Ketertarikan itu bisa dilihat dari mata dan tindakan - Auraliv.
...༻∅༺...
Zerin memasukkan koper berisi uang lewat jendela. Dia segera menyembunyikan koper itu ke kolong tempat tidur.
"Itu koper apa, Kak?" Amira yang penasaran, otomatis bertanya.
"Kebetulan aku baru membeli koper ini. Buat jaga-jaga aja. Soalnya nanti ada studi tur ke luar kota." Zerin yang ahli berdusta dan merangkai alasan meyakinkan, menjawab dengan tenang.
Seperti biasa. Amira percaya saja terhadap perkataan kakaknya. Dia kembali telentang ke kasur dan tidur.
Satu malam terlewat. Kini Zerin sedang berada di aula kampus. Di sana dia menjalani pemotretan untuk menjadi model iklan yang akan dipajang di brosur dan website. Bukan tanpa alasan Zerin dipilih sebagai model kampus. Selain berprestasi, dia juga memiliki wajah yang rupawan.
Dengan mengenakan pakaian rapi dan almameter universitas, Zerin berpose sebaik mungkin. Sekarang dia sedang menjadi bahan tontonan banyak orang. Terutama untuk ketiga temannya dan penggemar Zerin sendiri.
Ernest juga tampak menonton pemotretan yang dijalani Zerin. Ia ditemani Jaka dan Zidan yang terpaksa ikut.
Kebetulan tiga teman Zerin duduk cukup dekat dengan posisi Zidan dan kawan-kawan. Astrid, Kinar, dan Gita beberapa kali mencuri pandang ke arah Zidan. Mereka juga nampak saling berbisik.
Sadar sedang diperhatikan, Zidan mengembangkan senyuman untuk menyapa. Astrid dan kawan-kawan sontak kesenangan.
Sementara itu, Zerin baru saja menyelesaikan sesi pemotretan. Dia segera bergabung bersama tiga temannya.
"Kerja bagus, Zerin. Aku akan mengirim hasilnya kepadamu. Oke?" ujar fotografer yang bertugas.
"Iya, Om!" sahut Zerin.
Bersamaan dengan itu, Ernest mendekat. Di iringi oleh Zidan dan Jaka dari belakang.
"Rin, kamu cantik banget hari ini. Maksudku kau selalu cantik. Tapi hari ini lebih cantik dari biasanya." Ernest menyapa dengan kalimat yang berbelit-belit. Ia memang selalu diserang rasa gugup saat berhadapan dengan Zerin.
"Makasih..." tanggap Zerin. Bukannya menatap Ernest, dia justru mendelik ke arah Zidan.
"Sepertinya kau sangat ahli menjadi model. Kebetulan tadi malam aku juga melihatmu berpose untuk pemotretan lain," celetuk Zidan. Semua orang sontak menatapnya.
Deg!
Zerin tentu dibuat kaget. Dia tahu Zidan menyinggung mengenai pemotretan saat di hotel.
"Apa maksudmu? Aku tidak ada melakukan pemotretan tadi malam," tanggap Zerin. Matanya melotot untuk memberikan kode kepada Zidan. Berharap lelaki itu menarik perkataannya tadi.
Zidan menepuk jidatnya sendiri. "Benarkah? Wah... Kalau begitu aku pasti salah lihat. Lagi pula kau tidak mungkin melakukan pemotretan yang..."
"Ya! Aku yakin kau pasti salah lihat!" Zerin lekas-lekas memotong kalimat Zidan. Dia tidak mau lelaki tersebut bicara semakin jauh.
"Oke." Zidan mengangguk sambil berseringai. Dia beranjak keluar lebih dulu. Jaka dan Ernest lantas gelagapan untuk mengikuti.
"Zidan kayaknya juga tertarik sama kamu deh, Rin. Ini menurut pengamatanku sih. Dari kemarin selalu kamu terus yang di ajaknya bicara," imbuh Gita seraya memanyunkan mulut. Menghembuskan nafas dengan perasaan kecewa.
"Enggak! Zidan memang ganteng. Tapi aku nggak tertarik sama dia! Dan menurutku, dia juga nggak akan tertarik sama aku," sahut Zerin yakin.
"Serius amat sih, Rin. Emang kenapa kau bisa seyakin itu?" timpal Astrid penasaran.
"Aku cuman meyakini kata hati. Pokoknya aku dan Zidan nggak akan pernah menjalin hubungan." Zerin kembali berujar dengan perasaan yakin. Membayangkannya saja dia tidak berminat.
"Iya, iya deh. Kami percaya." Gita mengangguk. Dia, Astrid, dan Kinar mencoba percaya saja dengan ucapan Zerin.
Tak lama kemudian, Adi datang. Senyuman cerah langsung terpancar di wajah Zerin.
"Rin, kamu punya waktu setelah ini bukan?" tanya Adi.
"Iya. Habis ini aku mau langsung pulang kok," jawab Zerin.
Adi mengusap tengkuknya. Dia mengamati orang-orang di sekitar Zerin. Adi merasa tidak enak karena hanya berniat mengajak Zerin saja untuk pergi bersamanya.
