Rahasia memang bisa dijaga. Namun bisa juga mengancam dirimu - Auraliv.
...༻∅༺...
Suasana klub malam dipenuhi oleh lampu redup berwarna-warni. Zerin duduk sambil menyilangkan kaki. Dia mengenakan kaos baju ketat dan rok mini. Belahan dada dan pangkal pahanya terlihat jelas.
Demi bisa menunjang penampilan untuk berkuliah di fakultas kedokteran, Zerin rela terjun ke dunia malam. Sekarang begitulah jadinya dia. Menjalani keseharian dengan menghadapi lelaki hidung belang.
Rokok tersemat di antara jari-jemari Zerin. Dia menunggu pelanggannya yang masih dalam perjalanan.
Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh pundak Zerin. Gadis itu reflek menoleh.
Mata Zerin terbelalak saat melihat orang yang ada di hadapannya bukan orang asing. Dia tidak lain adalah Zidan.
"Zi-Zidan..." Zerin kaget bukan kepalang. Dia juga merasa sangat malu. Mengingat pekerjaannya sebagai sugar baby selalu dirahasiakan dari semua orang.
"Hai, Rin." Zidan mengembangkan senyuman lebar. Satu alisnya terangkat.
Zerin langsung mematikan rokok. Lalu berdiri menghadap Zidan.
"Apa yang kau lakukan di sini?" timpal Zerin.
"Bukankah harusnya aku yang bertanya begitu?" balas Zidan dengan senyuman remeh. Memperhatikan penampilan Zerin dari ujung kaki sampai kepala. Lelaki itu telan ludah sendiri ketika menyaksikan lekuk tubuh Zerin yang seksi.
"A-apa maksudmu?" Kini Zerin yang meneguk salivanya sendiri. Berharap Zidan belum tahu apa-apa tentang pekerjaannya.
Reputasi adalah hal terpenting bagi Zerin. Ia akan melakukan apa saja agar reputasinya selalu terlihat baik di mata orang. Terutama di kampus.
"Awalnya aku tidak percaya kalau gadis yang kulihat adalah kau. Tapi ternyata..." Zidan geleng-geleng kepala. "Dari pakaian minim itu, aku bisa menduga apa yang sedang kau lakukan di sini," lanjutnya.
Zerin terkesiap. Sekarang dia dapat mengira kalau Zidan sudah tahu kalau dirinya memiliki pekerjaan yang tidak-tidak.
Dengan cepat Zerin meraih tangan Zidan. Membawa lelaki itu jauh dari keramaian. Tepatnya ke sebuah lorong menuju toilet.
"Aku mohon, rahasiakan apa yang kamu tahu dari siapapun. Terutama dari ibuku," mohon Zerin. Ia selalu beranggapan kalau Zidan merupakan pemuda baik seperti kedua orang tuanya. Sebab keluarga Dirgantara memang dikenal memiliki reputasi sangat bagus di mata semua orang. Termasuk Zerin sendiri.
"Aku sudah membantu merahasiakan identitasmu. Tapi kalau masalah ini, sepertinya kau harus membayar." Zidan menyilangkan tangan di dada. Sedikit mencondongkan wajahnya ke hadapan Zerin. Hingga jarak wajah di antara keduanya hanya helat beberapa inci.
"Membayar?" Mata Zerin menampakkan binar getir.
"Iya. Kau harus membayar," terang Zidan sambil melayangkan tatapan tajam. Tatapan itu sukses membuat gadis di hadapannya mundur satu langkah.
Deg!
Zerin terhenyak. Ia tidak menyangka sosok Zidan yang dikiranya akan baik, ternyata bersikap begitu. Setelah dipikir-pikir, kehadiran Zidan di klub malam memang terasa janggal. Dia yakin lelaki itu sudah biasa datang ke diskotik.
"Kau tidak hanya menerima Om-om itu kan?" ujar Zidan.
"Maksudmu?" sahut Zerin. Masih tak mengerti.
Zidan berseringai. Dia mendekatkan mulut ke telinga Zerin.
