Mereka berdua pun saling bertatapan di ruangan itu.
“Apa kau sekarang berusaha menggodaku? Apakah aku mengingatkanmu dengan seorang gadis dalam kenangan indahmu?”
“Aku tak pernah bilang itu kenangan indah.”
Michael kembali mengingat saat ia bertemu gadis itu saat kecil, dan membelah kupu-kupu dihadapannya menjadi 2 bagian.
“Jangan salah sangka. Itu bukan kenangan yang indah.”
“Begitukah?”
Ella mengangguk dan menepuk dada Michael.
“Tapi, semakin buruk kenangan itu, maka semakin bertahan lama di hatimu.”
Michael menyingkirkan tangan Ella dari dadanya lalu,
“Sampaikan ini kepada pak Tom. Aku sangat mengerti kesulitannya.”
“Apa katamu?”
“Meski begitu, dia tak perlu repot-repot. Suruh dia berhenti menghubungiku.”
Michael pun berjalan meninggalkan Ella dan pergi dari ruangan itu.
Tom bersama Feli masuk ke dalam ruangan, dan mencegah Michael, tepat saat sebelum Michael keluar dari pintu.
“Astaga. Ya ampun.”
Tom merangkul pundak Michael dan menahannya agar tak meninggalkan ruangan itu.
Tom dan Feli datang ke ruangan itu dengan membawa tiga kardus berukuran sedang, yang akan diberikan pada Michael, sebagai tanda permintaan maaf.
“Kau pasti sudah menunggu lama. Astaga. Maafkan aku, Michael. Jalanannya sangat macet sekali hari ini.”
“Marilah duduk dulu bersamaku dan meminum sebotol Whiskey.”
“Tidak perlu, Pak Tom.”
Michael menolak dan akan pergi langsung dari sana.
Saat Michael akan pergi, Feli mengingatkan Michael soal tanda tangan Ella.
“Kau sudah mau pergi? Jangan lupa untuk meminta tanda tangan Nona Ella.”
Michael malu setengah mati saat Feli mengucapkan itu di depann Ella.
Tapi, Michael tetap berusaha terlihat santai.
Begitupun dengan Ella yang tertawa mengejek Michael.
“Hahahaha. Tanda tanganku?”
“Bukan begitu…”
“Kau tadi memintaku untuk mendapatkan tanda tangan Nona Ella.”
Feli memotong ucapan Michael.
“Jadi, ucapanmu soal mataku dan seorang gadis dalam kenanganmu itu, hanya demi tanda tanganku?”
“Tidak.” jawab Michael.
Ella pun berjalan mendekati Michael.
“Bukan uang atau ****, ternyata yang kau inginkan adalah tanda tanganku?”
“Tidak seperti itu.” Michael kembali menegaskan.
“Wahhh. Bagus sekali. Sambil jumpa penggemar dadakan, kita bisa duduk bersama dan minum….”
“Baiklah. Aku akan berikan tanda tanganku.”
Ella memotong ucapan Tom yang terus berusaha membujuk Michael, agar mau duduk dan minum bersamanya.
Ella mengambil buku barunya yang baru saja dicetak dan akan dirilis minggu depan.
“Ini buku terbaruku, baru saja dicetak. Baiklah. Katakan, siapa namamu?”
Michael hanya diam saat Ella bertanya, siapa namanya.
“Namamu?”
“Marco.”
Akhirnya Michael menjawab, saat Ella mengulang pertanyaannya.
“Apakah ini untukmu, Michael? atau mungkin keponakanmu?” Tom bertanya.
“Ini untuk kakakku.”
“Astaga. Ternyata kakakmu juga seorang penggemar Ella. Penggemarnya dari banyak kalangan usia dan dari berbagai negara. Basis penggemarnya sangat besar sekali.”
“Baiklah. Selamat. Anggap saja ini sebagai….”
“Ini.”
Ella memberikan buku yang telah ditanda tanganinya dan memotong ucapan Tom, saat Tom akan memberi tiga kardus berukuran sedang kepada Michael.
“Baiklah. Terima kasih. Aku pamit dulu.”
Michael mengambil buku yang telah ditandatangani Ella, lalu pergi dari sana.
“Sampai jumpa lagi, Tuan Michael.” ucap Ella.
“Tidak akan pernah terjadi.” sahut Michael sebelum keluar pintu.
“Sial! Dia harus menerima barang ini dahulu.”
Tom bergegas mengejar Michael yang sudah keluar.
“Pak Michael!! Pak Michael! Pak Michael. Tunggulah sebentar. Tunggu sebentar…”
Tom berhasil mengejar Michael dan menahan tangannya agar tak pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments