“Aku lapar sekali!”
Wanita itu merengek lapar saat Michael menyingkirkan semua makanannya.
“Jika kau makan semuanya tanpa henti, perutmu akan sakit dan tak nyaman. Jangan makan semuanya sekaligus.”
Michael mengambil sebuah pisang yang berada di tangan kanan wanita gila itu dan mengambil sebuah roti yang berada di tangan kiri wanita.
Michael selalu sabar saat menghadapi permasalahan yang selalu ia temui setiap harinya.
“Makanlah secara perlahan, sedikit-demi sedikit.”
“Katamu aku cantik, karena makan dengan lahap.”
“Bukan itu maksudku. Jika kau menyukai seseorang, saat dia makan pun terlihat cantik.”
Michael dengan sabar berbicara dengan wanita itu sembari menyeka pipi dan bibir wanita gila yang penuh dengan sisa makanan.
Wanita itu pun tersenyum, lalu memeluk Michael saat itu juga, di depan para perawat dan pasien lain yang melihatnya.
“Suamiku!!”
“Lantas, kenapa kamu berselingkuh dengan model kurus itu?”
Wanita itu mulai melantur dengan pertanyaan-pertanyaannya.
Saat wanita itu masih memeluk Michael, salah satu perawat telah berdiri di belakang wanita itu, membawa suntikan yang berisi obat penenang.
Setelah obat itu disuntikkan, wanita itu pingsan dan para perawat lainnya membantu memindahkannya kembali ke kamar.
Michael kembali ke tempat ia meletakkan gelas yang telah berisi serbuk kopi.
Saat hendak mengisi gelas itu dengan air panas, Michael melihat banner yang menunjukkan bahwa, penulis terkenal, Ella akan datang ke rumah sakit jiwa tempat ia bekerja.
Michael pun teringat pada Marco, kakak kandungnya yang sangat mengidolakan Ella.
Marco pun juga mengoleksi semua buku dongeng yang dibuat oleh Ella di rumahnya.
Michael kembali menaruh gelasnya, lalu menelpon Marco untuk memberitahu kabar itu.
“Apakah kau sudah makan, Kak?”
“Aku makan ramen pagi ini.”
“Kamu makan ramen lagi? Jangan makan mie terus. Makanlah lauk yang sudah kubelikan untukmu.”
Marco hanya diam tak membalas ucapan adiknya itu.
“Sedang apa?”
“Menggambar,” jawab Marco singkat.
“Kamu menggambar di buku wanita itu lagi?”
“Bukan ‘wanita itu’. Dia Ella, penulis terkenal di kota ini,” jawab Marco yang tak terima dengan ucapan adiknya, seakan merendahkan Ella.
Michael pun tersenyum dan berkata,
“Ya, itulah maksudku. Penulis Ella.”
“Kudengar, dia akan mengunjungi RSJ tempatku bekerja. Dia akan mendongeng di bangsal anak.”
“Aku akan berangkat sekarang juga. Naik bus biru nomor 37, lalu turun di pertigaan, kemudian naik angkot.”
Marco yang mendengar bahwa Ella akan menghadiri RSJ tempat Michael bekerja, tergesa-gesa dan buru-buru untuk menuju ke RSJ.
“Kak,” panggil Michael.
“Lalu turun tepat di depan RSJ,” Marco yang terus ngedumel tanpa menghiraukan adiknya yang memanggilnya.
“MARCO!!!”
Michael kesal dan berteriak, hingga para perawat lainnya yang berada di sekitarnya mendengar suara Michael.
Begitupun dengan Marco yang berhenti dari ocehannya saat adiknya meneriakinya lewat telepon.
“Coba tarik nafas tiga kali!” Michael menyuruh kakaknya untuk tenang.
Marco pun menuruti ucapan adiknya dan mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya kembali, sebanyak tiga kali.
Saat Marco sudah cukup tenang, Michael melanjutkan ucapannya.
“Dengarkan aku baik-baik, Kak. Walaupun kau berangkat sekarang, sudah terlambat. Lagi pula hanya anak-anak yang bisa masuk kesana. Kau bukan anak kecil lagi, kan?”
“Aku Marco. Umur 32 tahun. Lahir pada tahun 1992. Walaupun terlihat muda, tapi aku bukan anak kecil.”
Marco dengan sedikit kepribadiannya yang tempramen, masih tak terima walau telah dinasehati oleh adiknya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments