Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan

Akui saja. Manusia itu penuh akan kepura-puraan - Auraliv.

...༻∅༺...

Zidan melakukan pergerakan cepat. Ia membuat tubuh Zerin bergetar hebat. Perempuan itu berpegang pada rambutnya sendiri sambil menahan badan ke wastafel. Suara lenguhannya memenuhi suasana di kamar mandi.

Lama-kelamaan Zidan akhirnya mencapai puncak. Erangan panjang lantas diperdengarkannya.

"Hah... Hah..." Zidan melepaskan diri dari Zerin. Ia mendorong perempuan itu hingga tertelungkup ke wastafel. Yang tersisa sekarang hanyalah nafas yang ngos-ngosan.

"Kau ternyata gadis yang luar biasa, Rin." Zidan berujar sambil menatap Zerin melalui cermin. "Oh bukan gadis. Maksudku wanita," lanjutnya yang sekarang berbisik ke telinga Zerin.

Plak!

Sebuah tepukan keras diberikan Zidan ke pantat Zerin. Membuat kulit putih Zerin berubah jadi merah dalam sekejap.

"Akh!" Zerin reflek mengerang. Dia masih kewalahan dengan kegiatan intim beberapa detik lalu. Perlahan Zerin ambruk ke lantai. Perempuan tersebut berusaha menenangkan diri.

Zerin memasang tatapan kosong. Ia menikmati sentuhan beberapa detik lalu. Akan tetapi ketika semuanya sudah selesai, rasa sakit di alat vitalnya kembali lagi.

"Mau ikut mandi bersamaku?" tanya Zidan. Dia masuk ke bilik tempat shower berada.

Zerin hanya terdiam. Ia menatap Zidan dengan penuh kebencian. Lelaki itu tengah sibuk membersikan badan.

Handuk kimono diambil oleh Zerin. Dia segera berdiri dan mengenakan handuk tersebut. Zerin keluar dari kamar mandi.

Selang sekian menit, Zidan selesai membersihkan diri. Ia memakai handuk kimono yang sama seperti Zerin. Lalu melenggang keluar dari kamar mandi.

Zidan langsung mencari Zerin. Namun dia tidak menemukan perempuan itu.

Saat memeriksa bagian balkon, barulah Zidan menemukan Zerin. Perempuan tersebut sibuk menyesap rokok.

Zidan tersenyum miring. Lalu bergabung bersama Zerin.

"Kau ternyata punya banyak rahasia," celetuk Zidan. Dia berdiri ke sebelah Zerin. Dalam rentang jarak yang cukup jauh.

"Kau juga," sahut Zerin. Tanpa menatap lawan bicara. Ia menyesap rokok, kemudian mengeluarkan kepulan asap dari mulut.

"Kau punya lagi?" tanya Zidan. Melirik ke arah Zerin. Telapak tangannya terbuka lebar karena menginginkan sebatang rokok.

Zerin akhirnya menatap Zidan. Dia segera menyodorkan bungkus berisi rokok. Zidan lantas mengambil satu batang rokok dari bungkus tersebut. Lalu menyalakannya dengan alat pemantik.

"Kota ini penuh akan kepura-puraan. Makanya aku terpaksa ikut bermain," ungkap Zidan. Dia mulai menikmati rokoknya. "Kalau di Amerika. Aku tidak perlu bersikap begini. Tapi setidaknya aku tidak punya topeng sebanyak dirimu," sambungnya.

"Setiap orang memiliki alasan untuk melakukan sesuatu," tanggap Zerin sembari mendengus kasar. Dia perlahan mendelik ke arah Zidan.

"Kesepakatan kita akan terjadi malam ini saja bukan?" Zerin memastikan.

Bukannya menjawab, Zidan justru tersenyum. Dia hanya menatap Zerin dengan tatapan nakal.

"Sialan! Apa kau berniat akan mempermainkanku selamanya?!" timpal Zerin dengan mata yang menyalang hebat. Dia membuang rokok ke lantai. Menginjaknya kuat-kuat sampai padam.

"Punyamu terasa sangat rapat. Jadi aku ingin bermain bersamamu sampai puas," kata Zidan.

Zerin merasa sangat kesal. Dia mengangkat satu tangan. Berniat ingin menampar Zidan. Namun lelaki itu dengan cepat menangkap tangan Zerin.

"Apa kau mau aku menyebarkan rahasiamu?" Zidan lagi-lagi menggunakan senjata pamungkasnya.

"Kau sangat menyebalkan!! Aku membencimu!" geram Zerin dengan dahi yang berkerut dalam. Dia tentu sangat marah. Mengingat Zidan sudah merenggut keperawanannya serta ingkar janji.

"Kau sebaiknya pulang sekarang. Bi Lia pasti mencemaskan putrinya yang tidak kunjung pulang," ujar Zidan. Dia melepaskan tangan Zerin. Kemudian beranjak meninggalkan balkon.

"Aaarggghhhh!!!" Zerin memekik frustasi. Dia mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Perempuan itu berakhir memecahkan tangis.

Zidan yang sudah masuk ke kamar, mengamati dari balik jendela. Dia terlihat sibuk mengenakan pakaiannya kembali.

Diam-diam Zidan memeriksa ponsel Zerin. Berniat menyalin nomor telepon sekaligus rekening perempuan itu. Usai menemukan apa yang dicari, Zidan beranjak meninggalkan hotel. Ia melakukannya tanpa sepengetahuan Zerin.

