Hidup adalah permainan. Ada banyak yang harus dipertaruhkan - Auraliv.
...༻∅༺...
Zidan membawa Zerin ke toilet laki-laki. Untung saja di sana sedang tidak ada siapapun selain mereka.
"Mau apa?!" timpal Zerin sembari mengangkat dagu. Dia juga menarik tangannya dari pegangan Zidan.
"Nggak ada. Aku cuman sedang berpikir untuk sebarin fotomu yang tadi kukirim. Sudah lihat kan?" ujar Zidan.
"Kurang ajar! Kau sudah janji tidak akan menyebarkannya! Apa maumu kali ini, hah?!" balas Zerin histeris. Raut wajahnya seperti hendak menangis. Dia benar-benar takut Zidan akan menyebarkan foto telanjangnya.
"Nah ini dia Zerin yang asli," komentar Zidan sambil terkekeh menyebalkan. Dia kembali bermain ponsel.
Zerin yang melihat merasa cemas. Dia takut Zidan benar-benar akan menyebarkan foto telanjangnya. Dengan cepat Zerin merebut ponsel Zidan. Lalu membantingnya ke lantai.
Prang!
Ponsel Zidan langsung pecah berkeping-keping.
Zidan justru tertawa geli. Dia berucap, "Kau pikir aku bodoh? Aku masih punya foto salinannya di laptop."
"Aaargghhh!!!" Zerin mencoba menggunakan jurus karatenya ke arah Zidan. Dia terlampau kesal kepada lelaki itu.
Zidan yang ternyata juga jago bela diri, dapat menghindari serangan Zerin dengan mulus. Di akhir, Zerin jadi kelelahan sendiri.
"Rin, kau itu kebanyakan mainin perasaan orang. Gimana rasanya? Nggak enak kan? Anggap aja apa yang aku lakukan kepadamu adalah karma," pungkas Zidan seraya mengembangkan senyuman tipis.
"Nggak usah sok suci!!" geram Zerin. Dengan nafas yang tersengal-sengal akibat amarah yang membuncah.
"Coba kasih cium dulu. Mungkin aku bisa berubah pikiran," ujar Zidan. Mengabaikan semua kemarahan Zerin.
"Ya udah kalau nggak mau." Zidan merogoh saku celana. Dia mengambil ponsel keduanya. Orang kaya raya seperti Zidan, tentu memiliki ponsel lebih dari satu.
Zerin dibuat kembali cemas. Kini dia tidak punya pilihan. Dengan cepat Zerin mengambil ponsel Zidan. Lalu menarik kerah kemeja lelaki itu. Zerin melu-mat bibir Zidan dengan mulut.
Mata Zidan terbelalak. Ia tidak menduga Zerin akan membuat keputusan begitu cepat. Pergulatan lidah akhirnya terjadi. Zidan dan Zerin sesekali memiringkan kepala agar bisa lebih leluasa untuk berciuman. Perlahan nafas keduanya mulai memburu.
Zerin melepas tautan bibirnya sejenak. "Aku melakukan ini agar kau tidak membicarakan fotoku lagi! Dan, kumohon... Jangan sebarin foto itu. Masa depanku akan hancur dalam sekejap kalau kau nekat menyebarkannya!" ungkap Zerin menegaskan. Di sela-sela pengontrolan nafas.
"Oke. Sekarang kita lanjut?" tanggap Zidan. Zerin lantas kembali mencium bibirnya.
Suara kecup-mengecup memecah kesunyian dalam toilet. Zidan dan Zerin mulai saling mengacak-acak pakaian satu sama lain.
Tangan nakal Zidan menjelajah setiap jengkal tubuh molek Zerin. Apa yang dilakukan lelaki itu sukses membuat Zerin merasakan hasrat yang membuncah.
Perlahan Zerin tersudut ke depan wastafel. Saat itulah Zidan tiba-tiba melepas ciumannya.
Zerin terkesiap. Atensinya tidak teralih dari bibir Zidan. Berharap ciumannya tidak selesai dengan cepat. Sebab Zerin terlanjur terbuai akan ciuman yang terjadi.
"Sial! Aku lupa ada kelas sebentar lagi." Zidan mengusap kasar bibirnya. "Kita bisa lanjutkan lain kali!" sambungnya. Beranjak lebih dulu meninggalkan Zerin.
Tanpa sepengetahuan Zerin, Zidan berseringai. Ia memang sengaja mempermainkan perempuan itu. Zidan hanya ingin Zerin merasakan gairah yang tak tergapai. Dengan begitu Zerin akan datang sendiri kepadanya.
Benar saja, Zerin mematung di tempat. Dalam keadaan bibir yang agak membengkak serta pakaian acak-acakan. Zerin menggigit bibir bawahnya. Ia tidak bisa membantah kalau dirinya menginginkan sentuhan lebih dari ciuman.
"Sialan! Kenapa aku malah memikirkannya?!" Zerin merutuki dirinya sendiri. Tanpa sadar dia membayangkan segala kegiatan panas yang pernah dilakukannya bersama Zidan.
Zerin menggeleng cepat untuk menyadarkan diri. Ia segera merapikan rambut serta pakaian. Lalu kembali ke kelas.
Ketika berada di kelas, Zerin masih saja memikirkan tentang ciuman bersama Zidan tadi. Dia merasa gelisah sendiri.
Zerin merapatkan kedua kakinya. Dia tidak tahu kenapa gairahnya tiba-tiba memuncak.
'Semuanya gara-gara Zidan! Dia benar-benar sudah mempermainkanku!' batin Zerin kesal. Dia menggenggam erat pulpennya.
Sepulang dari kampus, Zerin mendapat pesan dari salah satu pelanggan. Kebetulan lelaki itu bernama Fadli. Dia sudah beberapa kali menyewa jasa Zerin untuk memuaskan hasrat. Fadli sendiri adalah seorang duda kaya raya yang gemar berhubungan dengan sugar baby seperti Zerin.
"Aku bisa datang jam delapan malam, Om." Zerin menghubungi Fadli untuk memberi kepastian.
"Baiklah. Aku akan menunggumu di tempat biasa. Sampai bertemu nanti, sayang..." Fadli menyahut dari seberang telepon.
"Tunggu, Om!" Zerin mencoba menghentikan Fadli yang nyaris mengakhiri panggilan.
"Kenapa?" Fadli menuntut jawaban.
"Om, kali ini aku akan memberi pelayanan yang berbeda. Aku bersedia melakukan hubungan intim," imbuh Zerin.
"Zerin sayang... Aku tentu dengan senang hati menerima."
"Baiklah. Sampai jumpa nanti malam, Om." Setelah selesai berbicara di telepon, Zerin menenggak salivanya sendiri. Dia akan mencoba bercinta dengan lelaki selain Zidan. Mengingat keinginannya untuk berhubungan intim masih begitu menuntut.
...***...
Waktu sudah menunjukkan jam 08.05 malam. Zerin sudah berada di sebuah kamar hotel untuk menunggu Fadli.
Tak lama kemudian, orang yang ditunggu datang. Fadli terlihat membawakan banyak buah-buahan untuk Zerin. Lelaki berjambang tipis itu merekahkan senyuman lebar.
"Aku tahu kau suka makanan yang sehat," ujar Fadli seraya mendekat. Dia segera melepas jas dan melonggarkan dasi.
"Lebih baik kita langsung mulai saja, Om!" usul Zerin sembari berdiri. Ia melepas pakaiannya satu per satu. Sampai tubuhnya yang putih dan bersih menjadi polos tanpa sehelai benang pun.
"Kau luar biasa," komentar Fadli. Dia bergegas melepaskan seluruh pakaian. Lalu mendorong Zerin ke atas ranjang.
Pergulatan di mulai dengan ciuman. Gairah Zerin kembali lagi. Ia membiarkan lelaki yang lebih tua sepuluh tahun darinya itu untuk memberi sentuhan intim.
Semuanya berlangsung sangat cepat. Bahkan di saat proses penyatuan. Fadli hanya melakukan eja-kulasi selama dua menit. Lelaki tersebut sudah mencapai puncak gairah yang begitu cepat. Zerin bahkan belum sama sekali mencapai puncak hasratnya.
'Sial! Kenapa cepat sekali?' Zerin mengeluh dalam hati. Dia terpaksa mengenakan pakaiannya kembali.
Fadli pergi ke kamar mandi. Dia langsung membersihkan diri. Ketika lelaki itu keluar, Zerin masih duduk terdiam di tepi ranjang.
"Kau kenapa, sayang? Apa aku melakukannya dengan buruk? Itu terlalu cepat untukmu?" tanya Fadli.
"Tidak! Bukan begitu. Aku sama sekali tidak masalah dengan durasi. Yang terpenting kau membayarku lebih banyak dari biasanya," sahut Zerin.
"Itu pasti. Kau tidak perlu khawatir." Fadli membelai puncak kepala Zerin bak seekor kucing.
Malam itu Zerin mendapat bayaran sekitar dua puluh juta rupiah dari Fadli. Namun perempuan tersebut merasa tidak bahagia seperti biasanya.
"Ada apa denganku? Kenapa aku terus membayangkan kegiatan intimku dengan Zidan?" gumam Zerin. Dia baru saja turun dari bus.
"Aaargghhh!!! Zidan brengsekk!!!" pekik Zerin spontan. Dia langsung menjadi pusat perhatian semua orang di sekitar. Sebab dia berteriak di depan umum. Sekarang Zerin hanya bisa menciut sambil menanggung malu. Perempuan itu segera melangkah cepat untuk pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
lestari amelia
2 menit ? apa rasanya... baru masuk udh keluar
2023-04-16
0
lovely
Zidan zerin sm² penjahat kelamin 🥵
2022-12-26
0
Adila Ardani
knp zerin jd begini
2022-10-10
0