“Benar. Kau sudah dewasa. Sebagai gantinya, aku akan coba meminta tanda tangannya.”
Michael berusaha meyakinkan Marco.
“Bertemu hanya bisa sekali, tapi tanda tangan bisa disimpan selamanya. Mana yang lebih baik menurutmu?”
“Tanda tangan,” jawab Marco
“Kau lebih menyukai diriku apa penulis Ella?”
*TUUUT!!!!
Marco langsung mematikan sambungan telepon, saat Michael bertanya.
“Halo, Kak? Kak?” Michael yang terus memanggil kakaknya.
Michael menghela nafas panjang, dan hanya bisa bersabar dengan kepribadian kakaknya yang aneh.
Akhirnya, Michael dapat menyeduh kopinya yang tertunda sedari tadi.
Setelah menyeduh kopi, Michael berjalan ke taman untuk duduk sembari melihat para pasien yang sedang bermain bersama temannya sembari menikmati kopinya.
Saat kopinya telah habis, Michael berjalan kembali masuk ke dalam RSJ, untuk melanjutkan pekerjaannya.
Saat Michael melewati taman bermain, ia melihat seorang wanita berpakaian serba hitam, berkacamata dan sedang merokok di kursi taman.
Wanita itu adalah Ella. Ella menikmati rokoknya dan mencabuti bunga-bunga yang berada disampingnya.
Michael yang melihat Ella sedang merokok, menghampirinya, karena, kawasan itu sendiri adalah kawasan bebas rokok.
Tapi peraturan itu tidak berlaku untuk Ella. Ella hanya datang kesana untuk memberikan dongeng kepada anak-anak yang tinggal di RSJ itu.
Michael pun menegur Ella yang sedang duduk.
“Permisi, Nona.”
Ella pun tak menggubris teguran Michael, apalagi melihatnya.
Michael pun mendekati Ella.
“Tolong rokoknya…”
“Aku hanya punya satu.”
“Aku tidak meminta rokokmu. Tolong matikan.”
“Aku baru saja mulai merokok.”
Ella terus membantah tanpa melihat siapa yang sedang berbicara padanya.
“Ini kawasan bebas rokok. Cepat matikan!”
Ella pun melepas kacamata yang ia pakai dan berdiri menatap Michael.
Disitulah tempat pertama kali Michael dan Ella bertemu.
Saat Ella berdiri dan menatap Michael, Ella sangat terpesona dengan paras wajah tampan Michael.
“Apa kau percaya dengan takdir?” tanya Ella.
“Apa katamu?”
Michael bingung dengan ucapan Ella.
“Jangan berpura-pura tidak mendengar.
Michael pun tak menggubris perkataan Ella.
Saat Michael akan mengambil rokok Ella yang masih di tangan, dengan cepat Ella menjauhkan tangannya yang sedang memegang rokok.
Ella menarik tangan Michael yang memegang gelas kopi yang telah habis, lalu mematikan rokoknya dengan memasukkannya ke dalam gelas Michael, lalu berkata,
“Siapa yang peduli dengan takdir? Saat dibutuhkan, kau muncul dihadapanku. Ini adalah takdir.”
Ella pun mengambil tasnya, lalu pergi meninggalkan Michael yang masih berdiri di tempatnya.
Ella menuju ke gedung tempat ia akan mendongeng, bercerita dengan para anak-anak di RSJ.
Di dalam gedung itu, terlihat semua anak-anak telah berkumpul untuk mendengarkan dongeng dari Ella Si Penulis terkenal di kota itu.
Lampu gedung itu dibuat redup, hanya ada satu lampu yang menyorot ke panggung untuk pendongeng.
Ella mulai memasuki gedung dan berjalan ke atas panggung, untuk duduk dan menceritakan dongengnya.
“AAAAAAA!!!!!! Ehm.”
Ditengah-tengah saat Ella mendongeng, ia terbatuk saat menirukan teriakan. Ella pun meminum air yang telah disediakan oleh panitia, lalu melanjutkannya.
“Anak lelaki itu terbangun lagi dari mimpi buruk.”
“Kenangan buruk dari masa lalu yang ingin dilupakan, muncul kembali dalam mimpinya tiap malam, dan terus mengganggu anak laki-laki itu.”
“Dia ketakutan untuk tidur. Suatu hari, dia mengunjungi penyihir dan memohon kepadanya.”
“Penyihir. Tolong hapuskan semua kenangan buruk di kepalaku, agar aku tidak bermimpi buruk lagi. Sebagai gantinya, aku akan menuruti semua apapun keinginanmu.”
“Seiring waktu, anak laki-laki itu tumbuh dewasa. Walaupun tak bermimpi buruk lagi, dia tidak bahagia sedikitpun.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments