“Untuk menyatakan rasa menyesalku, tolong terima minuman madu ini.”
Michael mengambil salah satu dari tiga kardus itu, lalu membukanya.
Didalamnya, berisi lembaran uang 100 dolar yang memenuhi kardus itu.
“Hhhh. Ini terlalu banyak untukku sendiri.”
“Mungkin bisa kau bagikan dengan teman-temanmu.”
“Begitukah?”
“Ya.”
“Haruskah aku membagikannya sekarang?”
Michael berjalan ke arah karyawan kantor yang sedang bekerja, dan akan menyebarkan uang itu disana.
“Astaga. Jangan. Jangan lakukan itu! Jangan… Tidak!”
Michael kembali mengurungkan niatnya, dan mengembalikan kardus yang berisi uang itu pada Tom.
“Aku sungguh tidak butuh ini. Jangan ikuti aku lagi.”
Michael pun pergi dari sana meninggalkan Tom.
“Tapi… Tunggu!”
Tanpa menghiraukan panggilan Tom, Michael terus berjalan keluar dari perusahaan Tom.
“Astaga!! Selama sepuluh tahun membereskan kekacauan yang telah dibuat oleh Ella, tak pernah ada yang menolak ini sebelumnya. Aneh sekali. Perasaan ku tidak enak.” gumam Tom.
Ella melihat Michael berjalan meninggalkan perusahaan, dari balkon belakang gedung.
Ella sangat mengagumi ketampanan Michael dari sana dan bergumam sendirian sambil melihat Michael yang terus berjalan menjauh.
“Indahnya. Sangat indah. Aku menginginkannya.”
Ella mengulurkan tangannya dan mencoba membayangkan, seakan-akan ia bisa meraih Michael dengan tangannya.
“Aku menginginkannya. Aku menginginkannya!”
Ella terus mencoba membayangkan dapat meraih Michael dengan tangannya dan bergumam sendirian di balkon.
“Permisi, Nona. Apa kau memanggilku?”
Ella menurunkan tangannya kembali dan berhenti menghalu, saat Feli datang.
“Kau mau pekerjaan sungguhan, bukan?”
“Ya, Nona. Aku sangat menginginkan itu. Perintahkan aku apa pun. Aku akan melakukan semua yang kamu suruh.”
“Selidiki laki-laki yang baru saja keluar itu.”
“Apa maksudmu?” tanya Feli yang kebingungan.
“Jika Tom sampai tahu, aku akan merobek mulutmu, jadi, selidiki ini secara diam-diam. Kau mengerti?”
Feli hanya mengangguk dan segera pergi meninggalkan Ella.
Begitupun dengan Michael, ia telah mendapatkan bus dan segera kembali ke tempat tinggalnya.
Di bus, Michael membuka buku yang diberi oleh Ella.
Di halaman depan buku itu tertulis,
“Kak, Marco. Datanglah ke acara peluncuran buku baruku. Kau bisa mendapatkan tanda tangan dan berfoto bersama denganku. Mari bersenang-senang bersama. Ella menantikanmu. Muach.”
“Sial! Ada apa dengan wanita ini?” gumam Michael yang kemudian meletakkan buku itu di sampingnya.
Sesampainya Michael kembali ke rumah, ia langsung memberi buku itu pada Marco.
Marco membuka buku itu dan sangat senang sekali, saat melihat namanya ditulis oleh Ella.
Marco pun bergegas membuka lemari dan akan mempersiapkan pakaian yang akan dipakainya, saat mendatangi acara peluncuran buku.
Seperti biasa, Marico selalu bergumam sendirian saat senang maupun sedih. Sudah menjadi kebiasaan Marco sebagai orang yang menderita autis sejak lahir.
“Kau senang?” Michael bertanya.
“Kak Marco! Datanglah ke acara peluncuran buku baruku. Tanda tangan. Dapat tanda tangan dan berfoto bersama. Mari bersenang-senang bersama. Ella menantikanmu. Asyik.”
Marco terus bergumam ngedumel sendirian, dengan menirukan tulisan yang ditulis oleh Ella di bukunya.
Michael hanya tersenyum yang melihat kakaknya sangat senang dengan itu.
“Aku harus terlihat seperti mahasiswa di Universitas Oxford. Astaga. Bagus sekali.”
Marco mulai memilih baju satu persatu dan mencobanya di depan cermin.
“Cobalah baju ini, Kak. Ini terlihat keren.”
Michael memberi baju pilihannya pada Marco.
Marco mengambilnya dan mencobanya kembali di hadapan cermin.
“Terlihat keren…. Seperti apa ekspresi wajah yang keren? Ekspresi wajah yang keren. Ekspresi wajah yang keren. Seperti apa itu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments