Di dalam kamar pribadinya, putri Jasmine dan ibunya, permaisuri Hindun sedang menunggu keberhasilan suruhan mereka untuk menghabisi putri Medina Al-Akhmaar.
"Ibu, beberapa saat lagi pernikahan putri mahkota akan dilaksanakan tetapi kenapa suruhan ibu belum datang juga." putri Jasmine berjalan mondar-mandir di dalam kamar itu dengan perasaan resah.
Gadis itu sangat takut kalau rencana ibunya akan gagal disaat akhir waktu seperti itu.
"Tenangkan dirimu Jasmine. ibu yakin sekali kalau perempuan itu pasti berhasil. Kemampuan bela dirinya tidak bisa diragukan lagi. Dan ia adalah pengawal kepercayaan kerajaan Azzurri."
"Baiklah ibu, aku akan sabar menunggu kabar itu. Tetapi apakah kita akan berdiam diri di sini saja sedangkan pernikahan itu terjadi di aula kerajaan." putri Jasmine semakin bingung dengan keadaan yang sudah direncanakan oleh ibunya itu.
"Tentu saja kita akan bergabung sayang tetapi kamu kan yang akan memakai pakaian putri Medina dan menggantikannya menjadi pengantin jadi bersabarlah sedikit saja." putri Jasmine akhirnya berusaha menenangkan dirinya. Ia akan menunggu beberapa saat lagi agar semua keinginannya tercapai.
"Kamu tunggulah disini bersama pelayanmu. Ibu akan segera keluar untuk menyambut semua tamu dari kerajaan-kerajaan tetangga."
"Baiklah ibu, aku akan menunggu." jawab putri Jasmine dengan berusaha untuk tenang meskipun hatinya sangat ingin segera keluar dari kamar itu.
Permaisuri Hindun bersama para pelayannya segera menuju ke Ambajadores, aula istana. Ia ingin mendengar dan mendapatkan sendiri kabar tentang kematian putri Medina Al-Akhmaar di dalam kamarnya.
Seorang pelayan kepercayaannya ia perintahkan menuju kamar pribadi putri mahkota untuk mengetahui keadaan terkini calon mempelai pengantin perempuan itu.
Pelayan itu terus memantau keadaan sekitar sampai seorang gadis
Sementara itu di dalam kamar pribadi putri Medina Al-Akhmaar. Ia sedang dipakaikan gaun yang sangat indah sebagai seorang calon istri dari pangeran ElRasyid Al-Hasan bin Ishaq Hasan.
"Anda sangat cantik sekali putri. Saya yakin pangeran ElRasyid Al-Hasan akan sangat gembira jika bertemu dengan anda."
"Zarah, jangan membuatku malu. Ayo kita segera menuju ruang aula." putri Medina Al-Akhmaar tersenyum malu. Entah kenapa hatinya juga sangat berdebar hebat ketika mendengar nama calon suaminya itu.
"Baik tuan putri," jawab Zarah dengan senyum diwajahnya.
Setelah Abu Zubair meninggalkan kamar putri mahkota kerajaan itu, Putri Medina Al-Akhmaar dijemput oleh beberapa pelayan yang ditunjuk oleh raja karena acara pernikahan akan segera dilaksanakan.
Permaisuri Hindun merasakan dadanya mendidih karena yang muncul di hadapannya adalah putri Medina Al-Akhmaar yang ia suruh lenyapkan oleh seorang pelayan perempuan.
Rencananya gagal total tetapi ia berusaha bersikap ramah. Perempuan itu membayangkan bagaimana sakit hatinya putri Jasmine ketika tahu apa yang terjadi.
Semua tamu memuji kecantikan putri Medina Al-Akhmaar yang duduk disebuah singgasana khusus untuk para tamu perempuan. Nikob atau cadar yang selama ini ia gunakan dibuka dan bisa dilihat oleh semua tamu perempuan.
Sedangkan di sebuah ruangan yang berbeda, pangeran ElRasyid Al-Hasan bin Ishaq Hasan sedang mengucapkan ijab kabul agar segera resmi menjadi suami dari Putri mahkota dari Kerajaan AlHambra itu, ialah, Medina Al-Akhmaar binti Hakim Al-Akhmaar.
"Barakallahu laka wabaroka alaikumaa, wajamaa baina kumaa fi Khoir, Aaamiin aaamiin ya Allah." seorang pemuka agama melantunkan doa bagi kedua mempelai.
Semoga kehidupan keluarga dua orang pangeran dan putri mahkota dari kedua kerajaan Islam di Andalusia ini semakin memperkuat hubungan mereka yang selama ini baik.
"Selamat pangeran ElRasyid Al-Hasan, anda sudah menjadi seorang suami dan akan membantu memajukan kerajaan AlHambra ini."
"Selamat padamu wahai pangeran ElRasyid Al-Hasan, kemampuanmu dalam tata kota akan kami tunggu di kerajaan ini."
"Terima kasih banyak, sesungguhnya Allah yang Maha menguasai ilmu pengetahuan. Saya hanya dianugerahiNya sedikit saja."
Semua orang berbahagia dan memberi selamat kepada pasangan dan juga dua anggota keluarga kerajaan yang berbeda itu. Kerajaan AlHambra dan juga kerajaan Al Amin di Granada Andalusia.
Putri Jasmine yang baru bergabung di ruangan itu setelah lama menunggu di kamar pribadinya merasakan hatinya sangat sakit karena keinginannya tidak tercapai lagi. Sang permaisuri menatapnya dengan tatapan wajah sedih dan kasihan.
"Berusahalah untuk tampil gembira sayang," bisik permaisuri Hindun pada putrinya yang tampak tidak bersemangat.
"Bagaimana aku bisa gembira ibu, kalau semua rencana kita gagal total. Dan sekarang putri Medina Al-Akhmaar sudah sah menjadi istri pangeran ElRasyid Al-Hasan." jawab putri Jasmine dengan balas berbisik.
"Bersabarlah sayangku. Raja Lukman Al-Akhmaar saja bisa aku rebut dari permaisuri Sabrina apalagi yang ini. Ibu yakin kamu juga bisa."
"Kamu lebih cantik sayangku. Semua orang menyukaimu, jadi jangan sampai wajahmu menampakkan kalau kamu tidak gembira dengan pernikahan saudaramu."
"Tersenyumlah Jasmine." permaisuri Hindun terus menerus memberikan semangat pada putrinya itu agar bisa tampil lebih normal dan sopan serta ramah pada semua tamu yang hadir.
"Iya ibu, aku akan ikuti semua keinginanmu." putri Jasmine mengalah. Ia mulai memasang wajah pura-pura berbahagia atas pernikahan itu meskipun hatinya sangat cemburu ketika semua orang datang pada putri mahkota itu dengan ucapan selamat dan do'a bahagia dari semua orang yang hadir.
"Aku sungguh tak sabar melenyapkan dirimu Medina Al-Akhmaar!" geram putri Jasmine dengan tatapan mata benci pada saudara tirinya itu.
"Aku ingin kembali ke kamarku saja ibu," ujarnya kepada sang permaisuri yang ada di sampingnya.
"Kenapa? pesta baru saja dimulai Jasmine. Dan aku sudah mengatakan kalau kamu harus tetap berada di tempat ini, mengerti?"
"Ibu, izinkan aku kembali ke kamar sekarang juga. Hatiku ingin meledak ibu, jika melihat mereka semua sangat bahagia di hadapanku."
"Jasmine, belajarlah mengendalikan emosimu sendiri. Sudah ibu bilang, kamu tidak boleh kemanapun. Tinggallah disini dan nikmati pestanya." permaisuri Hindun dengan tegas memerintah putrinya yang ingin pergi dari tempat itu.
"Ibu,"
"Tunjukan pada semua orang kalau kamu adalah keturunan Raja Lukman Al-Akhmaar dan juga pantas menjadi pemimpin kerajaan ini."
"Bukan cuma Medina Al-Akhmaar putri Sabrina. Apakah kamu sudah mengerti Jasmine?" Dengan menarik nafas berat putri Jasmine mengangguk dan mulai menegakkan kepalanya.
"Iya ibu, aku adalah putri raja Lukman Al-Akhmaar. Dan aku juga pantas mendapatkan kedudukan seperti putri Medina Al-Akhmaar miliki."
"Nah itulah yang harus kamu tanamkan di dalam hatimu Jasmine agar hatimu kuat dan tidak mudah kalah dari putri mahkota itu."
"Baiklah ibu, mulai sekarang aku akan memasang bendera perang untuk saudaraku itu. Semua yang jadi miliknya harus menjadi milikku juga," tekadnya di dalam hati.
🍀🍀🍀
Bersambung
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Sahabat Novel
hati Jasmine perlu direfresh
2022-10-12
3
Susilawati Rela
aku curiga, jangan jangan ibunya Medina , permaisuri Sabrina, kayaknya emang diracun sama itu emaknya si Jasmin....😠🤔😠
2022-10-10
5
Palma077
akhirnya Sah juga, sLamat kedua mempelai
2022-10-09
3