Tom hanya menggelengkan kepala, karena heran melihat Ella.
“Astaga, Ella. Bagi anak-anak, stereotip lebih menakutkan daripada harimau dan cacar, dan kau meluruskannya? Kau memang hebat, Ella,”
*PLOK PLOK PLOK
Tom bertepuk tangan seakan menyindir Ella, dengan sifatnya yang sedikit aneh.
“Baiklah. Ayo, kita berangkat. Karena masih ada waktu sekitar 2 jam, kita bisa mampir ke salon terlebih dahulu,” ucap Tom.
“Untuk apa?” tanya Ella ketus.
“Kau tak bisa pergi seperti ini, Ella. Kau seperti Francesca yang akan melayat di pemakaman keluarga Addam!”
“Kau mau mengunjungi bangsal anak dengan pakaian seperti itu?” Ayolah, Ella. Kau pergi kesana untuk memberikan mimpi dan harapan, bukan untuk menakuti mereka,” ucap Tom.
“Katamu stereotip itu menakutkan?” tanya balik Ella.
“Kamu yang seperti ini, terlihat lebih menakutkan bagiku. Ella, tolonglah,” Tom memohon.
*CITTTTTT!!!
Ella mengambil pisau steak dan menggesekkannya ke piring, hingga membuat suara yang tak enak dirasakan oleh Tom.
“Argh. Baiklah, Ella. Hentikan itu! Aku akan meminta mereka untuk mendatangimu,” ucap Tom yang menutup telinganya.
Ella menghentikan perbuatannya itu, lalu mengelap pisaunya menggunakan tisu.
“Apa kau tahu alasanku menyukai restaurant ini?” tanya Ella.
“Karena steiknya sangat…”
“Bukan,” Ella memotong ucapan Tom.
“Pisau restaurant ini sangat tajam,” ucap Ella, lalu menggoreskan pisau itu ke jari telunjuknya.
“Kau lihat ini?,” ucap Ella yang menunjukkan jarinya, tanpa merasa kesakitan sedikitpun.
“Ella, jarimu berdarah,” ucap Tom yang semakin bingung melihat tingkah aneh Ella.
Ella mengelap jarinya yang berdarah menggunakan tisu dan memandangi pisau itu dan berkata,
“Pisau ini sangat cantik. Aku ingin memilikinya.”
Ella berdiri dan bergegas meninggalkan restoran itu dengan membawa pisau inventaris restoran.
Saat Ella berjalan keluar, ia hanya memamerkan pisau yang ia bawa kepada pelayan, dengan seenaknya.
“Permisi, Nona!” ucap pelayan itu yang melihat Ella membawa pisau milik restoran.
Tom kemudian menyusul dan memberi beberapa lembar uang dollar, sebagai ganti dari pisau yang diambil Ella.
“Tunggu sebentar,” ucap Tom yang kemudian mengeluarkan dompetnya dan memberi pelayan itu beberapa lembar uang.
Tom pun bergegas pergi menyusul Ella.
***
Masih di kota yang sama, seorang pria bernama Michael mendatangi pabrik tempat kakaknya bekerja.
Michael adalah seorang pria sederhana yang tinggal di pinggiran kota itu. Dia mempunyai paras yang cukup tampan, walau hanya seorang perawat di rumah sakit jiwa.
Michael bergegas meminta izin untuk absen dari pekerjaannya, karena harus mendatangi tempat kerja kakaknya, yang mempunyai sedikit gangguan kepribadian jiwa.
Michael mendapat panggilan dari pabrik itu, karena kakaknya yang sering membuat masalah disana.
Michael masuk ke ruang Manajer pabrik itu dan, diberitahu bahwa, Kakaknya akan dipecat dari sana.
Kakak Michael itu bernama Marco. Marco mempunyai sedikit gangguan kejiwaan, hingga membuat Marco tidak bisa bekerja dimanapun ia berada.
Sebenarnya, Michael sangat terbebani dengan penyakit kakaknya. Akan tetapi, ia harus tetap menjaga kakaknya.
Sebelum Bapak dan Ibu mereka meninggal, Michael diberi amanah untuk menjaga kakaknya yang mempunyai penyakit kejiwaan.
Setelah berbicara dengan Manajer pabrik, Michael keluar dari ruangan dan menuju mess Marco, lalu mengemasi barang-barang milik kakaknya.
Michael pun keluar dari mess dan menghampiri kakaknya yang menunggu di luar pabrik.
Terlihat Marco sedang meremas tangannya sendiri. Marco sangat panik dan bingung ditambah dengan penyakit kejiwaannya yang sangat merugikan orang banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Pemenang YAWW 9 😴🤕
aku baca-baca menarik perhatian ku ...🤭🤭
2022-10-19
0