Bab 15 Pertarungan Di Mulai

Putri Medina Al-Akhmaar dibantu oleh Zarah binti Abdullah memakai pakaian besi yang biasa digunakan untuk berperang. Hari ini adalah pertarungannya dengan seorang pria yang mengaku bernama putra Al-Hasan.

"Zarah ini rahasia kita bertiga, meskipun aku sudah melapor kepada ayahanda raja Lukman Al-Akhmaar." Zarah tersenyum. Ia tidak menyangka tuan putri Medina yang ia kenal sangat cerdas dalam berpikir bisa tertipu oleh pangeran ElRasyid Al Hasan.

"Baik tuan putri, saya akan mengikuti semua yang tuan putri perintahkan."

"Tapi bolehkah saya tahu apa kata paduka raja dengan keputusan anda ini?" tanya Zarah mulai penasaran.

"Ayahanda menyetujui keinginanku karena paduka juga sangat menginginkan menantu yang ahli bertarung seperti pria itu."

"Apa latar belakang keluarganya tidak ditanyakan oleh paduka raja tuan putri?"

"Ah iya. Aku juga heran Zarah. Baru kali ini raja tidak banyak bertanya dan sepertinya cepat setuju. Tapi sudah bagus kan?"

"Betul sekali tuan putri. Saya juga setuju saja," jawab Zarah dengan berusaha menahan senyumnya.

Setelah putri Medina Al-Akhmaar selesai bersiap. Mereka berdua pun menuju ruangan khusus untuk berlatih itu.

Pedang yang masih berada dalam sarungnya itu sudah dipegang oleh putri Medina Al-Akhmaar kemudian melangkah ke arah pangeran ElRasyid Al-Hasan yang juga sedang memegang pedangnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi tuan putri. Apakah kabar anda baik hari ini?" sapa pangeran ElRasyid Al-Hasan dengan wajah menunduk. Sungguh ia tidak sanggup memandang mata indah putri Medina Al-Akhmaar dibalik nikobnya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh ya Sayyidul Hassan. Alhamdulillah aku sehat dan siap melawan anda sekarang." putri Medina menjawab kemudian mengatur kuda-kuda untuk menyerang.

Cling

Cling

Cling

Bunyi senjata tajam dari baja itu saling bertentangan dan menimbulkan suara yang cukup nyaring memenuhi ruangan itu.

Putri Medina Al-Akhmaar merasa bahwa Sayid Hasan sepertinya tidak berusaha menyerang. Pemuda itu hanya menggunakan sistem mempertahankan diri sehingga Medina merasakan kesal. Akhirnya ia menghentikan serangannya.

"Apa maksud anda sebenarnya ya Sayyid?" tanya putri Medina Al-Akhmaar sembari mengarahkan ujung pedangnya yang tajam ke arah leher pemuda itu.

"Anda sengaja mengalah untuk apa hah?" tanyanya lagi dengan nafas memburu. Tatapannya tajam ke mata elang pemuda Granada itu untuk pertama kalinya karena sangat kesal dan marah. Nafasnya saja sudah memburu tidak sabar. Putri Mahkota AlHambra itu merasa dipermainkan padahal ia sangat bersemangat.

"Karena aku mendengar kalau tuan putri sudah dikhitbah oleh pangeran ElRasyid Al-Hasan dari kerajaan Al Amin. Aku tentunya tidak ingin menyalahi aturan agama kita dengan menikahi seseorang yang sudah dilamar oleh orang lain." pangeran ElRasyid Al-Hasan menjawab dengan suara tenangnya.

"Putuskan dulu perjodohan itu dengannya tuan putri." saran pangeran ElRasyid Al-Hasan dengan mimik wajah yang masih sama. Sangat tenang.

Cling

Putri Medina Al-Akhmaar melempar pedangnya ke lantai hingga menimbulkan bunyi nyaring.

"Anda pecundang! Katakan saja sejak awal kalau anda berniat seperti ini ya Sayyid sehingga aku tidak perlu mempersiapkan diri seperti ini."

"Aku bisa saja mengalahkanmu tetapi bukan itu yang aku inginkan tuan putri. Temuilah dulu Pangeran ElRasyid Al-Hasan untuk membuat segalanya jadi lebih mudah."

"Baiklah. Aku akan menemuinya tetapi setelah itu kita masih akan bertarung."

"Apa anda sangat ingin aku menjadi suamimu tuan putri?" tanya pangeran ElRasyid Al-Hasan dengan senyum khasnya.

Putri Medina Al-Akhmaar baru menyadari kalau ia sudah lama menatap pemuda itu.

Seketika jantung Putri Medina Al-Akhmaar berdebar kencang. Ia lalu menarik pandangannya dan menunduk.

"Anda terlalu banyak bicara ya Sayyid. Sekarang pergilah. Aku sudah malas bertemu dengan anda." ujarnya dengan perasaan berubah tidak bersemangat.

Ia pikir dengan cara seperti ini ia bisa lepas dari perjodohan dengan pangeran ElRasyid Al-Hasan tetapi sepertinya ia harus bertemu sendiri dengan pangeran itu dan membatalkannya.

Pangeran ElRasyid Al-Hasan tersenyum samar dengan keputusannya. Sesungguhnya ia ingin berhadapan sendiri dengan calon istrinya itu dengan kepala dingin dan membicarakan apa masalahnya hingga ia menolak menikah dengannya.

Hari itu mereka berdua berpisah untuk bertemu kembali dalam suasana yang berbeda.

Zarah binti Abdullah melepaskan pakaian sang putri mahkota dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

"Apa ada hal yang lucu Zarah hingga wajahmu tampak sangat gembira?" tanyanya pada pelayan pribadinya itu.

"Tidak tuan putri. Saya hanya merasa sayyid Hasan itu adalah pemuda yang baik hati dan sungguh takut akan azan Tuhan jatuh padanya."

"Tapi aku sangat kesal dan marah Zarah. Aku berlatih sangat keras beberapa hari ini hanya untuk pertarungan hari ini. Jadi seharusnya kan aku tidak dikecewakan."

"Sabar tuan putri. Ketika anda bertemu dengannya lagi saya yakin sekali pertarungan sebenarnya pasti akan terjadi. Jadi siapkan mental anda." Zarah merapikan pakaian sang tuan putri kemudian mengundurkan dirinya lalu menunduk.

"Ah iya. Berikan pesan kepada Abu Zubair pengawal pangeran ElRasyid Al-Hasan kalau aku ingin bertemu dengannya besok di Ambajadores." titah sang putri agar segera dilaksanakan oleh Zarah binti Abdullah pelayannya.

Zarah binti Abdullah pun segera meminta diri dan melanjutkan pesan penting itu kepada pengawal kepercayaan Pangeran ElRasyid Al-Hasan.

Seperti biasa Abu Zubair ketika mendapat pesan penting dari putri mahkota maka ia pasti akan langsung bergerak cepat. Tetapi kali ini ia tidak perlu berangkat ke bagian lain dari Granada untuk mencari pangeran ElRasyid Al-Hasan karena pria itu ada du dalam lingkungan istana kerajaan AlHambra.

"Assalamualaikum warahmatullahi, mohon paduka izinkan hamba menyampaikan kabar baru dari putri mahkota Medina Al-Akhmaar."

"Waalaikumussalam warahmatullahi. Katakanlah Abu Zubair!" titah pangeran ElRasyid Al-Hasan dengan senyum diwajahnya.

Ia sudah bisa menebak berita apa yang akan disampaikan oleh pengawalnya itu tetapi ia ingin prasangkaannya itu benar adanya.

"Putri Mahkota Medina Al-Akhmaar ingin bertemu dengan anda di aula istana ini besok setelah matahari terbit." lapor Abu Zubair dan langsung membuatnya semakin gembira.

"Terimakasih banyak Abu Zubair. Katakan padanya kalau aku pangeran ElRasyid Al-Hasan bersedia bertemu dengannya."

"Baiklah pangeran akan saya sampaikan padanya. Permisi. Assalamualaikum warahmatullahi."

"Waalaikumussalam warahmatullahi." pangeran ElRasyid Al-Hasan memandang punggung pengawalnya itu dengan senyum diwajahnya.

Meskipun ia baru saja bertemu dengan gadis itu tetapi entah kenapa ia sudah tidak sabar menunggu hari esok tiba.

Ia harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin agar putri mahkota itu terkesan padanya.

🍀

Bersambung

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Sahabat Novel

Sahabat Novel

Pertarungan yang ditunggu tunggu tapi diluar hayalan

2022-10-11

2

Susilawati Rela

Susilawati Rela

lah mereka yg mo ketemuan....kok aku yg deg-deg plas....🤭🤭🤭

2022-10-10

3

Palma077

Palma077

pangeran gak mau melawan, ada apa ya🤔

2022-10-09

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2 Bab 5 Rencana Thania
3 Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4 Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5 Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6 Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7 Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8 Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9 Bab 9 Belajar Di Universitas
10 Bab 10 Undangan Zubaidah
11 Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12 Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13 Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14 Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15 Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16 Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17 Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18 Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19 Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20 Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21 Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22 Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23 Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24 Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25 Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26 Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27 Bab 27 Gelombang Dahsyat
28 Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29 Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30 Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31 Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32 Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33 Bab 33 Balasan Kejahatan
34 Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35 Bab 35 Ucapan Terimakasih
36 Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37 Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38 Bab 38 Gara-gara Qatayef
39 Bab 39 Perang Bergolak
40 Bab 40 Pengkhianat Negara
41 Bab 41 Perayaan Kemenangan
42 Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43 Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44 Bab 44 Malam Istimewa
45 Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46 Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47 Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48 Bab 48 Drama Berpamitan
49 Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50 Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51 Bab 51 Syukur Nikmat
52 Bab 52 Hasan Dan Husain
53 Bab 53 Mari Berolahraga
54 Bab 54 Berita Gembira
55 Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56 Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57 Bab 57 Merasa De Javu
58 Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2
Bab 5 Rencana Thania
3
Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4
Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5
Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6
Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7
Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8
Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9
Bab 9 Belajar Di Universitas
10
Bab 10 Undangan Zubaidah
11
Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12
Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13
Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14
Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15
Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16
Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17
Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18
Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19
Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20
Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21
Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22
Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23
Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24
Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25
Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26
Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27
Bab 27 Gelombang Dahsyat
28
Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29
Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30
Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31
Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32
Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33
Bab 33 Balasan Kejahatan
34
Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35
Bab 35 Ucapan Terimakasih
36
Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37
Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38
Bab 38 Gara-gara Qatayef
39
Bab 39 Perang Bergolak
40
Bab 40 Pengkhianat Negara
41
Bab 41 Perayaan Kemenangan
42
Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43
Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44
Bab 44 Malam Istimewa
45
Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46
Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47
Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48
Bab 48 Drama Berpamitan
49
Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50
Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51
Bab 51 Syukur Nikmat
52
Bab 52 Hasan Dan Husain
53
Bab 53 Mari Berolahraga
54
Bab 54 Berita Gembira
55
Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56
Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57
Bab 57 Merasa De Javu
58
Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!