Di waktu yang sama, Zerin masih terdiam di balkon. Dia segera masuk ke kamar ketika sudah puas menangis.

Kening Zerin mengernyit tatkala tidak melihat keberadaan Zidan. Ia lantas mencari ke berbagai sudut ruangan termasuk kamar mandi.

Bersamaan dengan itu, ponsel Zerin berdering. Dia segera mengangkat panggilan dari nomor tidak dikenal.

"Aku sudah pulang duluan. Simpan nomorku mulai sekarang. Aku juga sudah mengirimkan sedikit uang sebagai penghargaan untuk harga dirimu. Aku tidak seburuk yang kau kira bukan?" Orang yang menelepon ternyata adalah Zidan. Zerin dapat mengetahuinya karena mengenali nada bicara lelaki tersebut.

"Kau memeriksa ponselku tanpa izin?!" sahut Zerin. Untuk yang kesekian kalinya dia dibuat marah terhadap kelakuan Zidan.

"Kenapa tidak? Sampai bertemu di permainan selanjutnya." Zidan mengakhiri panggilan lebih dulu.

"Kau--" Zerin urung bicara karena Zidan terlanjur mematikan panggilan.

Tak lama kemudian, Zerin menerima notifikasi masuk. Ia menemukan saldo tabungannya bertambah. Zidan mengirimkan uang sebesar sepuluh juta rupiah untuk Zerin.

"Sialan! Dia menghargaiku seharga tas Gucci keluaran satu tahun lalu," gerutu Zerin. Merasa tidak terima. Mengingat dia sudah berkorban merasakan sakit disekujur badannya karena Zidan.

...***...

Waktu menunjukkan jam setengah tiga dini hari. Zerin baru saja pulang ke rumah. Dia berjalan mengendap-endap mendekati jendela kamarnya.

Zerin memang selalu begitu jika memiliki jadwal dengan klien. Dia tidak berani lewat pintu depan karena tidak mau ketahuan Lia. Selain itu, Zerin sudah mengganti pakaian dengan kaos, jaket dan celana jeans. Ia tentu tidak akan nekat pulang dalam keadaan memakai baju minim kain.

"Pssst! Mir!" ujar Zerin. Memanggil sang adik yang asyik tertidur pulas. Kebetulan Zerin tidur satu kamar dengan adik perempuannya yang bernama Amira.

Karena tidak kunjung bangun, Zerin memanggil Amira lewat panggilan telepon. Bunyi dering ponsel langsung menggema.

Amira membuka mata. Dia mengambil kacamata terlebih dahulu. Memakainya, lalu memeriksa ponsel.

Saat melihat nama Zerin, barulah Amira mengerti. Dia segera membukakan jendela untuk sang kakak.

"Kerja kelompok lagi, Kak?" tanya Amira dengan keadaan mata yang masih mengantuk. Penampilannya sangat berbeda jauh dibanding Zerin. Amira juga memiliki wajah dengan cukup banyak jerawat. Jujur saja, dia selalu iri terhadap kecantikan yang dimiliki sang kakak.

"Iya. Kebetulan selesainya larut banget," jawab Zerin berkilah. Dia terlihat meringis sembari menekan organ intimnya. Zerin tentu masih merasakan perih.

"Kak Zerin kenapa? Lagi mens?" Amira yang curiga, langsung menyelidik.

"I-iya, Mir. Baru aja. Gila banget keluarnya pas lagi sibuk kerja kelompok," tanggap Zerin seraya melepas tas selempang.

Amira mengangguk. Dia menutup jendela kembali. Kemudian melanjutkan tidurnya. Meskipun begitu, mata Amira masih terbuka untuk mengamati Zerin yang sibuk berganti baju.

Sebenarnya Amira mulai mencurigai sikap Zerin yang terlalu sering pulang larut malam. Ia semakin curiga ketika melihat tanda-tanda merah di kulit sang kakak. Apalagi kali ini dia melihat tanda merah di tubuh Zerin lebih banyak dari biasanya.

"Kak Zerin?" panggil Amira. Dia merubah posisi menjadi duduk.

"Iya?" Zerin menoleh.

"Badan Kak Zerin kok merah-merah gitu?" tanya Amira.

Zerin melebarkan kelopak mata. Dia tidak menduga Amira akan bertanya secara gamblang begitu. "Di rumah temanku kebetulan banyak nyamuknya, Mir. Apalagi kalau malam. Oh iya, darah Kakak kan O, katanya darah O itu manis. Kesukaannya para nyamuk," ucapnya seraya terkekeh. Zerin berusaha tenang. Karena jika dia terlihat gugup, maka orang akan tahu kalau dirinya berbohong. Zerin mengetahui ilmu itu dari buku tentang Psikologi.

"Oh... Harusnya Kakak pakai handbody anti nyamuk," sahut Amira yang kembali telentang ke ranjang. Untuk sekarang dia akan mempercayai kakaknya. Langsung membuang jauh rasa curiga.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

adiknya baik kakanya.senwng maksiat tambah ktu laki² penjahat klamin klop dahh🥵

2022-12-26

0

Sin Cera 😉

Sin Cera 😉

astoge kiraiin dah selesai ternyata masih lanjut 🤣🤣

2022-11-11

1

zeaulayya

zeaulayya

Zerin mau aja di begoin ma laki macam zidan , oh yah ampun butuh perlawanan ituh ,jgn mau di manfaatin zer jgn lembek gak apa” barbar dan cerdik lebih menarik gak mudah di begoin🤭😃

2022-10-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!