Bab 16 - Semalaman Di Mobil

Setiap manusia punya monster tersembunyi dalam diri masing-masing. Hanya saja, monter itu tidak terbangun di setiap waktu - Auraliv.

...༻∅༺...

Zerin menatap Zidan. Entah kenapa dia berharap lelaki itu untuk mendekat.

"Temui aku di mobil setelah ini!" titah Zidan sembari beranjak dari hadapan Zerin.

"Mobil?" Zerin menuntut jawaban.

"Apa aku perlu menjelaskannya? Aku yakin kau mengerti," sahut Zidan. Tanpa menoleh ke belakang.

Zidan kembali bergabung bersama teman-temannya. Ia tentu tidak lupa membawakan minuman yang dirinya janjikan.

Tidak lama setelah itu, Zerin muncul. Dia saling mengobrol sebentar dengan Gita dan Kinar. Lalu barulah pergi lebih dulu meninggalkan gym.

Zidan melangkah senada bersama Ernest dan Jaka. Ernest lagi-lagi membicarakan tentang Zerin.

"Aku tahu Zerin itu cantik banget. Tapi tahap suka kamu itu sudah berlebihan tahu nggak," tukas Jaka.

"Lagian Zerin nggak semenarik itu kok," sahut Zidan sinis.

"Oke! Jadi kalian berdua fix nggak suka Zerin ya? Setidaknya aku nggak punya saingan di lingkaran pertemanan ini," cetus Ernest seraya menatap Zidan dan Jaka secara bergantian.

"Ya! Lewatkan aku. Zerin bukan tipeku!" tegas Zidan dengan raut wajah tak acuhnya.

"Aku suka sih sama Zerin. Tapi cuman sekedar kagum biasa. Jadi aku relakan dia buatmu saja, Nest." Jaka menepuk pundak Ernest.

"Siap! Kalian the best!" Ernest kegirangan. Dia merangkul Zidan beserta Jaka sekaligus. Mereka segera pulang dengan menggunakan mobil masing-masing.

Zerin masih belum pulang. Ia berbohong kepada Gita dan Kinar bahwa dirinya dijemput oleh sopir. Padahal dia ingin menemui Zidan.

Selepas memastikan semua orang pergi, Zerin mendatangi Zidan. Ia langsung masuk ke dalam mobil. Sedangkan Zidan sendiri tampak duduk tenang di depan kemudi.

"Mau ngapain?" tanya Zerin dengan mata yang mendelik.

Zidan hanya diam. Dia menjalankan mobil untuk meninggalkan area gym. Dirinya memberhentikan mobil di pinggiran jalan sepi. Dimana hanya ada pepohonan rindang dari sisi kiri maupun kanan.

"Jangan bilang kau beneran psikopat? Mau bunuh aku?!" timpal Zerin dalam pose menghindar waspada.

Zidan tergelak kecil. Dia lagi-lagi hanya diam. Kemudian melepas pakaian atasan.

"Sekarang kau sebaiknya juga lepas baju," saran Zidan.

Zerin mematung. Meski Zidan tidak mengatakan apapun. Namun dia mengerti dengan apa yang ingin dilakukan lelaki tersebut.

"Kau mau membuatku menunggu semalaman?!" Zidan mendesak.

Zerin memutar bola mata jengah. Ia segera menanggalkan pakaian satu per satu.

"Aku ingin kau membelikanku apartemen," ucap Zerin. Ia sudah melepaskan bra serta celana legging. Kini hanya menyisakan celana da-lamnya yang berwarna hitam.

"Belilah dengan uang satu milyarmu itu!" sahut Zidan.

"Itu untuk simpanan kuliahku. Aku tidak ingin memakainya."

"Ya sudah. Maka aku akan menyebarkan fotomu ke internet."

Zerin terkekeh. "Kalau begitu aku juga akan melakukannya," ujarnya. Balas mengancam.

"Aku serius!" geram Zidan.

"Aku juga--"

"Diamlah! Aku tahu kau juga menginginkanku," potong Zidan. Dia langsung menyambar bibir Zerin. Ciuman panas seketika terjadi.

Di sisi lain, Lia sedang menunggu kepulangan Zerin. Waktu sudah menunjukkan jam dua belas malam. Tetapi putri sulungnya itu belum juga pulang dari gym. Lia sontak dirundung perasaan khawatir.

"Aku coba telepon Kak Zerin ya, Bu." Amira berujar sambil mengambil ponsel. Lalu mencoba menghubungi sang kakak. Namun dia tidak mendapatkan jawaban sama sekali.

"Gimana, Mir?" tanya Lia.

"Nggak dijawab, Bu. Mungkin Kak Zerin ada tugas kuliah mendadak seperti biasa." Amira berusaha keras untuk menenangkan Lia. Mengingat dia sudah sering menemui kakaknya pulang larut malam. Tetapi tidak untuk Lia.

"Ibu sebaiknya tidur. Aku yakin Kak Zerin pasti pulang," usul Amira sembari memegang lembut pundak Lia.

"Kamu aja yang tidur. Ibu akan menunggu Zerin di sini. Soalnya nggak biasanya kakakmu itu pulang larut malam," ujar Lia. Dia memutuskan menunggu kepulangan Zerin. Wanita itu bahkan rela tidur di sofa lusuh depan televisi.

Saat ponsel berdering, Zerin justru sibuk mende-sah bersama Zidan. Keduanya sibuk bercinta di kursi belakang. Kegiatan intim yang terjadi membuat mobil bergerak seolah hidup.

Zidan yang baru saja mencapai puncak, segera melepaskan diri dari Zerin. Keduanya saling beristirahat.

