Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan

Semua orang memiliki kegilaan masing-masing terhadap sesuatu. Ada yang bisa mengendalikan, tetapi ada juga yang tidak - Auraliv.

...༻∅༺...

"Satu-satunya jalan keluar untuk kita berdua adalah kesepakatan. Kita harus bicara serius berdua!" ujar Zidan. Mengabaikan penukasan Zerin perihal foto.

"Baiklah! Jangan lupa bawakan uangku! Aku ingin uang kas kali ini, " sahut Zerin. Dia mengakhiri panggilan telepon lebih dulu.

Zidan mengusap kasar wajahnya. Dia berusaha menahan amarah. Zerin benar-benar membuat pitamnya memuncak. Zidan hanya bisa menggeram sambil menendang nakas berulangkali.

Bertepatan dengan itu, Arni datang. Dia langsung menegur Zidan.

"Zidan! Kau kenapa mengamuk?!" timpal Arni dengan dahi berkerut.

Zidan tersentak kaget mendengar teguran sang ibu. Dia langsung merubah raut wajah menjadi datar.

"Tidak apa-apa. Aku hanya berusaha menggeser nakasnya," kilah Zidan sembari duduk ke tepi ranjang.

Arni menghela nafas panjang. Lalu duduk ke sebelah Zidan. "Coba ceritakan mengenai noda lisptik yang kulihat tadi? Apa kau sedang menjalin hubungan dengan seseorang?" tanya-nya secara baik-baik.

"Enggak, Mah. Kau tahu aku tampan. Banyak wanita yang mencoba menggodaku. Dan salah satunya wanita yang tadi menciumku. Aku bahkan tidak mengenal dia sama sekali," terang Zidan. Tanpa membalas tatapan Arni. Sudah jelas dia sedang berbohong.

"Aku tahu kalau kau itu sangat tampan. Tapi, Dan... Alasanmu itu sangat tidak meyakinkan." Arni menanggapi sambil menangkup wajah tampan putranya.

"Mamah! Udah deh. Jangan perlakukan aku kayak anak bocah." Zidan menjauhkan tangan Arni dari wajahnya. Ia selalu kesal saat dimanjakan oleh sang ibu. Zidan sering merasa malu sendiri.

Arni terkekeh. Kini dia beralih merangkul Zidan. "Dengar, apapun yang kau lakukan tadi. Berjanjilah untuk tidak mempermainkan perasaan perempuan. Mamah tidak mau kamu tumbuh menjadi lelaki yang salah," tuturnya. Memberi wejangan. "Dan satu hal lagi. Temukanlah wanita baik-baik di luar sana. Aku tidak mau kau salah pilih jodoh," lanjut Arni.

Zidan hanya mengangguk malas. Senyuman singkat dia ukir untuk ibunya.

"Ya sudah. Beristirahatlah," kata Arni seraya beranjak keluar dari kamar.

Zidan mendengus lega. Dia berdiri dan melepas dasinya. Menatap pantulan dirinya di cermin. Zidan memikirkan perkataan Arni barusan. Jujur saja, hingga sekarang dia tidak pernah dekat dengan perempuan baik-baik.

"Ya, aku memang bukan lelaki baik. Tapi bukan berarti aku tidak ingin berjodoh dengan perempuan baik-baik. Aku jadi penasaran," gumam Zidan. Selanjutnya, dia segera berganti pakaian.

Keesokan harinya, Zidan pergi ke kampus saat waktu menunjukkan jam sembilan pagi. Dia tidak langsung ke kelas. Melainkan pergi untuk menemui Zerin.

Zidan berhenti melangkah saat menyaksikan Zerin. Perempuan itu terlihat mengobrol akrab dengan Adi. Sesekali Zerin mengaitkan anak rambut ke daun telinga. Berlagak manis di depan lelaki yang sepertinya disukainya.

"Aku sempat lupa kalau dia wanita murahan," komentar Zidan. Dia jadi mengingat pekerjaan Zerin yang bekerja sebagai sugar baby. Zidan yakin perempuan tersebut sudah banyak berhadapan dengan banyak lelaki.

Tanpa diduga, Zerin dan Adi saling berpegangan tangan. Entah kenapa itu sedikit mengganggu Zidan.

Zidan menyandarkan diri ke dinding. Lalu mengirimkan pesan kepada Zerin. Dalam sekejap perempuan itu merogoh saku celana.

Zerin membaca pesan Zidan. Dia mengedarkan pandangan dan langsung menemukan keberadaan lelaki itu.

Bola mata Zerin melirik Zidan. Ia bicara sebentar dengan Adi. Beberapa saat setelah itu, Adi beranjak meninggalkan Zerin.

Dengan hembusan nafas berat, Zerin menghampiri Zidan. Dia juga memastikan tidak ada teman dekatnya yang melihat.

"Kita sebaiknya bicara di tempat tertutup!" ajak Zerin. Melingus begitu saja. Bermaksud menuntun ke jalan yang disebutkannya.

Zidan tersenyum miring. Ia mengekori Zerin dari belakang. Sampai keduanya tiba di tempat yang jauh dari keramaian. Dimana hanya ada mereka berdua di sana.

Zerin langsung berbalik menghadap Zidan. Mengangkat dagu dengan berani.

"Kau sangat berubah karena sudah punya senjata untuk melawanku," ucap Zidan. Menarik sudut bibirnya ke atas.

"Tentu saja. Aku bukan lawan yang bisa kau remehkan," balas Zerin. "Sekarang, mana uangku?" pintanya sambil membuka lebar telapak tangan.

"Aku tidak akan memberinya jika kau tidak memberikan apa yang aku mau. Intinya kita saling membayar di sini," cetus Zidan.

Kening Zerin mengernyit. Ia mencoba memahami maksud Zidan.

"Kau ingin melanjutkan yang tidak selesai tadi malam? Kalau begitu, kau harus menambah seratus juta." Zerin semakin kalap dengan uang. Ia memanfaatkan Zidan sebaik mungkin.

Zidan terperangah sambil memutar bola mata. "Kau ternyata sangat tergila-gila dengan uang," komentarnya.

"Kau juga tergila-gila dengan tubuh wanita. Aku yakin semua orang punya kegilaan tersendiri," sahut Zerin. Tak ingin kalah. "Lagi pula, apa yang kau khawatirkan? Kenapa kau sangat ragu untuk membayarku? Apa kau tidak punya uang sebanyak itu?" sambungnya. Mencoba mengintimidasi Zidan.

"Apa kau menghinaku? Membeli sebuah pulau pun aku mampu. Apalagi membelimu!" tukas Zidan. Balas menghina.

"Oke. Jadi kapan kita akan melakukan kesepakatannya?"

"Malam ini. Di hotel yang sama seperti tempo hari. Aku akan membawakan uangnya untukmu." Zidan mendekat satu langkah ke hadapan Zerin. Ia meneruskan, "dengar! Aku akan terus membayarmu. Dengan catatan, kau hanya melayaniku saja. Jadi mulai sekarang, jangan berhubungan lagi dengan om-om langgananmu atau lelaki lain."

Dahi Zerin berkerut. Dia heran kenapa Zidan membuat peraturan begitu. "Kenapa kau membatasiku?" timpalnya.

"Kau mau dibayar atau tidak? Ini salah satu syaratku untuk tetap merahasiakan fotomu!" sahut Zidan.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan menyebutkan syaratku juga. Kau harus membelikan barang apapun yang kumau. Bagaimana?" tanggap Zerin.

Zidan menyeringai. "Baiklah. Deal!" ujarnya sambil bersalaman dengan Zerin. Kemudian pergi begitu saja. Dia orang yang memisahkan diri lebih dulu.

Zerin masih berdiri mematung di tempat. Mulai sekarang, dia tidak akan lagi menghubungi lelaki yang sering menyewa jasanya. Zerin hanya akan melayani Zidan kapanpun lelaki itu memanggil. Sementara dirinya, berniat akan mendapatkan uang sebanyak mungkin dari Zidan.

