Bab 17 - Gigitan Vampir

Segala hal pasti memiliki efek tersendiri. Baik itu masalah kecil maupun besar - Auraliv.

...༻∅༺...

Zerin memasang sabuk pengaman. "Ayo kita pergi! Sebelum ada orang kampung yang memergoki," ujarnya seraya mengedarkan pandangan ke segala arah.

"Pergi? Kau pikir aku bersedia mengantarmu pulang?" tanggap Zidan gamblang.

Zerin menganga tak percaya. Bisa-bisanya lelaki itu menyuruhnya pulang sendiri di pagi-pagi buta.

"Dasar keparat! Fu*ck you!" maki Zerin. Sebelum keluar dari mobil.

"Ya! Your fu*cking me all night!" balas Zidan. Membuat kemarahan Zerin kian memuncak. Perempuan itu segera memukul kuat kepala Zidan.

"Aa!" Zidan memekik kesakitan.

"Kau lebih baik keluar dari mobilku sekarang!" kata Zidan sembari mencengkeram kuat tangan Zerin. Mendekatkan wajah ke hadapan perempuan itu. Zidan memasang tatapan tajam.

Zerin meringiskan wajah saat Zidan memelintir tangannya. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena tangan Zerin yang satunya sigap melayangkan tamparan.

Akibat tamparan, Zidan otomatis melepas cengkeramannya. Dia langsung memegangi pipi yang terasa sakit. Saat itulah Zerin keluar dengan cara membanting keras pintu mobil.

Zidan mendengus kasar. Dia segera pergi sambil melajukan mobil dalam kecepatan tinggi.

"Bajingan!!!" Zerin memekik keras. Saking kesalnya, tubuhnya gemetar karena merasa gemas. Wajah Zerin juga terlihat memerah padam. Perempuan mana yang tidak kesal saat ditinggal di jalanan.

Kini Zerin hanya bisa mengamuk sendiri. Di bawah rintik hujan yang masih belum reda. Meskipun begitu, hujan yang terjadi tidak begitu lebat.

Dengan langkah cepat, Zerin menyusuri jalanan trotoar. Ia bisa saja menelepon ojek atau seseorang untuk menjemput. Namun sekarang masih sangat pagi. Jalanan bahkan masih sangat sepi.

Zerin hanya bisa mengkomat-kamitkan mulut. Dia sibuk merutuki Zidan dengan kata-kata kasar.

Ponsel Zerin mendadak berbunyi. Dia tidak mendapatkan panggilan dari seseorang. Melainkan alarm peringatan. Pupil mata Zerin membesar tatkala menyadari kalau waktu kuliah hari ini adalah jam tujuh pagi.

"Aarggghhh..." Zerin menggeram sebal. Dia mengusap kasar wajahnya sambil berlari secepat mungkin.

Butuh waktu sekitar lima belas menit untuk menemukan angkot yang sudah beroperasi. Zerin mendengus lega ketika sudah berada di angkot. Dia menyandar tenang sembari menatap kosong keluar jendela.

'Hidupmu gini amat sih, Rin." Zerin bermonolog pada dirinya sendiri. Ia mengencangkan jaket yang dikenakannya. Zerin merasa badannya kedinginan sekaligus lengket. Mengingat tadi malam dia bertindak sangat liar bersama Zidan.

Sesampainya di rumah, Zerin berlari masuk ke kamar. Mengabaikan Lia yang hendak mengajaknya bicara.

"Nanti ya, Bu! Aku udah telat!" ucap Zerin sembari masuk ke kamar. Dia mengambil handuk dan pakaian, kemudian beranjak ke kamar mandi.

Di sisi lain, Zidan baru saja sampai ke rumah. Dia langsung masuk ke kamar. Membersihkan diri terlebih dahulu. Lalu melompat ke atas ranjang. Zidan ingin segera tidur karena merasa sangat kelelahan.

Belum sempat tertidur, suara ketukan terdengar dari pintu. Arni terdengar memanggil. Ibu kandung Zidan itu mengajak untuk sarapan bersama.

"Nanti, Mah..." lirih Zidan dengan nada malas.

Bukannya pergi, Arni justru membuka pintu. Dia memaksa sang putra untuk bangun dan sarapan.

"Cepat! Kamu tuh ya! Kebiasaan sarapan telat mulu. Bagusnya itu makan bareng keluarga. Nanti kalau Mamah sama Papah mati, pasti kamu bakalan menyesal!" omel Arni seraya berkacak pinggang. Dia mengguncang tubuh Zidan dengan kuat. Hingga putranya tersebut terpaksa bangkit dari tempat tidur.

Zidan berjalan gontai menuju meja makan. Dia segera duduk sambil mengusap matanya berulang kali. Mencoba melawan rasa kantuk sebisa mungkin. Sekarang lelaki itu duduk sambil menopang kepala dengan satu tangan.