"Kau pasti tahu. Aku tidak perlu menjelaskan..." desis Zidan sembari mengaitkan anak rambut Zerin ke daun telinga. Lalu membaui aroma khas dari gadis itu.
Semenjak menyaksikan Zerin mengenakan pakaian seksi, Zidan mulai tertarik kepada gadis tersebut. Terlebih malam itu dia memang tengah mencari wanita bayaran untuk bercinta dengannya.
"Kau menginginkan jasaku?" Zerin memastikan.
"Bisa dibilang begitu. Ayo kita ke hotel. Kita bisa melakukannya di sana," usul Zidan yang tampak tenang.
Mata Zerin membulat, ketika merasakan tangan Zidan menyingkap roknya. Menyentuh lembut area pangkal pahanya.
Darah disekujur badan Zerin berdesir hebat. Ia bahkan sampai reflek menutup mata.
"Dari responmu, aku yakin kau juga menginginkanku." Zidan lagi-lagi berbisik.
"Tapi aku masih perawan! Kau pikir aku akan menyerahkannya semudah itu? Setelah perjuanganku untuk mempertahankannya dari Om-Om itu?!" tukas Zerin panjang lebar.
"Bwahahaha!" Zidan malah tergelak lepas. "Perawan? Kau pikir aku percaya? Bagaimana mereka bisa puas saat bersamamu?! Jelas itu tidak mungkin!" tambahnya tak percaya.
"Terserah apa katamu. Tapi aku tidak akan menyerahkan keperawananku semudah itu!" balas Zerin.
Zidan tersenyum miring. "Jadi kau tidak peduli kalau aku akan menyebarkan rahasiamu?" tukasnya. Membuat Zerin langsung merasa tertohok.
Zerin berpikir keras. Jika dia menolak, pasti Zidan akan menyebarkan rahasianya. Usai cukup lama menimbang-nimbang, Zerin akhirnya membuat keputusan akhir.
"Lima ratus juta! Kau bisa memakai jasaku. Tapi aku tidak bersedia melakukan hubungan intim!" kata Zerin.
Zidan terkekeh. Namun itu tidak berlangsung lama. Dia segera merubah mimik wajahnya menjadi serius. "Katakan kepadaku, bagaimana kau memuaskan gairah pelangganmu tanpa berhubungan intim?" tanya-nya.
"Aku yakin kau tahu," jawab Zerin.
Zidan lantas berpikir. Sampai atensinya tertuju ke arah bibir Zerin. Kini dia mengerti bagaimana cara gadis itu memuaskan para lelaki hidung belang.
"Kau melakukan oral sek-s?" tebak Zidan. Ia mengusap kasar wajahnya. Dirinya tidak menyangka Zerin yang tampak polos bisa seliar itu. "Wow... Sudah berapa pisang yang kau makan, Rin?" timpalnya dengan tatapan remeh.
"Jangan coba-coba menghinaku! Aku begini bukan berarti tidak punya harga diri!" tegas Zerin.
"Tapi aku yakin kau akan menyerahkan harga dirimu jika aku membayar mahal! Bagaimana jika aku tawarkan satu milyar untuk membeli keperawananmu." Zidan memasukkan dua tangan ke saku celana. Menanti jawaban Zerin sambil tersenyum. Dia yakin gadis seperti Zerin pasti akan goyah ketika mendengar jumlah uang yang banyak.
Zerin terdiam seribu bahasa. Satu milyar tentu adalah jumlah besar yang pernah ditawarkan kepadanya. Apalagi Zidan menawarkannya dengan jaminan akan merahasiakan segalanya. Termasuk mengenai pekerjaan Zerin sebagai sugar baby.
Kebetulan juga Zerin sangat memerlukan uang yang banyak sekarang. Selain untuk biaya kuliah, tetapi juga membayar hutang mendiang sang ayah.
"Tik tok, tik tok. Kau mau bercinta denganku, atau memilih semua rahasiamu disebarkan?" Zidan mendesak.
"Ba-baiklah! Satu milyar. Aku akan melakukannya," kata Zerin. Membuat senyuman Zidan sontak melebar.
"Bagus. Akhirnya aku menemukan wanita yang tepat," ucap Zidan sembari membelai rambut Zerin. Keduanya segera pergi ke hotel terdekat.
...***...
Zidan dan Zerin baru saja memasuki kamar. Zidan tampak sudah melepas pakaian atasan. Namun tidak untuk Zerin yang terlihat mematung di tempat.
"Kau kenapa? Gugup?" tanya Zidan.
"Menurutmu?" balas Zerin. Berlagak seolah baik-baik saja. Padahal dia merasa sangat berat untuk menyerahkan keperawanannya. Keraguan juga sempat menghantui Zerin untuk merubah pikiran. Tetapi karena Zidan mengetahui semua rahasianya, dia merasa menolak adalah pilihan terburuk.
"Kau mau aku yang melepas pakaianmu?" tawar Zidan sembari mendekat.
"Tidak. Aku bisa sendiri," tolak Zerin. Dia segera melepas pakaian satu per satu.
Zidan terus memperhatikan. Dia terlihat masih mengenakan celana pendek. Zidan belum sepenuhnya melepas pakaian.
Ketika Zerin sudah menanggalkan seluruh pakaian di badannya, saat itulah Zidan menyerang dengan ciuman bibir yang ganas. Dua tangan pria itu menelisik setiap jengkal tubuh Zerin. Memberikan getaran kuat pada seluruh pori-pori Zerin.
"Mmmph..." Zerin bergumam nikmat. Nafasnya dan Zidan mulai memburu.
Puas menikmati bibir Zerin, Zidan beralih ke ceruk leher. Sedangkan tangannya sibuk mencengkeram dua buah dada Zerin yang terbilang besar.
"Akh..." Zerin merasa tubuhnya begitu ringan. Dia yang tadinya sempat takut, secara alami menikmati semua permainan Zidan. Dirinya berpegang erat pada punggung Zidan yang kokoh. Saat itulah lelaki tersebut mendorongnya ke ranjang. Tubuh Zerin yang polos tanpa sehelai kain itu terhempas ke benda empuk tersebut.
Zerin menggigit bibir bawahnya. Dua kakinya menggeliat tidak karuan. Ia menatap Zidan seolah menginginkan sentuhan lebih.
Zidan berseringai. Atensinya tidak terlepas dari gadis tanpa pakaian yang sedang telentang di ranjang. Dia tiba-tiba beranjak. Membuat Zerin sontak mengerutkan dahi. Apa lelaki itu sengaja mempermainkannya? Kegelisahan kembali menyelimuti Zerin.
Zidan meraih celananya yang tergeletak di lantai. Ia mengambil ponsel dari saku celana. Lalu kembali ke hadapan Zerin.
"Kau mau apa?" tanya Zerin seraya duduk tegak.
Zidan tidak menjawab. Dia justru mendorong Zerin agar bisa kembali telentang. Gadis itu sontak terhempas ke ranjang lagi.
Cekrek!
Sebuah foto diambil oleh Zidan. Zerin tentu tidak menduga akan hal itu.
"Sial! Kau mengambil fotoku?!" geram Zerin tak terima.
"Kau tenang saja. Aku tidak akan menyebarkannya. Biasanya aku menggunakan kamera. Tapi karena kameranya tidak terbawa, jadi aku menggunakan ponsel. Aku akan jadikan ini sebagai koleksiku," ujar Zidan.
Zerin terperangah tak percaya. Zidan ternyata lebih hina dari yang dirinya duga.
"Kau psiko! Aku tidak--" ucapan Zerin terhenti saat tangan Zidan sigap membekapnya.
Zidan bergegas melepas celana. Sampai dia benar-benar telanjang seperti Zerin. Lalu memposisikan diri berada di atas badan gadis tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Indri Ani40
bentar..bentar licik si zidan😄😄😄😄, photo ITU bs dijadikn senjata
2023-09-24
0
lovely
s Zidan penjahat kelamin parahhhh Lo zerin dapat s Zidan ktiban sial realnya 😠🥵
2022-12-25
0
💕febhy ajah💕
uhhhh zidan udah celap celup tp zerin mulut atas aja yg nga perawan klau dibawah masih perawan.
2022-12-10
0