Bab 8 - Terjebak Permainan

Hidup adalah permainan. Ada banyak yang harus dipertaruhkan - Auraliv.

...༻∅༺...

Zidan membawa Zerin ke toilet laki-laki. Untung saja di sana sedang tidak ada siapapun selain mereka.

"Mau apa?!" timpal Zerin sembari mengangkat dagu. Dia juga menarik tangannya dari pegangan Zidan.

"Nggak ada. Aku cuman sedang berpikir untuk sebarin fotomu yang tadi kukirim. Sudah lihat kan?" ujar Zidan.

"Kurang ajar! Kau sudah janji tidak akan menyebarkannya! Apa maumu kali ini, hah?!" balas Zerin histeris. Raut wajahnya seperti hendak menangis. Dia benar-benar takut Zidan akan menyebarkan foto telanjangnya.

"Nah ini dia Zerin yang asli," komentar Zidan sambil terkekeh menyebalkan. Dia kembali bermain ponsel.

Zerin yang melihat merasa cemas. Dia takut Zidan benar-benar akan menyebarkan foto telanjangnya. Dengan cepat Zerin merebut ponsel Zidan. Lalu membantingnya ke lantai.

Prang!

Ponsel Zidan langsung pecah berkeping-keping.

Zidan justru tertawa geli. Dia berucap, "Kau pikir aku bodoh? Aku masih punya foto salinannya di laptop."

"Aaargghhh!!!" Zerin mencoba menggunakan jurus karatenya ke arah Zidan. Dia terlampau kesal kepada lelaki itu.

Zidan yang ternyata juga jago bela diri, dapat menghindari serangan Zerin dengan mulus. Di akhir, Zerin jadi kelelahan sendiri.

"Rin, kau itu kebanyakan mainin perasaan orang. Gimana rasanya? Nggak enak kan? Anggap aja apa yang aku lakukan kepadamu adalah karma," pungkas Zidan seraya mengembangkan senyuman tipis.

"Nggak usah sok suci!!" geram Zerin. Dengan nafas yang tersengal-sengal akibat amarah yang membuncah.

"Coba kasih cium dulu. Mungkin aku bisa berubah pikiran," ujar Zidan. Mengabaikan semua kemarahan Zerin.

"Ya udah kalau nggak mau." Zidan merogoh saku celana. Dia mengambil ponsel keduanya. Orang kaya raya seperti Zidan, tentu memiliki ponsel lebih dari satu.

Zerin dibuat kembali cemas. Kini dia tidak punya pilihan. Dengan cepat Zerin mengambil ponsel Zidan. Lalu menarik kerah kemeja lelaki itu. Zerin melu-mat bibir Zidan dengan mulut.

Mata Zidan terbelalak. Ia tidak menduga Zerin akan membuat keputusan begitu cepat. Pergulatan lidah akhirnya terjadi. Zidan dan Zerin sesekali memiringkan kepala agar bisa lebih leluasa untuk berciuman. Perlahan nafas keduanya mulai memburu.

Zerin melepas tautan bibirnya sejenak. "Aku melakukan ini agar kau tidak membicarakan fotoku lagi! Dan, kumohon... Jangan sebarin foto itu. Masa depanku akan hancur dalam sekejap kalau kau nekat menyebarkannya!" ungkap Zerin menegaskan. Di sela-sela pengontrolan nafas.

"Oke. Sekarang kita lanjut?" tanggap Zidan. Zerin lantas kembali mencium bibirnya.

Suara kecup-mengecup memecah kesunyian dalam toilet. Zidan dan Zerin mulai saling mengacak-acak pakaian satu sama lain.

Tangan nakal Zidan menjelajah setiap jengkal tubuh molek Zerin. Apa yang dilakukan lelaki itu sukses membuat Zerin merasakan hasrat yang membuncah.

Perlahan Zerin tersudut ke depan wastafel. Saat itulah Zidan tiba-tiba melepas ciumannya.

Zerin terkesiap. Atensinya tidak teralih dari bibir Zidan. Berharap ciumannya tidak selesai dengan cepat. Sebab Zerin terlanjur terbuai akan ciuman yang terjadi.

"Sial! Aku lupa ada kelas sebentar lagi." Zidan mengusap kasar bibirnya. "Kita bisa lanjutkan lain kali!" sambungnya. Beranjak lebih dulu meninggalkan Zerin.

Tanpa sepengetahuan Zerin, Zidan berseringai. Ia memang sengaja mempermainkan perempuan itu. Zidan hanya ingin Zerin merasakan gairah yang tak tergapai. Dengan begitu Zerin akan datang sendiri kepadanya.

Benar saja, Zerin mematung di tempat. Dalam keadaan bibir yang agak membengkak serta pakaian acak-acakan. Zerin menggigit bibir bawahnya. Ia tidak bisa membantah kalau dirinya menginginkan sentuhan lebih dari ciuman.

"Sialan! Kenapa aku malah memikirkannya?!" Zerin merutuki dirinya sendiri. Tanpa sadar dia membayangkan segala kegiatan panas yang pernah dilakukannya bersama Zidan.