"Zidan? Leher kamu kenapa?" tegur Wira. Atensinya tertuju ke leher Zidan yang tampak agak memar dan kemerahan.

Mata Zidan langsung terbelalak. Dia reflek menutup tanda gigitan yang ada di leher. Zidan sontak dirundung perasaan panik.

"I-ini karena tadi malam!" jawab Zidan tergagap. Matanya meliar ke segala arah. Berusaha menemukan alasan yang kuat.

"Emang kamu ngapain tadi malam? Coba Mamah lihat." Arni menghampiri Zidan. Mencoba melihat leher sang putra lebih dekat.

Zidan tidak mengizinkan Arni memeriksa lehernya. Dia menutupi bekas gigitan Zerin dengan kerah baju.

Arni memaksa. Dia bersikeras melihat leher Zidan. Hingga akhirnya sang putra tak bisa berkutik.

"Ini kayak bekas gigitan," duga Arni dengan kening yang mengernyit.

"Hahaha! Aku digigit vampir, Mah." Zidan tertawa hambar. Dia sengaja bercanda agar bisa mengulur waktu. Hal itu karena dirinya masih belum bisa menemukan alasan yang tepat.

Plak!

Arni langsung menggeplak bagian belakang kepala Zidan. Dia tentu tidak percaya dengan pernyataan putranya.

"Yang benar kamu!" desak Arni.

Zidan berhenti tertawa. Ia berucap, "Ini bukan apa-apa. Tadi malam aku tanding tinju sama temanku di gym. Kebetulan orang yang jadi lawanku tiba-tiba menggigit karena nggak mau kalah."

"Sampai gigit segala? Seram banget," komentar Wira sambil geleng-geleng kepala. Walaupun begitu, dia dan Arni mempercayai perkataan Zidan.

"Terus kamu nggak kalah kan?" tanya Arni. Dia terlihat sudah duduk ke kursi. Siap menyantap hidangan di meja.

"Ya iyalah. Mana mungkin aku kalah," sahut Zidan. Dia kini bisa mendengus lega.

...***...

Zerin baru saja tiba di kampus. Dia berlari sambil memegang sebuah buku tebal berjudul Anatomi Manusia. Baru kali ini Zerin datang terlambat.

Saat tiba di kelas, Zerin merasa lega. Sebab dosen yang mengajar belum masuk. Padahal waktu masuk kelas sudah lewat sepuluh menit.

"Tumben telat. Kecapekan ya?" ucap Gita.

"Eh, Zerin hari ini punya mata panda. Kamu bergadang ya tadi malam?" Astrid ikut menimpali.

"Aku cuman kecapekan." Zerin menjawab singkat. Dia segera menempati tempat duduknya. Lalu merebahkan kepala di atas dua tangan yang terlipat. Matanya langsung terpejam rapat.

Astrid dan kawan-kawan mencoba memahami. Mereka kembali mengobrol. Membicarakan perihal Kinar yang sudah berhasil menarik perhatian Zidan ketika di gym.

"Ah... Sayang banget tadi malam aku nggak ikut. Harusnya aku nggak usah ikut pergi ke rumah nenek!" keluh Astrid. Tadi malam dia memang tidak ikut ke gym. Itu karena Astrid memiliki acara keluarga yang harus dihadiri.

Tak lama kemudian, Pak Ferry selaku dosen yang mengajar datang. Semua mahasiswa bergegas kembali ke tempat duduk. Kinar juga tidak lupa untuk membangunkan Zerin.

Dengan terpaksa, Zerin membuka lebar matanya. Ia memaksakan diri untuk memperhatikan materi yang diberikan Pak Ferry.

Namun ketika di tengah-tengah pelajaran berlangsung, rasa kantuk kembali menyerang. Zerin akhirnya memejamkan mata lagi. Dia jatuh ke dalam lelap.

Sialnya Pak Ferry berhasil memergoki Zerin. Karena kebetulan sekali perempuan itu duduk di baris kedua dari depan.

"Sepertinya ada teman kita yang asyik jalan-jalan di dunia mimpi," ungkap Pak Ferry sambil berjalan menghampiri Zerin. Melambaikan satu tangan ke depan wajah perempuan tersebut.

Semua orang di kelas cekikikan. Terlebih Zerin sama sekali tidak bergeming. Dia tertidur sangat nyenyak.

Terpopuler

Comments

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

tumben jm segini blm up Thor?

2022-10-14

1

Nur Adam

Nur Adam

lnjut

2022-10-14

1

Adila Ardani

Adila Ardani

zerin sadar donk jgn mau di mampaatin Zidan lebih menjauh

2022-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!