Malam telah tiba. Zerin menjadi orang yang pertama tiba di hotel. Ia sekarang sedang berada di bathub. Menikmati waktu sambil menunggu Zidan.

Zerin selalu menyukai segala hal yang berbau mewah. Termasuk mandi dengan cara bermalas-malasan di bathub. Kini tubuhnya itu tertutupi dengan busa yang banyak. Aroma wangi yang semerbak, berhasil menenangkan pikiran Zerin sejenak.

Pintu mendadak terbuka. Siapa lagi kalau bukan Zidan yang datang. Zerin sontak bergegas beranjak dari bathub. Lalu mengenakan handuk kimono.

"Kau sepertinya sangat gemar menikmati kemewahan," komentar Zidan. Dia keluar dari kamar mandi. Di ikuti oleh Zerin setelahnya.

"Aku tidak bisa membantah. Itu fakta," tanggap Zerin.

Zidan mengambil koper berukuran besar. Dia tersenyum. Lalu membuka koper itu.

Mata Zerin berbinar-binar tatkala menyaksikan isi koper yang dibawa Zidan. Apalagi kalau bukan uang yang diinginkannya. Uang lembaran ratusan ribu rupiah tampak memenuhi isi koper.

"Aku perlu waktu lama untuk mengambil uang sebanyak ini ke bank. Apa kau puas?!" timpal Zidan. Ia mengambil segenggam uang dan melemparkannya ke arah Zerin. Uang tersebut lantas berhamburan kemana-mana.

Zidan melemparkannya berulang kali ke arah Zerin. Nampaknya dia melampiaskan kemarahannya dengan cara begitu.

Zerin hanya terdiam dan terkagum menyaksikan uang yang berterbangan. "Semua ini milikku bukan?" ujarnya memastikan.

"Kau pikir?!" balas Zidan cemberut. Dia terlihat menanggalkan pakaian. Dalam sekejap, tampilannya kini hanya bertelanjang dada dan celana pendek. Tanpa pikir panjang dia bergegas menghampiri Zerin. Sampai membuat perempuan itu terpojok dan duduk ke tepi ranjang.

Zerin mengerti dengan maksud tindakan Zidan. Dia menenggak salivanya sendiri. Zerin mengerjap pelan.

"Kau puas dengan uangmu bukan?" Zidan membungkuk sembari menopang tubuh dengan dua tangan. Mengurung Zerin yang duduk membeku. Bibirnya segera mendekati telinga perempuan tersebut. Ia berbisik, "sekarang puaskan aku..."

Terpopuler

Comments

Ayachi

Ayachi

BAHAHAHAHAHHAHA, BAHKAN DIA LEBIH BEJAD DARI ITU!! Gw heran Lahir dari keluarga baik²+harmonis, punya ibu yg slalu bimbing dia, kok bisa anaknya Psycho gitu yah, menjijikan! pecandu s*x! yg lebih Bastardnya dia nyimpen foto² cewe ga senonoh buat ngancem+buat hobi bejadnya, bener² cowo Psychopathic Bastard!

baru kali ini Nemu novel MC cowonya bejadnya kek antagonis² di novel biasanya. Ga mencerminkan sikap Cowo gentle sama sekali, Se Cassanova apapun Mc cowonya novel² pda umumnya, tpi dia ga sekotor Zidan ini nyimpan foto ga senonoh! Gilasihh

2024-06-07

0

Elly Watty

Elly Watty

jgn pke hati zerin ntar jatuh nya sakit loh

2022-11-14

0

👑InTheQuen👑

👑InTheQuen👑

baru kali ini menemukan di mt cerita yg seru lain daripada yg lain dengan kisah yg sama tp intrik dan konflik yg berbeda author bebaskan imajinasi mu liarkan karyamu agar tidak bosen dengan cerita yg itu itu aja.thebeast 👍👍👍👍👍

2022-11-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!