Zerin menggeleng cepat untuk menyadarkan diri. Ia segera merapikan rambut serta pakaian. Lalu kembali ke kelas.

Ketika berada di kelas, Zerin masih saja memikirkan tentang ciuman bersama Zidan tadi. Dia merasa gelisah sendiri.

Zerin merapatkan kedua kakinya. Dia tidak tahu kenapa gairahnya tiba-tiba memuncak.

'Semuanya gara-gara Zidan! Dia benar-benar sudah mempermainkanku!' batin Zerin kesal. Dia menggenggam erat pulpennya.

Sepulang dari kampus, Zerin mendapat pesan dari salah satu pelanggan. Kebetulan lelaki itu bernama Fadli. Dia sudah beberapa kali menyewa jasa Zerin untuk memuaskan hasrat. Fadli sendiri adalah seorang duda kaya raya yang gemar berhubungan dengan sugar baby seperti Zerin.

"Aku bisa datang jam delapan malam, Om." Zerin menghubungi Fadli untuk memberi kepastian.

"Baiklah. Aku akan menunggumu di tempat biasa. Sampai bertemu nanti, sayang..." Fadli menyahut dari seberang telepon.

"Tunggu, Om!" Zerin mencoba menghentikan Fadli yang nyaris mengakhiri panggilan.

"Kenapa?" Fadli menuntut jawaban.

"Om, kali ini aku akan memberi pelayanan yang berbeda. Aku bersedia melakukan hubungan intim," imbuh Zerin.

"Zerin sayang... Aku tentu dengan senang hati menerima."

"Baiklah. Sampai jumpa nanti malam, Om." Setelah selesai berbicara di telepon, Zerin menenggak salivanya sendiri. Dia akan mencoba bercinta dengan lelaki selain Zidan. Mengingat keinginannya untuk berhubungan intim masih begitu menuntut.

...***...

Waktu sudah menunjukkan jam 08.05 malam. Zerin sudah berada di sebuah kamar hotel untuk menunggu Fadli.

Tak lama kemudian, orang yang ditunggu datang. Fadli terlihat membawakan banyak buah-buahan untuk Zerin. Lelaki berjambang tipis itu merekahkan senyuman lebar.

"Aku tahu kau suka makanan yang sehat," ujar Fadli seraya mendekat. Dia segera melepas jas dan melonggarkan dasi.

"Lebih baik kita langsung mulai saja, Om!" usul Zerin sembari berdiri. Ia melepas pakaiannya satu per satu. Sampai tubuhnya yang putih dan bersih menjadi polos tanpa sehelai benang pun.

"Kau luar biasa," komentar Fadli. Dia bergegas melepaskan seluruh pakaian. Lalu mendorong Zerin ke atas ranjang.

Pergulatan di mulai dengan ciuman. Gairah Zerin kembali lagi. Ia membiarkan lelaki yang lebih tua sepuluh tahun darinya itu untuk memberi sentuhan intim.

Semuanya berlangsung sangat cepat. Bahkan di saat proses penyatuan. Fadli hanya melakukan eja-kulasi selama dua menit. Lelaki tersebut sudah mencapai puncak gairah yang begitu cepat. Zerin bahkan belum sama sekali mencapai puncak hasratnya.

'Sial! Kenapa cepat sekali?' Zerin mengeluh dalam hati. Dia terpaksa mengenakan pakaiannya kembali.

Fadli pergi ke kamar mandi. Dia langsung membersihkan diri. Ketika lelaki itu keluar, Zerin masih duduk terdiam di tepi ranjang.

"Kau kenapa, sayang? Apa aku melakukannya dengan buruk? Itu terlalu cepat untukmu?" tanya Fadli.

"Tidak! Bukan begitu. Aku sama sekali tidak masalah dengan durasi. Yang terpenting kau membayarku lebih banyak dari biasanya," sahut Zerin.

"Itu pasti. Kau tidak perlu khawatir." Fadli membelai puncak kepala Zerin bak seekor kucing.

Malam itu Zerin mendapat bayaran sekitar dua puluh juta rupiah dari Fadli. Namun perempuan tersebut merasa tidak bahagia seperti biasanya.

"Ada apa denganku? Kenapa aku terus membayangkan kegiatan intimku dengan Zidan?" gumam Zerin. Dia baru saja turun dari bus.

"Aaargghhh!!! Zidan brengsekk!!!" pekik Zerin spontan. Dia langsung menjadi pusat perhatian semua orang di sekitar. Sebab dia berteriak di depan umum. Sekarang Zerin hanya bisa menciut sambil menanggung malu. Perempuan itu segera melangkah cepat untuk pulang.

Terpopuler

Comments

lestari amelia

lestari amelia

2 menit ? apa rasanya... baru masuk udh keluar

2023-04-16

0

lovely

lovely

Zidan zerin sm² penjahat kelamin 🥵

2022-12-26

0

Adila Ardani

Adila Ardani

knp zerin jd begini

2022-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!