesak ke luar kota. Ibu juga lagi demam. Aku nggak tega biarin Ibu pergi bekerja malam-malam. Lagian katanya cuman mengurus Tuan Zidan. Dia kebetulan juga sedang sakit." Amira memberitahu dari seberang telepon.

"Apa?! Emangnya nggak ada pembantu lain? Kan keluarga Dirgantara kaya raya?!" Zerin semakin dibuat kesal. Dia merasa heran kenapa dirinya tidak bisa berpisah terlalu lama dengan Zidan. Seolah takdir tidak pernah membiarkan.

'Zidan sakit? Perasaan pas di kampus tadi dia sehat-sehat aja,' batin Zerin yang merasa aneh.

"Mereka kebetulan sudah pada pulang. Tapi kalau Kak Zerin nggak mau, biar aku saja deh yang ke rumah keluarga Dirgantara. Terus Kak Zerin yang jaga--"

"Enggak! Biar aku saja. Kau jaga ibu di rumah ya," potong Zerin. Setelah Kinar, dia tentu tidak akan membiarkan adiknya juga dekat dengan lelaki seperti Zidan.

"Kenapa?" tanya Adi.

Zerin menundukkan kepala. Lalu menatap Adi dengan perasaan tidak enak. Dia segera mengatakan bahwa dirinya harus pulang. Zerin beralasan pulang karena ibunya yang jatuh sakit.

"Maaf ya, Sayang... Kita batal lagi kencannya. Malam besok saja bisa kan?" Zerin menatap penuh harap. Ia menggigit bibir bawahnya.

"Iya, nggak apa-apa. Kita bisa lakukan besok saja. Toh kesehatan ibumu yang terpenting." Adi mencoba memahami. Dengan berat hati dia dan Zerin beranjak dari parkiran mall.

Mobil Adi perlahan berhenti. Tepat di depan rumah mewah yang sama sekali bukan rumah Zerin.

"Ibumu dirawat di rumah saja? Dia sakit apaan sih?" tanya Adi seraya memperhatikan ke rumah mewah di sampingnya.

"Dia cuman demam. Tapi nggak terbiasa sendirian. Jadi harus ditemani. Kebetulan adikku belum pulang les," jawab Zerin. Tanpa menatap Adi. Dia langsung keluar dari mobil begitu saja. Kemudian menyuruh Adi bergegas untuk pergi.

Adi awalnya menolak. Karena dia ingin melihat Zerin masuk ke rumah terlebih dahulu. Namun karena perempuan tersebut memaksa, Adi otomatis menjalankan mobil.

Zerin mendengus kasar. Dia segera berlari ke seberang jalan. Menghampiri ojek online pesanannya yang sedari tadi menunggu.

Dalam perjalanan, Zerin mendapat telepon dari Arni. Dia diberitahu kalau dirinya harus bersabar dalam menghadapi Zidan.

"Kenapa memangnya, Nyonya?" Zerin sontak penasaran.

"Buatkan Zidan bubur dan jangan lupa berikan obat penurun demam. Dia agak menyebalkan saat sedang sakit. Aku berjanji akan memberimu uang saku serta menambahkan bonus untuk gaji ibumu. Tapi jangan tinggalkan Zidan sampai kami datang ya, Rin. Maaf merepotkan. Nanti Bi Ranti akan datang sekitar jam sepuluhan." Begitulah penjelasan yang diberikan oleh Arni dari seberang telepon.

"Iya, Nyonya." Zerin tentu tidak bisa menolak. Mengingat dia hanyalah orang suruhan bagi keluarga Dirgantara.

Walaupun begitu, Zerin tak peduli. Dia yakin bisa menghadapi Zidan dengan baik. Dalam selang sekian menit, Zerin sampai ke rumah Zidan. Perempuan itu membayar ojek terlebih dahulu, kemudian masuk ke rumah.

"Dia pasti cuman pura-pura sakit. Aku yakin!" gerutu Zerin sambil melangkah menaiki tangga. Hingga dia tiba di depan pintu kamar Zidan. Tanpa basa-basi Zerin langsung membuka pintu.

Zerin tertegun, kala menyaksikan Zidan tampak telentang di ranjang. Lelaki itu meringkuk dalam balutan selimut.

Sebelum bicara, Zerin menengok keadaan sekitar. Memastikan tidak ada orang. Selanjutnya, barulah dia menghampiri Zidan.

"Eh! Laki biadab! Aku tahu kamu lagi pura-pura sakit. Kamu sengaja kan? Biar aku datang ke sini?" tukas Zerin seraya berkacak pinggang. Dahinya berkerut dalam.

Zidan yang sejak tadi terpejam, segera membuka mata. Dia menatap tajam Zerin yang berdiri di hadapannya.

"Kau! Siapa yang suruh kau datang ke sini?! Pergi sana!" omel Zidan. Dia berbalik membelakangi Zerin.

Zerin berhenti berkacak pinggang. Wajahnya juga perlahan memudarkan semburat kebencian. Sebab dia dapat melihat wajah pucat Zidan. Dari sana Zerin menyimpulkan kalau lelaki tersebut benar-benar sakit.

"Aku bikinkan bubur ya. Terus minum obat!" ujar Zerin.

"Bacot! Pulang sana!" usir Zidan sambil menutup telinga dengan bantal. Dia benci ketika dirinya terlihat lemah. Apalagi di hadapan Zerin. Perempuan yang sekarang terus menjadi rivalnya dalam banyak keadaan.

"Eh! Aku ke sini tuh gara-gara dipaksa juga tahu nggak!" geram Zerin. Dia menarik selimut Zidan.

Karena merasa kesal, Zidan bangkit dari tempat tidur. Lalu mencengkeram pergelangan tangan Zerin.

"Kalau begitu, kau bisa pergi sekarang!" tegas Zidan dengan nada penuh penekanan.

"Aku nggak bisa. Aku sudah terlanjur janji sama ibumu kalau aku akan pulang saat dia datang!" sahut Zerin.

Zidan berdecak kesal. Dia melepaskan tangan Zerin. Kemudian kembali telentang ke ranjang.

"Aku akan buatkan bubur." Zerin segera beranjak ke dapur. Tetapi Zidan sama sekali tidak merespon.

Tak lama kemudian Zerin kembali. Namun dia tidak menemukan Zidan ada di kamar.

"Zidan?" panggil Zerin seraya mengedarkan pandangan ke segala arah. Nihil, dia tidak melihat keberadaan Zidan. Bahkan di kamar mandi atau ruang rahasianya.

"Dia kemana?" gumam Zerin. Dia meletakkan bubur ke atas nakas terlebih dahulu. Lalu mencari Zidan ke ruangan lain.

Saat memeriksa balkon, barulah Zerin menemukan Zidan. Lelaki itu terlihat rebahan di lantai. Menggulung badannya dengan selimut.

"Astaga, Nyonya Arni benar. Zidan semakin menyebalkan saat sedang sakit," keluh Zerin seraya geleng-geleng kepala.

Terpopuler

Comments

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

tumben jm segini blm up Thor?

2022-10-16

1

zeaulayya

zeaulayya

Dichh .. paan sih zidan dah kyk bocil aja klo lagi sakit😁

2022-10-16

1

hana

hana

malming crazy up thor😝

2022-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!