Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin

Memanfaatkan peluang terlalu lama adalah keuntungan besar. Tetapi terkadang ada yang akan dirugikan - Auraliv.

...༻∅༺...

Zerin segera memutuskan pandangannya dari Zidan. Terutama saat Gita memberikan senggolan secara tiba-tiba.

"Tuh Kak Adi datang. Dia pasti cari kamu lagi," bisik Gita. Astrid dan Kinar lantas mengangguk. Keduanya setuju dengan dugaan Gita.

Zerin mengembangkan senyuman tipis. Apalagi ketika lelaki yang dibicarakan teman-temannya benar-benar mendekat. Adi membawakan kotak berisi makanan untuk Zerin.

"Nih! Aku bawain salad. Biar sehat dan makin cantik," ujar Adi sembari tersenyum lebar. Ia merupakan dokter koas yang sengaja datang ke kantin kampus hanya untuk bertemu Zerin. Rumah sakit Wijaya Dirgantara sendiri berada tidak jauh dari lokasi Universitas.

"Makasih, Kak. Kenapa repot-repot banget? Aku jadi nggak enak." Zerin berdiri untuk menerima salad pemberian Adi. Dia tidak pernah melewatkan keuntungan dari kecantikan serta kepopulerannya di kampus.

"Santai aja, Rin. Nanti aku chat ya. Dan balasnya jangan lama-lama!" kata Adi yang langsung direspon dengan anggukan kepala oleh Zerin. Lelaki tersebut segera beranjak dari kantin.

Usai Adi pergi, Zerin segera membagikan salad untuk ketiga temannya. Astrid dan kawan-kawan tentu dengan senang hati menerima.

"Setelah ini, pasti Erik yang datang. Ayo kita taruhan, laki-laki mana yang akan dekatin Zerin habis ini," cetus Kinar sembari menikmati salad pemberian Zerin.

"Ernest kayaknya yang paling dekat tuh." Astrid melirik ke arah meja dimana Ernest duduk. Saat itulah atensinya tertuju pada Zidan.

"Eh, aku hampir lupa bahas tentang Zidan! Dari dekat ternyata dia lebih keren. OMG..." Astrid melanjutkan dengan nada berbisik. Ia menangkup wajah seraya melirik ke arah Zidan.

"Ernest sama Jaka kayaknya udah jadi teman dekatnya." Gita balas berbisik. Ia menopang dagu dengan satu tangan. Ikut-ikutan memandangi Zidan.

Jika Zerin menjadi pusat perhatian banyak lelaki, hal yang sama juga terjadi kepada Zidan. Lelaki itu tengah mencuri banyak pasang mata para kaum hawa.

Zerin yang mendengar pembicaraan teman-temannya, menghembuskan nafas berat. Dia selalu malas mendengar pembahasan tentang Zidan. Terlebih teman-temannya terlalu berlebihan.

Di sisi lain, Zidan merasakan hal serupa dengan Zerin. Karena kedua temannya tidak berhenti membicarakan Zerin. Terutama Ernest yang terkesan seakan sudah jatuh cinta.

"Apa menariknya Zerin sih? Kalian ngomongin dia mulu. Bosan tahu nggak," keluh Zidan dengan dahi yang berkerut.

"Jangan ngomong begitu, Dan. Ernest emang sejak awal sudah masuk daftar lelaki yang nggak menyerah kejar-kejar Zerin," sahut Jaka menjelaskan.

"Sorry ya, Dan. Kalau topik tentang Zerin ngebosenin. Tapi aku udah jatuh hati sama dia pas pertama kali lihat," ucap Ernest sambil mencuri pandang ke arah Zerin.

Plak!

Zidan menggeplak jidat Ernest. "Kalau suka kenapa nggak ditembak?" tukasnya sebal.

"Udah, Dan! Ernest sudah berapa kali nembak Zerin. Cuman selalu ditolak. Katanya sampai sekarang nggak ada lelaki yang pernah diterima Zerin buat jadi pacar," tanggap Jaka.

"Oh... Pantas pada banyak orang yang antri dekatin dia." Zidan menyimpulkan sambil menyeringai remeh. Dia semakin kagum dengan kelakuan Zerin. Zidan dapat menduga kalau perempuan tersebut sengaja melakukan itu. Dengan tujuan agar bisa mendapat keuntungan lebih banyak.

'Dia seperti rubah yang licik,' batin Zidan berkomentar. Matanya lagi-lagi bersibobrok dengan Zerin. Namun itu tidak berlangsung lama. Sebab Zerin buru-buru membuang muka.

Tak lama kemudian, lelaki bernama Vino menghampiri Zerin. Kebetulan dia salah satu lelaki yang juga tidak pernah menyerah mendekati Zerin.

"Rin! Chatku kenapa nggak pernah dibalas? Tega banget kamu ya," timpal Vino sembari menarik kursi ke sebelah Zerin. Lalu mendudukinya.

"Maaf ya, Vin. Aku sibuk banget. Nanti aku balas deh." Zerin berkilah. Dia tentu hanya membalas pesan dari lelaki tertentu. Terutama yang disukainya dan memiliki banyak uang.

"Haish! Tega sih..." protes Vino dengan eskpresi memelas. Memandangi Zerin tanpa henti. Lelaki tersebut jelas sudah terang-terangan mengakui rasa sukanya.

"Eh, kita habis ini ada kelas Pak Erman kan? Mending kita ke kelas sekarang," imbuh Zerin sembari bangkit dari tempat duduk. Dia merasa tidak nyaman dengan gangguan Vino.

"Maaf ya, Vin. Aku sama yang lain pergi dulu." Zerin mengajak teman-temannya pergi. Mereka mendatangi meja kasir terlebih dahulu.

Bertepatan dengan itu, Ernest juga mengajak Zidan dan Jaka untuk ke meja kasir. Zidan dan Jaka menurut saja. Keduanya mengekori Ernest dari belakang.

"Seperti biasa. Ernest bakalan bayarin makanan dan minuman yang dimakan Zerin," cicit Jaka ke telinga Zidan.

Senyuman meremehkan terukir di wajah Zidan. Ia mengamati Zerin dari belakang. Perempuan tersebut terlihat merespon baik traktiran Ernest.

Sebuah ide jahil muncul dalam benak Zidan. Dengan sengaja dia menabrak Zerin dari belakang. Perempuan itu sontak hampir terhuyung ke depan. Minuman gelas yang dipegangnya sedikit tumpah ke kaos baju.

"Eh, sorry!" ucap Zidan dengan mimik wajah seolah menyesal. Dia bergegas mengambil tisu dan mencoba mengeringkan baju Zerin yang basah.

Zidan sebenarnya sengaja memancing amarah Zerin. Sebab perempuan tersebut selalu terlihat baik dan murah senyum saat di depan banyak orang.

Zerin sempat mendelik. Namun ketika sadar ada banyak orang yang melihat, dia memaksakan diri untuk tersenyum. Lalu berusaha menghentikan tindakan Zidan yang sibuk mengeringkan bajunya. Akan tetapi Zidan tidak membiarkan. Lelaki itu bersikeras ingin mengusap baju Zerin yang basah.

"Nggak apa-apa. Biar aku saja," ujar Zerin berpura-pura. Padahal hatinya merutuk Zidan berulang kali. Terlebih Zidan mengusapkan tisu ke area yang mendekati buah dadanya.

"Aku pikir itu sudah cukup." Zerin melangkah mundur untuk mejauhi Zidan.

"Sekali lagi maaf." Zidan mengukir senyuman singkat. Kemudian beranjak pergi lebih dulu. Lalu di iringi oleh Jaka dan Ernest.

"Sampai ketemu nanti ya, Rin. Dan maafin teman baruku itu. Namanya Zidan!" Ernest menyempatkan diri untuk bicara dengan Zerin. Selanjutnya, barulah dia menyusul Zidan dan Jaka.

Interaksi yang terjadi di antara Zidan dan Zerin sempat menarik perhatian banyak orang. Terutama dari teman-teman dekat mereka.

"Astaga... Kenapa yang beruntung Zerin terus sih. Aku juga mau ditabrak sama Zidan," cetus Gita yang merasa iri.

"Apalah kita yang cuman remahan peyeknya Zerin," sahut Astrid.

"Kalian kenapa ngomong gitu sih. Lagian tadi kan Zidan katanya nggak sengaja." Zerin membantah. Dia selalu tidak enak jika mendengar teman-temannya merasa iri.

"Santai aja, Rin. Kami nggak bisa bantah sih sama kecantikanmu. Yuk kita ke kelas!" Astrid merangkul Zerin. Meski seringkali merasa saling iri, pertemanan mereka tetap berlanjut.

Sebelum ke kelas, Zerin pergi ke toilet terlebih dahulu. Dia ditemani oleh Kinar yang kebetulan juga ingin buang air kecil. Saat itulah Zerin mendapat pesan dari Zidan. Pupil matanya langsung membesar.

'Bisa ketemu sekarang? Aku kebetulan juga lagi di toilet.' Begitulah bunyi pesan yang dikirim Zidan.

Zerin sudah bermain jari untuk membalas pesan. Namun belum sempat mengirim, sebuah foto tiba-tiba dikirim oleh Zidan. Foto telanjang Zerin yang diambil Zidan saat di hotel tempo hari.

Deg!

Zerin langsung menyimpan ponsel ke saku celana. Karena Kinar baru saja keluar dari bilik toilet.

"Kenapa, Rin? Kelihatan tegang banget?" tukas Kinar heran.

"Nggak apa-apa." Zerin mencoba bersikap normal. "Eh, kamu duluan aja ke kelas. Aku kayaknya mau setor lebih banyak. Tolong bilangin ke dosen ya," sambungnya.

"Ya ampun, kayaknya salad Kak Adi benar-benar bikin kau sehat," komentar Kinar. Dia pergi ke kelas lebih dulu.

Merasa keadaan aman, Zerin diam-diam keluar dari toilet. Lalu menghubungi Zidan.

Bunyi nada dering langsung terdengar dari toilet sebelah. Sosok Zidan keluar dan menarik tangan Zerin.

Terpopuler

Comments

zeaulayya

zeaulayya

Dichh malesssin banget nih zidan 😏

2022-10-08

1

Elisa Damayanti

Elisa Damayanti

licik banget si Zidan....

2022-10-08

1

Nunu

Nunu

lanjut Thor ... 😀😀

2022-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Rahasia Zerin
2 Bab 2 - Berbeda 180°
3 Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4 Bab 4 - Kelicikan Zidan
5 Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6 Bab 6 - Bersikap Normal
7 Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8 Bab 8 - Terjebak Permainan
9 Bab 9 - Noda Lipstik
10 Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11 Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12 Bab 12 - Money & Naked Women
13 Bab 13 - Larangan Zidan
14 Bab 14 - Bertemu Di Gym
15 Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16 Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17 Bab 17 - Gigitan Vampir
18 Bab 18 - Bogem Zerin
19 Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20 Bab 20 - Sakit
21 Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22 Bab 22 - Berhenti Saja?
23 Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24 Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25 Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26 Bab 26 - Bantuan Zidan
27 Bab 27 - Ancaman Zidan
28 Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29 Bab 29 - Kopi
30 Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31 Bab 31 - Di Restoran Jepang
32 Bab 32 - Ketahuan Ibu
33 Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34 Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35 Bab 35 - Cemburu?
36 Bab 36 - Model Kampus Baru
37 Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38 Bab 38 - Pengakuan
39 Bab 39 - Teman Makan Teman
40 Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41 Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42 Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43 Bab 43 - Nasib Ernest
44 Bab 44 - Ruang Gelap
45 Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46 Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47 Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48 Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49 Bab 49 - Ciuman Zidan
50 Bab 50 - Tentang Bali
51 Bab 51 - Amira Menghilang
52 Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53 Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54 Bab 54 - Gila!
55 Bab 55 - Nonton Berduaan
56 Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57 Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58 Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59 Bab 59 - Permainan Zidan
60 Bab 60 - Wira Tahu!
61 Bab 61 - Perihal Nikah
62 Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63 Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64 Bab 64 - Gangguan
65 Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66 Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67 Bab 67 - Kamar 301
68 Bab 68 - Hari Pertunangan
69 Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70 Bab 70 - Bisikan Kinar
71 Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72 Bab 72 - Masa Koas
73 Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74 Bab 74 - Tersebar!
75 Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76 Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77 Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78 Bab 78 - Membuat Tato
79 Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80 Bab 80 - Tidak Berfungsi
81 Bab 81 - Karma [1]
82 Bab 82 - Karma [2]
83 Bab 83 - Karma [3]
84 Bab 84 - Jebakan Ernest
85 Bab 85 - Lupakan Semuanya
86 Bab 86 - Mengadopsi Anak
87 Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88 Bab 88 - Aktif Kembali
89 Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90 Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92 Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93 Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94 Novel Genre Pria
95 Novel Genre Dark Terbaru
96 NOVEL BARU
97 Novel Baru Genre Dewasa
98 Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Rahasia Zerin
2
Bab 2 - Berbeda 180°
3
Bab 3 - Keperawanan Bernilai 1 Milyar
4
Bab 4 - Kelicikan Zidan
5
Bab 5 - Penghargaan Dari Zidan
6
Bab 6 - Bersikap Normal
7
Bab 7 - Antrian Lelaki Pemuja Zerin
8
Bab 8 - Terjebak Permainan
9
Bab 9 - Noda Lipstik
10
Bab 10 - Pembalasan Bar-Bar Zerin
11
Bab 11 - Bermulanya Kesepakatan
12
Bab 12 - Money & Naked Women
13
Bab 13 - Larangan Zidan
14
Bab 14 - Bertemu Di Gym
15
Bab 15 - Pil Untuk Zerin
16
Bab 16 - Semalaman Di Mobil
17
Bab 17 - Gigitan Vampir
18
Bab 18 - Bogem Zerin
19
Bab 19 - Kekhawatiran Zerin
20
Bab 20 - Sakit
21
Bab 21 - Ketika Dirimu Diam
22
Bab 22 - Berhenti Saja?
23
Bab 23 - Bertemu Pamannya Adi
24
Bab 24 - Jati Diri Zerin Yang Sebenarnya
25
Bab 25 - Hati Nurani Yang Telah Lama Terkubur
26
Bab 26 - Bantuan Zidan
27
Bab 27 - Ancaman Zidan
28
Bab 28 - Sama-Sama Bingung
29
Bab 29 - Kopi
30
Bab 30 - Music, Making Love, & Mothers
31
Bab 31 - Di Restoran Jepang
32
Bab 32 - Ketahuan Ibu
33
Bab 33 - Kekhawatiran Zerin
34
Bab 34 - Zidan Selalu Punya Cara
35
Bab 35 - Cemburu?
36
Bab 36 - Model Kampus Baru
37
Bab 37 - Dibuang Seperti Sampah
38
Bab 38 - Pengakuan
39
Bab 39 - Teman Makan Teman
40
Bab 40 - Alasan Zidan Tidak Melawan
41
Bab 41 - Perdebatan Di Telepon
42
Bab 42 - Gairah Zerin & Zidan
43
Bab 43 - Nasib Ernest
44
Bab 44 - Ruang Gelap
45
Bab 45 - Rencana Awal Go Publik
46
Bab 46 - Reaksi Orang Tua Zidan
47
Bab 47 - Malaikat Itu Kekasih Kakakku
48
Bab 48 - Rencana Balas Dendam Yang Gagal
49
Bab 49 - Ciuman Zidan
50
Bab 50 - Tentang Bali
51
Bab 51 - Amira Menghilang
52
Bab 52 - Minuman Mahal Untuk Zerin
53
Bab 53 - Gairah Di Tengah Hujan
54
Bab 54 - Gila!
55
Bab 55 - Nonton Berduaan
56
Bab 56 - Perjalanan Ke Bali
57
Bab 57 - Senjata Makan Tuan
58
Bab 58 - Zidan Berbuat Ulah Lagi
59
Bab 59 - Permainan Zidan
60
Bab 60 - Wira Tahu!
61
Bab 61 - Perihal Nikah
62
Bab 62 - Pengawasan Orang Tua
63
Bab 63 - Mata-Mata Dari Wira
64
Bab 64 - Gangguan
65
Bab 65 - Rencana Lamaran Zidan
66
Bab 66 - Lamaran Yang Terasa Begitu Tiba-Tiba
67
Bab 67 - Kamar 301
68
Bab 68 - Hari Pertunangan
69
Bab 69 - Pesan Teror Misterius
70
Bab 70 - Bisikan Kinar
71
Bab 71 - Pernikahan Super Mewah
72
Bab 72 - Masa Koas
73
Bab 73 - Akhirnya Tetap Ketahuan
74
Bab 74 - Tersebar!
75
Bab 75 - Bulan Madu Menjadi Pelarian
76
Bab 76 - Pesta Di Rumah Reza
77
Bab 77 - Insiden Setelah Pesta
78
Bab 78 - Membuat Tato
79
Bab 79 - Pasien Yang Meninggal
80
Bab 80 - Tidak Berfungsi
81
Bab 81 - Karma [1]
82
Bab 82 - Karma [2]
83
Bab 83 - Karma [3]
84
Bab 84 - Jebakan Ernest
85
Bab 85 - Lupakan Semuanya
86
Bab 86 - Mengadopsi Anak
87
Bab 87 - Seorang Anak Bernama Defan
88
Bab 88 - Aktif Kembali
89
Bab 89 - Kembalinya Gairah Cinta Zerin & Zidan
90
Bab 90 - Kematian & Kelahiran [Ending]
91
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
92
Bonus Chapter - Defan Pratama Dirgantara
93
Bonus Chapter - Giana Pelita Dirgantara
94
Novel Genre Pria
95
Novel Genre Dark Terbaru
96
NOVEL BARU
97
Novel Baru Genre Dewasa
98
Novel Baru [Bukan Sugar Baby Biasa]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!