Zerin memeriksa ponsel. Dia panik ketika mendapat banyak panggilan dari Amira serta pesan dari Adi. Zerin segera memberitahukan Amira kalau dirinya menginap di rumah teman. Sementara itu, dia juga tidak lupa membalas semua pesan dari Adi.

Senyuman mengembang di wajah Zerin. Terutama saat menerima perhatian dari Adi yang hanya berupa pesan. Lelaki itu sangat manis dan baik. Besok bahkan Adi mengajaknya berbelanja. Sebagai perempuan, Zerin tentu sangat senang.

"Kenapa senyum-senyum nggak jelas? Gila ya?" tukas Zidan.

Zerin tidak menggubris teguran Zidan. Dia terlalu asyik berbalas pesan dengan Adi.

"Aku akan memberimu apartemen. Kebetulan aku punya tiga unit yang kebetulan tidak terpakai." Zidan kembali bersuara. Namun Zerin lagi-lagi mengabaikan.

Kesal terhadap sikap Zerin, Zidan merebut ponsel perempuan itu. Dia segera membaca semua percakapan pesan Adi dan Zerin.

"Hei!" Zerin tak terima. Ia mencoba mengambil ponselnya kembali. Akan tetapi Zidan sigap mengapit lehernya dengan siku. Zerin sontak tidak bisa bergerak.

"Saat bersamaku, kau tidak boleh berhubungan dengan lelaki lain!" kata Zidan dengan dahi yang berkerut.

"Apa urusanmu?! Siapa kau yang berani mengatur hidupku!" balas Zerin yang masih mencoba merebut kembali ponselnya.

"Aku bilang tidak boleh! Jika kau tidak bersamaku, terserah kau mau apa dengan lelaki lain! Asal jangan nekat berhubungan intim!" tegas Zidan lagi.

Kesal dengan kekangan tangan Zidan, Zerin menggigit lengan lelaki itu. Zidan sontak melepaskan. Namun dia masih belum mengembalikan ponsel Zerin.

Dengan cepat Zidan menyudutkan Zerin ke sandaran kursi. Ia menenggelamkan wajah ke leher Zerin. Melu-mat kulit putih perempuan tersebut. Kemudian menggigitnya sampai Zerin berteriak.

"Zidan! Kau menggigitku!" protes Zerin sambil memukul punggung Zidan sekuat tenaga. Namun lelaki itu tak bergeming.

Gigitan Zidan memang kuat.Tetapi tidak berlangsung lama. Dia kembali memberi kecupan lembut, lalu segera melepaskan Zerin.

Saat itulah Zerin balas mendorong. Sampai Zidan telentang ke kursi. Perempuan tersebut tidak tahu apa yang terjadi kepada dirinya. Namun dia berniat melakukan hal serupa seperti Zidan.

Gigitan di tempat yang sama diberikan Zerin. Zidan hanya bisa mengangakan mulut sambil memejamkan mata.

Zerin mengangkat kepalanya. Posisinya sekarang berada di atas badan Zidan. Keduanya saling bertukar pandang sejenak.

"Sial!" rutuk Zerin. Ia membenci Zidan. Akan tetapi tak bisa menahan diri untuk tidak mencium bibir lelaki tersebut. Untuk kali kedua, persenggamaan terjadi. Bahkan ada aksi saling dorong-mendorong dari Zerin dan Zidan. Gairah mereka sama-sama memuncak.

Zidan membiarkan Zerin duduk di atas pangkuan. Perempuan itu bergerak naik turun dengan intens. Memperdengarkan lenguhan serta tepukan daging. Sesekali Zerin dan Zidan saling menyatukan mulut untuk melakukan pergumulan lidah.

Baik Zerin dan Zidan, wajah mereka sama-sama memerah. Keduanya tidak bicara lagi dan hanya asyik bercumbu.

Kala melepaskan penyatuan, Zerin dan Zidan memanfaatkan waktu dengan saling memanjakan tubuh satu sama lain secara bergantian. Mereka melakukannya sampai puas. Hingga ronde ketiga kembali dilakukan saat waktu menunjukkan jam empat pagi.

Mobil kembali bergoyang. Ditemani oleh derasnya hujan yang baru saja turun. Suara erangan Zerin dan Zidan menjadi tersamarkan karena suara hujan. Keduanya mengakhiri kegiatan intim ketika sadar kalau langit sudah mulai terang.

Sekarang Zerin dan Zidan sudah mengenakan pakaian masing-masing. Mereka juga telah duduk ke kursi depan.

Zerin mengarahkan kaca spion ke arahnya. Dia memasamkan wajah saat melihat bekas gigitan Zidan terlihat jelas di lehernya.

"Gigitanmu mengganggu penampilanku!" imbuh Zerin. Melirik tajam ke arah Zidan.

"Kau pikir punyamu tidak?!" balas Zidan. Ia memperlihatkan gigitan Zerin yang juga membekas jelas di kulit putihnya.

"Kau monster!" cibir Zerin. Jujur saja, matanya dan Zidan tampak mengantuk. Hal itu akibat aktifitas yang mereka lakukan semalaman.

Zidan terperangah. "Kau pun sama!" sahutnya. Tak ingin kalah.

Terpopuler

Comments

NatalieLaurentRenes

NatalieLaurentRenes

bab ini yg terakhir sumpah lucu rasaku

2022-11-29

1

Adila Ardani

Adila Ardani

lanjut

2022-10-13

1

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

alah blnglh Zidan kmu cinta sama Zairin 😁
jdi penasaran klw konflik Zairin foto nya disebarkan terus Zairin drop,terus dia frustasi dan menghilang pasti zidan merasa kehilangan 😭

2022-10-13

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!