“Besok mau pergi ke toko buku?”
“Kau mau membohongiku lagi? Bahkan anak yang berumur tiga tahun…”
“Kau mau ku belikan dinosaurus? Kau selalu ingin buku itu. Kak!”
“Kau berbohong. Kenapa berbohong? Kenapa kau berbohong padaku? Berbohong itu perbuatan tercela.”
Michael putus asa karena melihat kondisi kakaknya yang lebih terlihat seperti seorang autis.
“Astaga. Kau menyedihkan sekali.”
Jim menghela nafas panjang dan melihat buku-buku Ella yang dikoleksi Marco di rak buku miliknya.
“Wanita bernama Ella ini adalah sumber masalah dari semua ini. Aku akan membakar semua buku ini!”
Jim berdiri dan mulai mengambil buku-buku Ella yang dikoleksi Marco.
“Buku apa? Jangan! Tidak boleh.”
Marco keluar dari tendanya, karena mendengar bahwa Jim akan membakar semua buku koleksinya.
“Tidak. Tidak. Tidak. Tidak boleh. Jangan. Jangan lakukan itu. Tidak boleh. Jangan!
“Tak boleh? Kenapa tak boleh? Ini semua yang membuatmu jadi menyusahkan adikmu sendiri. Aku akan membakar semuanya.”
“Tidak boleh. Jangan! Jangan dibakar!”
*KRIIING!!!!
Saat Jim dan Marco saling berebut buku, ponsel Michael pun berbunyi.
Michael membuka ponselnya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan.
Ternyata, pesan itu dari Tom dengan mengirimkan pesan yang berupa video permintaan maaf untuknya dan Ella.
“Halo, Pak Michael. Aku Tom, CEO dari penerbit buku dongeng anak-anak.”
“Pertama-tama, mengenai kejadian dengan penulis kami hari ini, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya.”
“Jika tak keberatan, ada sesuatu yang ingin kami bicarakan. Aku berharap besok kita bisa bertemu di perusahaan kami.”
“Tolong jangan ditolak. Izinkan aku bertemu denganmu dan menebus kesalahanku!”
Di akhir video, Tom berlutut dan memohon pada Michael.
Michael yang telah melihat video itu, hanya membalasnya dengan singkat.
“Ya. Baiklah.”
Kemudian, ia kembali untuk melerai Marco dan Jim yang masih saja berebut buku.
“Sudahlah, Jim. Hentikan itu.”
Michael kembali merapikan buku yang sudah berantakan.
“Kenapa kakakmu membaca buku anak-anak? Astaga. Aku pusing.”
“Jim tidak tahu seni. Seni itu indah.”
“Tutup mulutmu. Aku tahu seni. Jangan remehkan aku! Buku erotis baru bisa disebut dengan seni, bukannya dongeng anak-anak yang kau baca itu.”
“Pergi saja kau Jim. Pergi dari sini! Pulanglah kau ke rumahmu!”
“Hentikan!!! CUKUP!!!”
Michael berteriak karena kesal melihat Jim yang tak mau mengalah menghadapi kakaknya yang autis.
Marco pun kembali ke dalam tendanya dengan membawa beberapa buku dongeng.
Begitupun dengan Jim, ia bergegas menggelar kasur lantai yang cukup lebar, lalu tidur di tempat tinggal Michael.
***
Di apartemen tempat Ella menginap, terlihat Ella yang baru selesai mandi dan masih mengenakan baju handuk yang menutupi seluruh tubuhnya.
*DING DONG!!!
Terdengar seorang menekan tombol lonceng dari luar kamar Ella.
Ella bergegas keluar dan melihat siapa yang datang malam-malam.
Saat Ella membuka pintu, Jane telah berdiri disana untuk memberi kabar soal ayah Ella yang sedang dirawat di rumah sakit panti jompo, tempatnya bekerja.
“Jane?”
Jane mengetahui alamat apartemen Ella tinggal, karena Tom lah yang memberi tahu alamat itu padanya, agar Tom tak terganggu karena masalah pribadi Ella.
Ella sangat kaget karena perawat yang mengurus ayahnya adalah Jane.
Jane sudah mengetahui bahwa anak dari Roy adalah Ella, tapi ia hanya diam saja karena kesal dengan sikap Ella pada ayahnya sendiri.
Ella dan Jane adalah teman satu kelas saat mereka masih duduk di bangku SMP.
Mereka berdua sudah lama tak bertemu selama puluhan tahun, sejak lulus dari SMP.
“Masuklah, Jane. Tunggu di dalam. Aku akan memakai baju dahulu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments