Marco bergumam sendirian di depan kaca, dan mencoba semua ekspresi muka di wajahnya.
Michael hanya menghela nafas panjang saat melihat kakaknya yang bertingkah aneh.
Michael pun menelpon Jim, untuk meminta tolong padanya, agar ia dapat menemani Marco menggantikan Michael, untuk datang ke acara peluncuran buku baru Ella.
“Apa? Kau memintaku kemana?”
“Itu… aaa… Aku harus mengemas barang pindahan, bicara dengan pemilik rumah, dan juga membereskan semua pekerjaan paruh waktuku.”
“Kenapa kau bertele-tele sekali? Jangan basa-basi. Jadi, kau memintaku untuk pergi dengan Marco, untuk menghadiri acara wanita gila itu?”
“Ya. Begitulah. Bisakah kau?”
“Baiklah. Kirimi waktu dan lokasinya padaku.”
“Terima kasih, Jim. Kau sangat baik padaku.”
“Kau lebih pilih aku atau Marco?”
Michael langsung mematikan telepon nya saat Jim kembali bertanya hal bodoh itu.
Di tempat Jim, terlihat ia baru selesai membereskan kedai rumah makan ayam goreng miliknya.
*TIING*
Suara bel dan pintu terbuka, pertanda seorang pelanggan mendatangi kedainya.
“Selamat datang di kedai…”
Ucapan Jim terputus saat melihat bahwa Jane lah yang datang ke kedai itu.
Jane dan Jim telah lama saling mengenal, karena Michael merupakan sahabat baik Jim, sekaligus Jane berasal dari kampung halaman yang sama dengan Michael saat mereka kecil.
“Jane?” sapa Jim.
“Kau buka toko ayam goreng lagi?”
“Ya, begitulah. Duduklah dahulu. Aku akan menyiapkan minuman untukmu.”
Jane pun bergegas duduk di kursi, sembari menunggu Jim menyiapkan minuman untuknya.
“Kau mau bir?”
“Tidak. Jangan. Aku tak bisa minum bir, karena harus kembali sore ini.”
“Soda?”
“Baiklah. Aku minum soda saja.”
Jim kembali mengambil soda di dalam kulkas untuk Jane, lalu duduk bersama di kursi.
“Jadi, mengapa kau kemari, Jane? Kudengar kau pindah ke rumah sakit panti jompo di pinggir kota. Benarkah?”
“Ya, begitulah.”
Jawab Jane dengan melihat-lihat sekeliling.
“Kau akan pindah ke tempat lain lagi?”
Jane bertanya saat melihat tulisan ‘Toko Ini Disewakan’ di kedai makan Jim.
“Kau sudah mengenalku, bukan? Aku sudah sangat sering berpindah-pindah. Orang yang tak suka menetap di suatu tempat.”
Jane hanya tersenyum dan mengangguk saat mendengar ucapan Jim itu.
Sesekali Jane meneguk soda yang diberikan oleh Jim di botol.
“Omong-omong, apa semuanya baik-baik saja?” lanjut Jane.
“Seperti yang kau lihat, Jane. Aku sangat sehat, dan kedaiku juga berjalan seperti biasanya.”
“Bukan itu maksudku, tapi Michael. Bagaimana keadaannya?”
“Jane. Apa kau tahu? Michael sangatlah kasihan. Dia takkan menjalin hubungan dekat dengan siapapun.”
Jim meneguk gelas yang berisikan bir alkohol hingga habis, lalu melanjutkan ucapannya.
“Karena pada akhirnya, dia harus pindah ke tempat lain. Apa gunanya menjalin hubungan yang akan berakhir dalam satu tahun?”
“Kenapa dia terus berpindah?”
“Itu karena…”
“Karena apa?”
“Itu semua karena….”
Jane sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Jim. Ucapan Jim terputus-putus, karena ia sedang mabuk gara-gara alkohol yang ia minum dengan spontan.
“Semuanya karena kupu-kupu sialan itu!!!!”
Jim menuangkan alkohol ke dalam gelasnya lagi, lalu meneguknya hingga tak tersisa.
“Astaga. Kupu-kupu sialan!”
“Kupu-kupu?” tanya Jane penasaran.
Jim pun telah tertidur teler karena banyaknya alkohol yang ia konsumsi. Ia tertidur di meja kedainya sendiri.
Jane menghela nafas panjang, lalu meninggalkan Jim yang sudah tertidur pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments