Bab 4 - Kelicikan Zidan

Hei kau yang di sana! Iya kamu... Aku peringatkan bab ini akan sulit membuatmu berkedip! - Auraliv.

...༻∅༺...

Zidan berhenti membekap bibir Zerin. Ia menatap gadis itu lamat-lamat.

"Berjanjilah kau tidak akan mempermainkanku..." ujar Zerin. Dia dapat merasakan tubuh Zidan menempel lekat di badannya. Zerin melemah karena gairahnya perlahan kembali. Apalagi wajah tampan Zidan begitu dekat. Ditambah tubuh lelaki itu sangat atletis. Dengan dihiasi tato di beberapa bagian tubuh.

"Aku tidak akan mempermainkanmu jika kau tidak mempermainkanku," sahut Zidan sembari menyunggingkan senyuman. Lalu segera melu-mat bibir Zerin. Keduanya memulai dengan pergulatan lidah.

Zidan memberikan ciuman liar hingga membuat Zerin kewalahan. Tetapi gadis itu justru menyukainya. Dua tangan Zerin berpegang kuat ke punggung Zidan. Ia sesekali mengangkat kepala demi membalas ciuman lelaki yang sekarang berada di atas badannya.

Nafas Zerin dan Zidan mulai menderu-deru. Tubuh keduanya sudah merespon aktifitas intim yang terjadi.

Perlahan Zidan mengalihkan cumbuannya ke leher Zerin. Kemudian berpindah ke buah dada gadis tersebut. Secara bergantian Zidan mengulum dalam bagian tubuh berbentuk kembar itu.

Satu tangan Zidan perlahan bermain ke alat vital Zerin. Menyebabkan gadis itu sontak melenguh pelan.

Merasa Zerin mulai bergairah, Zidan segera membuka lebar dua kaki gadis itu. Dia siap memasukkan senjata pribadinya.

Sementara Zerin hanya bisa pasrah. Entah kenapa dia juga mengharapkan Zidan untuk segera menggaulinya.

"Aakhh!!" Zerin reflek memekik ketika Zidan sudah berhasil menyatukan tubuh. Gadis itu merasakan sakit yang parah di organ intim. Ringisan wajah Zerin memperlihatkan betapa sakitnya apa yang dia rasakan.

"Sial! Kau benar-benar masih perawan. Aku percaya sekarang. Malam ini sepertinya akan menjadi malam yang panjang," ucap Zidan. Dia mulai bergerak maju mundur. Memegangi kedua tangan Zerin dengan erat.

"Pelan-pelan! Kau tidak tahu rasa sakit yang kurasakan..." keluh Zerin lirih. Dahinya berkerut dalam. Rasa sakit itu belumlah pudar.

"Tidak apa-apa. Rasa sakitnya akan berkurang dari waktu ke waktu," desis Zidan. Berbicara ke telinga Zerin. Lalu menggigit kuping Zerin dengan pelan.

Zerin mende-sah. Terutama saat Zidan kian bergerak cepat. Untuk pertama kalinya Zerin mencapai puncak gairah. Ia merasakan kenikmatan tiada tara. Namun rupanya rasa nikmat itu tidak kunjung berhenti karena Zidan masih melakukan pergerakan.

Alhasil erangan Zerin kian menjadi-jadi. Wajahnya memerah padam. Entah sudah berapa lama mulutnya harus menganga akibat suara lenguhan yang tak tertahan.

"Sudah tidak sakit bukan?" tanya Zidan dalam keadaan nafas yang tersengal-sengal. Dia juga terdengar mulai mende-sah. Walau lebih pelan dibanding Zerin.

Zidan tahu Zerin sudah merasakan puncak berulang kali. Ia dapat mengetahuinya dari erangan yang tidak kunjung berhenti.

"Enak bukan?" tanya Zidan sembari terus memaju mundurkan pinggulnya. Sebagian wajahnya dan Zerin sudah basah dengan keringat.

Zerin yang lelah melenguh, segera menyatukan bibirnya dengan mulut Zidan. Sekarang keduanya melenguh sambil berciuman. Di iringi suara tepukan daging yang sukses menggetarkan badan mereka. Seprai kasur bahkan terlihat sudah acak-acakan.

Merasa hampir mencapai puncak, Zidan melepas tautan bibirnya dari Zerin. Dia segera mengerang panjang sembari memberikan hantaman dalam yang mengharuskan Zerin ikut mende-sah panjang.

Persenggamaan Zidan dan Zerin berakhir untuk sekarang. Zidan perlahan melepaskan dirinya dari penyatuan. Lalu merebahkan diri ke samping Zerin.

Sedangkan Zerin sendiri, dia berusaha mengontrol nafas. Sungguh, tubuhnya terasa sangat lemas.

"Ini belum berakhir, Rin..." kata Zidan seraya meletakkan satu tangan ke atas jidat. Dia memejamkan mata sambil meredakan nafas yang bergerak cepat.

"Kapan kau akan memberiku uangnya?" tanya Zerin. Dia tentu merasa dirugikan. Mengingat Zidan sudah merampas keperawanannya sebelum memberikan uang.

Zidan tergelak. Sampai menampakkan gigi-gigi putihnya yang rapi. "Satu-satunya orang yang memiliki posisi untung di sini hanyalah aku. Karena aku mengetahui semua rahasiamu," sahutnya.

Zerin merubah posisi menjadi duduk. Mempelototi Zidan yang masih telentang.

"Jadi kau sengaja mempermainkanku?!" timpal Zerin.

"Anggap saja ini bayaranmu untuk rahasia yang harus kusimpan. Apalagi aku sekarang juga sudah punya foto telanjangmu. Wow, aku yakin para lelaki akan kegirangan jika aku menyebarkannya," balas Zidan. Dia telentang miring menghadap Zerin. Menjadikan satu tangan sebagai penopang kepala.

"Dasar keparat!" geram Zerin. Dia melayangkan kepalan tinju ke arah Zidan. Namun lelaki tersebut sigap menangkap tangannya.

"Lebih baik kau cemaskan dirimu dahulu. Sepertinya lubang buayamu mengeluarkan banyak darah," ujar Zidan sambil menyeringai. Menggerakkan bola mata ke bagian bawah perut Zerin.

Zerin lantas ikut menatap ke arah tatapan Zidan. Benar saja, dia menemukan organ intimnya mengalami pendarahan cukup banyak. Zerin bergegas pergi ke toilet. Ia membersihkan diri di sana.

Tangan Zerin gemetaran. Dia membersihkan dirinya sambil meringiskan wajah. Air mata Zerin akhirnya berjatuhan. Ia tidak hanya merasa ditipu, tetapi juga terhina. Zerin tidak menyangka sosok Zidan merupakan lelaki yang bejat.

Zerin menghabiskan waktu cukup lama di kamar mandi. Dia memutuskan mandi. Pasrah dengan segala yang sudah terlanjur terjadi.

'Tidak apa, Zerin. Lagi pula ini semua demi mimpimu untuk menjadi seorang dokter. Kau tidak akan membiarkan rahasia terbesarmu tersebar begitu saja.' Zerin mencuci otaknya sendiri. Mencoba bersikap kuat.

Setelah merasa hatinya sudah membaik, Zerin membuka pintu kamar mandi. Kebetulan saat itu dia sedang mengenakan handuk kimono.

Langkah Zerin terhenti ketika Zidan sudah menunggu di depan pintu. Lelaki itu terlihat bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek.

"Kau kenapa lama sekali? Menangis? Kau tidak menganggap apa yang kulakukan tadi sebagai pemerkosaan bukan?" tukas Zidan sambil menyilangkan tangan di dada.

"Memang bukan! Tapi kau menipuku!" bentak Zerin.

Zidan memutar bola mata jengah. Dia malah terkekeh geli. "Dengar! Kalau aku tidak menawarkan uang, aku yakin kau tidak akan mau menerima kesepakatanku dengan mudah," katanya sembari berjalan kian mendekat.

Zerin otomatis melangkah mundur. Dia kembali masuk ke kamar mandi.

"Lupakan masalah uang! Tapi bersumpahlah kalau kau tidak akan pernah menyebarkan rahasiaku!" tegas Zerin. Mengacungkan jari telunjuk ke depan wajah Zidan.

"Kau tidak perlu cemas. Aku orang yang ahli menyimpan rahasia," tanggap Zidan. Tangan nakalnya sigap melepas tali handuk kimono Zerin.

"Hei!" protes Zerin sembari mencoba menghentikan Zidan. Tetapi lelaki itu sigap memegangi satu tangannya. Lalu melepas handuk kimono Zerin. Kini handuk tersebut jatuh ke lantai.

"Aku tadi sudah bilang padamu, kalau malam ini akan menjadi malam yang panjang!" Zidan membelenggu tangan Zerin ke balik punggung. Kemudian menggigit bibir bawah perempuan itu.

Zerin reflek memejamkan mata. Dia merasakan darah disekujur badannya berdesir hebat. Saat itulah Zidan menenggelamkan wajah ke ceruk leher Zerin.

Usai memberi banyak tanda merah di kulit Zerin, Zidan memutar tubuh perempuan tersebut. Memposisikan Zerin berdiri membelakanginya.

"Zidan... Sakit!" Zerin merasakan tangannya terpelintir hebat. Namun Zidan tak peduli. Lelaki itu justru mulai menciumi punggungnya.

"Diamlah! Rasa sakit itu akan hilang sebentar lagi!" kata Zidan. Dia menyatukan tubuh dari arah belakang. Lalu melakukan pergerakan.

Benar yang dikatakan Zidan, rasa sakit Zerin seketika berubah jadi kenikmatan. Kini dia kembali melenguh tanpa henti. Terlebih dirinya dan Zidan tengah berada di depan cermin. Zerin dapat melihat semuanya dari sana.

"Akh! Bajingaaannnn!!!" umpat Zerin di tengah-tengah erangannya yang terus berlanjut. Dia membenci Zidan, tetapi menikmati kegiatan intim yang terjadi. Perasaan yang aneh namun terasa memuaskan.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cara kehidupan Zerin lah yg menjebak dirinya sendiri dlm kehidupan kelam nya,Padahal dia sudah cantik dan cerdas,Kenapa harus bersikap kayak org kaya,Jujur pada diri sendiri dan org lain itu lebih baik..

2023-08-31

0

lovely

lovely

si Zidan dah ahli gtuan diakan punya penyakit kelamin 🥵

2022-12-25

0

Whidie Arista 🦋

Whidie Arista 🦋

si Zidan udah pro banget yaw🤭

2022-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!