"Kak Adi nggak usah khawatir. Kami bertiga paham kok. Lagian kami percaya Kak Adi bisa jaga Zerin dengan baik," cetus Kinar sembari mendorong Zerin mendekat ke hadapan Adi. Dia, Astrid dan Gita segera beranjak pergi lebih dulu. Mereka tentu tidak lupa saling melambaikan tangan dengan Zerin.
Sekarang hanya tinggal Zerin dan Adi. Keduanya melangkah bersama keluar dari aula.
"Kak Adi parkir mobil di kampus?" tanya Zerin.
"Hari ini aku memang berniat untuk mengantarmu pulang. Jadi aku parkir saja mobilku di kampus agar tidak membuatmu berjalan terlalu jauh," jawab Adi. Dia lelaki tampan yang memiliki senyuman manis berlesung pipit. Selain pintar, Adi juga dikenal kaya raya. Tidak heran Zerin tidak pernah mengabaikan lelaki itu.
Adi menghentikan langkahnya saat tiba di depan mobil. Ia ingin mengajak Zerin bicara. Kebetulan kala itu tempat parkiran sedang sepi.
"Rin, aku mau bicara." Adi memegang pergelangan Zerin. Perempuan itu lantas memutar tubuh untuk menghadap ke arahnya.
"Iya?" Zerin menuntut jawaban.
Adi menelan salivanya sendiri. Terlihat jelas dari jakunnya yang tampak bergerak. Dia tengah mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaan.
"Aku... Suka sama kamu. Maaf aku baru bisa bilang sekarang. Mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaan secara langsung terasa sangat sulit," ungkap Adi. Menatap dalam manik hitam Zerin.
"Kak Adi tahu kenapa aku menolak banyak lelaki yang mendekat?" tanggap Zerin.
Bertepatan dengan itu, Zidan muncul sambil menyandang tas ransel di salah satu bahu. Ia melenggang menuju mobil. Jalannya terhenti tatkala menyaksikan Zerin dan Adi.
Zidan lantas mematung. Sebab posisi mobilnya berada tepat di samping mobil Adi.
Adi tampak tertegun. Ia merasa ciut saat mendengar Zerin bicara tentang penolakan.
"Aku tidak tahu..." lirih Adi sambil menggeleng lemah.
"Karena aku menunggu pernyataan Kakak!" ujar Zerin.
Kelopak mata Adi otomatis melebar. Ia tidak bisa membendung senyuman bahagia. Matanya tidak bisa lepas dari Zerin.
"Jadi kita sekarang..." Merasa sangat senang, Adi sampai tidak bisa menyelesaikan kalimat.
Zerin mengangguk sambil tersenyum manis. Dia saling bertukar pandang dengan Adi.
"Kak Adi itu baik banget. Paling perhatian tapi baru sekarang nyatain perasaan sama aku," ucap Zerin. Tanpa diduga, dia memberikan ciuman singkat ke pipi Adi.
"Aku sudah nunggu tahu nggak," sambung Zerin.
Adi terkesiap sekali lagi. Dia benar-benar tenggelam dalam pesona Zerin yang sangat menghipnotis. Perlahan lelaki itu menyentuh wajah Zerin. Lalu mendekatkan diri. Atensi Adi tertuju ke bibir perempuan di hadapannya.
Saat bibir Zerin dan Adi nyaris bertautan, suara mobil tiba-tiba berbunyi. Pemiliknya tidak lain adalah Zidan.
Zerin dan Adi langsung menjaga jarak. Keduanya menoleh ke arah Zidan yang berjalan mendekat.
"Kalian sebaiknya mencari tempat yang lebih pribadi. Aku yakin wanita itu pasti menyukainya," tukas Zidan. Membuat mata Zerin harus kembali mendelik kepadanya.
Zerin heran kenapa Zidan terus membicarakan perihal dirinya. Padahal mereka sudah sepakat untuk bersikap tidak saling kenal.
"Apa maksudnya?" Adi sontak bertanya kepada Zerin.
"Jangan didengarkan. Aku yakin dia hanya asal bicara," sahut Zerin.
Zidan terlihat sudah pergi dengan mobilnya. Zerin yang melihat, hanya bisa menatapnya dengan rasa benci.
"Ayo kita pergi," ajak Adi seraya membukakan pintu mobil untuk Zerin. Keduanya segera pergi untuk melakukan makan malam.
Ponsel Zerin bergetar. Dia terkejut saat menerima pesan dari Zidan.
'Rin, jangan sentuh lelaki itu! Aku tidak mau kau mencampur air liurku dengan lelaki lain! Awas saja kalau kau berani melakukannya. Aku akan menyebarkan fotomu!' Begitulah pesan yang diterima Zerin dari Zidan. Perempuan tersebut hanya bisa menggertakkan gigi kesal.
'Dia aneh sekali! Padahal aku yakin, dia pasti bermain dengan wanita selain diriku. Kenapa dia melarangku bersentuhan dengan laki-laki lain?' batin Zerin yang merasa heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
ALNAZTRA ILMU
sepatutnya buat jugak kesepakatan agar zidan tidak menyentuh wanita lain
2024-12-12
0
mintil
mas zidan.. kalo suka jangan gengsian. nanti dia pilih sama jantan lain patah hatiiii, nangissss.
2022-11-23
3
👑InTheQuen👑
nah itulah cemburu yg gengsi untuk menyebut itu cinta tatkala nafsu yg bicara secara jujur🤔🤣🤣
2022-11-03
1